Sifat yang dimiliki Totti juga tidak jauh dari sifat yang dimiliki kakak serta neneknya. Adapun sifat yang dimiliki Totti adalah perhatian hal ini ditunjukkannya
dengan keramahannya kepada Mira, perempuan yang baru saja ditolong oleh nenek dan kakaknya. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut :
“Kak Mira Kak Mira” seru gadis manis itu sambil menyentuh lagi bahu Mira.
“O, Totti. Good morning How are you, toh Dik? Good ya?” tanggap Mira, berbahasa Inggris pasar dengan aksen Jawa kental.
“Kakak makin sehat bukan?” tanya Totti kemudian. “Ya, terima kasih, Dik Totti. Itu atas kebaikan nenekmu dan kamu,”…WSV :
30-31.
Selain perhatian, Totti juga suka menghibur. Hal ini terlihat pada kutipan berikut:
Totti tersenyum, “O iya. Aku yakin itu,”—ia lalu memeluk Mira sambil berbisik, “Makanya, kakak tidak usah mengingat-ingat lagi hal-hal yang
membuat kaka sedih, karena Bapa telah menyelamatkan kakak. Okey? Sekarang kita ngobrol soal lain saja WSV : 38-39.
6. Julia
Julia merupakan tokoh protagonis dengan kedudukan sebagai tokoh tambahan. Julia adalah istri dari Ian Camarro, Julia digambarkan sebagai sosok perempuan yang
jelita dan anggun. Hal tersebut digambarkan pada kutipan berikut : “ Contoh itu Nyonya Julia yang tampil alami, toh tampak jelita dan anggun, “
Bu Sepuh menyebut keanggunan Julia, istri Ian Camarro WSV : 171.
Selain memiliki fisik yang cantik, Julia juga memiliki hati yang mulia hal tersebut terlihat dari kepedulian sosialnya yang tinggi terhadap orang lain khususnya
buat Mira. Hal ini terlihat pada kutipan berikut : “ Kalau boleh, aku mau kok ikut menangani kasus ini. Perempuan Java itu
dipulangkan ke Java setelah lelaki yang menyiksa ditangkap dan dihukum gantung” WSV : 131.
Universitas Sumatera Utara
7. Ian Camarro
Ian Camarro merupakan tokoh antagonis dengan kedudukan sebagai tokoh tambahan. Tokoh Ian Camarro juga digolongkan pada tokoh dinamis, karena Ian
Camarro pada dasarnya merupakan tokoh yang memiliki sifat yang baik yang ditunjukkan melalui kepeduliannya terhadap orang-orang yang susah, namun tokoh
ini kemudian mengalami perubahan watak karena kehadiran Mira, gadis Jawa dari Indonesia yang menyita perhatian istri dan anaknya. Hal ini membuat Ian Camarro
menjadi sosok yang kasar, emosional, dan kehilangan kepedulian sosial. Ian Camarro adalah suami dari Julia. Ian merupakan sosok suami dan ayah
yang sangat memperhatikan keluarganya dan pekerja keras. Hal ini terlihat ketika Ian melarang istrinya Julia dan anaknya Nichko yang ingin terlibat jauh pada kasus yang
dihadapi Mira. Sebenarnya larangan tersebut merupakan bentuk dari perhatian Ian karena dia takut istri dan anaknya ikut terlibat dalam masalah hukum. Hal tersebut
terlihat pada kutipan berikut : “Hem, aku kan sudah berkali-kali bilang, keluarkan segera perempuan yang
bernama Mira dari rumah kita,” Ian Camarro tegas, suaranya menggelegar. “Dengar? Paham?”
Julia terisak-isak. Ian Camarro menyambung kalimatnya dengan kasar, “ You tidak usah menangis begitu. You tidak usah bercengeng-cengeng, serahkan
saja urusan Mira itu kepada Mama Sofia. Dan, bilang sama Nicho, dia tidak usah lagi mengurusi kasus Mira. Kalau dia keras kepala, terus mau mengurusi
Mira, aku tidak akan mendanai lagi lembaganya. Biar dia mencari dana dari pihak-pihak lain” WSV : 217.
Dari kutipan tersebut juga telihat bahwa Ian yang tadinya sosok ayah dan suami yang baik berubah menjadi ayah dan suami yang kasar sejak Mira hadir
ditengah-tengah kehidupan keluarganya. Ian Camarro sebenarnya memiliki jiwa sosial seperti istri dan anaknya, namun dia enggan mengurus kasus Mira terlalu jauh karena
kasus Mira tersebut melibatkan dua negara yang berbeda dan Ian tidak memahami hukum di negara Mira, yaitu Indonesia. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut :
Universitas Sumatera Utara
“Tumben, kau bersikap begitu. Ada apa?” Julia tampak tidak suka. “Tidak apa-apa,” sahut Ian Camarro datar.
“Memangnya kenapa?” “Biasanya kau care terhadap mereka yang tertindas dan Nicho kau dukung