2.1 Teori Aksi
Strategi pedagang waralaba dalam merekrut pelanggan diwujudkan dalam bentuk tindakan sosial yang penuh arti dilakukan oleh pedagang itu sendiri. Menurut
Weber tindakan sosial adalah tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjek bagi dirinya Damsar, 2002:124
Tindakan pedagang waralaba menyangkut prilaku perdagangan yang merupakan pertukaran prilaku dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.
Dalam hal ini termasuk melakukan adaptasi trend dan model yang beredar dipasaran. Dan merekapun memperhitungkan strategi dan merek dengan tujuan agar
memperoleh keuntungan sebagai pendapatan hidup sehingga strategi yang dilakukan dapat mempertahankan usahanya.
Pedagang waralaba Tela-Tela Fried Cassava dalam strategi mempertahankan usahanya berusaha melebarkan jaringannya dan merekrut pelanggan melalui teori
aksi tentang tindakan sosial sebagai konsep dasar dari Talcott Parsons mengatakan bahwa manusia merupakan aktor yang kreatif dari realitas sosialnya dan memiliki
kebebasan untuk bertindak. Menurut teori aksi manusia merupakan aktor yang aktif dan kreatif dari realitas sosial. Asumsi teori aksi yakni :
1. Tindakan manusia mulai dari kesadaran sendiri sehingga subjek dan situasi
eksternal dalam posisinya sebagai objek. 2.
Sebagai subjek manusia bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. 3.
Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, metode, serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi tidak dapat diubah
dengan sendirinya. 5.
Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan dilakukannya.
Talcott Parsons menggunakan istilah ”action” mengatakan secara tidak langsung aktifitas, kreatifitas, dan proses penghayatan diri individu dengan menyusun
skema unit-unit dasar tindakan sosial dan karekteristik sebagai berikut : 1.
Adanya individu sebagai aktor. 2.
Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan tertentu 3.
Aktor mempunyai alternatif cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuan. 4.
Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisisituasi serta dapat membatasi tindakan untuk mencapai tujuan.
5. Aktor berada di bawah kendali nilai-nilai, norma-norma dan ide abstrak yang
mempengaruhi dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan Ritzer, 2004:57.
Talcott Parsons juga mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu organisme yang hidup, agar dapat bertahan hidup dan mencapai suatu tujuan maka perlu empat
prasyarat fungsional yaitu : 1.
A-Adaptation Adaptasi -
Bahwa semua sistem sosial berawal dari hubungan dua 2 orang sampai dengan sistem sosial yang lebih besar dan rumit, harus mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya yang dihadapinya baik itu lingkungan fisik atau sosial.
Universitas Sumatera Utara
- Harus terdapat suatu penyesuaian dari sistem itu terhadap tuntutan kenyataan
yang keras dan mungkin dapat diubah dari lingkungan. -
Juga dapat dilakukan proses transformasi aktif dari situasi itu, yakni menggunakan keadaan lingkungan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
2. G-Goal Attainment Pencapaian Tujuan
Tindakan diarahkan bukan untuk mencapai tujuan pribadi individu, melainkan tujuan bersama para anggota sistem sosial.
3. I-Integration
Agar suatu sistem sosial dapat berfungsi secara efektif maka diperlukan adanya tindakan solidaritas di antara individu-individu terlibat. Masalah integrasi merujuk
pada kebutuhan untuk menjamin ikatan emosional yang mampu menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk bekerja sama dapat dikembangkan dan
dipertahankan. 4.
L-Latent Patent Maintenance Pemeliharaan Pola-pola yang Laten Suatu sistem sosial diharapkan mampu mengatasi kemungkinan bahwa suatu saat
para anggotanya akan merasa letih dan jenuh sehingga mengarah pada terhentinya interaksi. Ini dapat dikatakan wajar, tetapi harus diperhatikan agar komitmen
terhadap kelompok tetap utuh sehingga interaksi sistem dapat dilanjutkan bila dirasa perlu Doyle, 1986:131.
2.2 Jaringan Sosial