Bu Sepuh Mbeko Penokohan

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa Mulder memiliki sifat yang kasar dan tidak berperikemanusiaan dimana Mulder telah menyiksa Mira dengan tindak kekerasan seperti menendang, memukul, dan meludahi Mira. Disamping sifatnya yang kasar ternyata Mulder memiliki keahlian menyenangkan serta memanjakan perempuan. Seperti yang dialami Mira pada kutipan berikut : “ Mister Mulder sering memberi saya oleh-oleh berupa pakaian bagus-bagus, parfum, sepatu, tas—semua bermerk, buatan luar negeri. Bahkan, ketika Mister Mulder pulang dari Afrika, saya diberi oleh-oleh kalung emas dan subang berlian. Indah sekali. Benda terindah yang pernah saya miliki…” WSV : 51. “Ya, pada mulanya ia sangat romantis. Saya sering diberi bunga mawar merah dan kado-kado yang membuat saya bahagia…WSV : 55. Kutipan tersebut menunjukkan bahwa awal berkenalan dengan Mira, Mulder menunjukkan sikap romantisnya agar dapat menaklukkan hati Mira, namun ternyata Mulder memiliki niat yang tidak baik, hal tersebut terdapat pada kutipan berikut: Mulder ketika belum edan, sangat menghormati saya saat-saat bercinta…” “Apa yang dilakukan Mulder setelah kakak anggap edan?” Totti memandangi Mira yang tampak marah. “Mulder menjual vagina saya kepada tema-temannya” mata Mira berair, bibirnya gemetar pucat WSV : 55.

3. Bu Sepuh

Bu Sepuh atau Mama Sofia merupakan tokoh protagonis dengan kedudukan sebagai tokoh utama. Bu Sepuh digambarkan sebagai seorang inyanga-dokter tradisional Zulu yang ternama. Ia merupakan keturunan Inyanga kepercayaan Raja Shaka. Bu Sepuh digambarkan sebagai perempuan yang memiliki sifat yang penuh kasih dan tulus yang ditunjukkan dengan kepeduliannya dengan orang-orang disekelilingnya, hal tersebut terlihat pada kutipan berikut : “ Semoga lekas sembuh, Nak” kata Bu Sepuh dengan kelembutan yang tulus, menggunakan bahasa Zulu. Mira memahami kalimat itu dengan jiwanya, diekspresikan melalui sorot matanya yang mulai membinar. Bu Sepuh mengusap mata itu dengan air mawar yang diambilnya dari kendi sambil berbisik, “Nak, sebentar lagi kekuatanmu akan kembali”. Bu Sepuh Universitas Sumatera Utara memandangi Mira dengan sorot matanya yang teduh. Mira terharu, matanya berlinang-linang. Ingin rasanya ia mengucapkan terima kasih kepada perempuan sepuh yang baik hati itu, dengan sembah sujud, tetapi tubuhnya belum bisa digerakkan WSV : 23. Dari kutipan tersebut terlihat bahwa Bu Sepuh walaupun baru mengenal Mira tetapi dia mau merawat Mira dari luka-luka akibat kekerasan yang dialami Mira, bukan hanya sekedar mrawat luka Mira, Bu Sepuh juga ikut terlibat jauh dalam mencari keadilan untuk Mira. Hal ini menunjukkan Bu Sepuh juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut : “Mbeko” seru Bu Sepuh. “Apa pendapatmu mengenai nasib Mira selanjutnya?” “Ya, Saya belum bisa menjawab sekarang. Granny bijaksana menemui Tuan Camarro dan Nicholas untuk ikut memecahkan kasus Mira. Tuan Camarro bisa kita harapkan memberi bantuan untuk memulangkan Mira ke Java. Nicholas bisa kita mintai bantuan dari segi hukumnya. Lelaki yang membuang Mira itu tidak boeh dibiarkan. Ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.” Mbeko berbicara dengan hati-hati. “ Benar katamu, Mbeko. Lelaki itu harus mempertanggung-jawabkan perbutannya. Kalau dibiarkan, dia akan terus bertindak brutal begitu, membuang-buang perempuan seenaknya setelah menikmati vagina perempuan yang dibuangnya. Hem…terlalu Dasar binatang…” Gigi Bu Sepuh menggegat WSV : 115.

4. Mbeko

Mbeko merupakan tokoh protagonis dengan kedudukan sebagi tokoh tambahan, karena kemunculannya pun hanya sedikit. Tokoh Mbeko ini juga digolongkan pada tokoh statis, karena tokoh Mbeko tidak menunjukkan adanya perubahan atau perkembangan sejak muncul sampai cerita berakhir. Mbeko merupakan cucu laki-laki dari Bu Sepuh. Pengarang menggambarkan sosok Mbeko, sebagai berikut : … wajah Mbeko mirip Totti : kulitnya tembaga terang, alisnya tebal—setebal rambutnya yang hitam berombak, matanya jernih tajam—tetapi membiaskan kelembutan. Ia gagah karena bertubuh tinggi, atletis, dan dadanya bidang. Mbeko seorang lelaki tampan dan berwibawa…WSV : 36-37. Sifat Mbeko ternyata tidak jauh dari neneknya Bu Sepuh, Mbeko merupakan laki- laki yang memiliki sifat perhatian hal ini ditunjukkannya ketika menolong Mira yang Universitas Sumatera Utara pingsan dengan luka ditubuhnya dan membawanya ke rumahnya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut : “ Yebo, memang Bang Mbeko yang menolong kakak pertama kali. Yaitu, ketika Bang Mbeko pulang dari gereja, melihat kakak tergeletak di semak- semak dengan kondisi yang mengenaskan. Lalu, Bang Mbeko memanggil muda-mudi sini untuk menolong kakak…,” WSV : 37. Selain itu, Mbeko merupakan pemuda yang giat bekerja serta jujur. Dia bekerja di perusahaan minuman sari buah milik Ian Camarro. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut : Untunglah Ian Camarro mendapat orang-orang yang tepat untuk mengelola usahanya. Salah satunya adalah cucu Bu Sepuh, Mbeko. Meskipun, Mbeko bukanlah pemuda yang brilian, tetapi ia pekerja keras dan jujur. Bagi Ian Camarro, kondisi Mbeko seperti itu lebih dari cukup. Buktinya, kehadiran Mbeko di perusahaannya dapat menjadi salah satu roda penggeraknya WSV : 194. 5. Totti Totti merupakan tokoh protagonis dengan kedudukan sebagai tokoh tambahan. Totti merupakan adik Mbeko. Totti digambarkan sebagai gadis remaja yang masih memiliki rasa ingin tahu yang besar, hal tersebut terdapat pada kutipan berikut : “…Mulder suka ngasih B.H dan celana dalam warna merah jambu, berenda- renda. Celananya, bagian bawahnya, pas vagina…ada jendelanya… ya ada lubangnya, jadi… Mulder dapat dengan mudah menyentuh-nyrntuh vagina maupun clitoris saya… kapan saja ia mau. “ Woww… hem… hiii… God” seru Totti melotot, lalu pipinya memerah dan darahnya mendesir disertai getaran pada syaraf-syaraf vaginanya. “Maaf, apa cerita saya tidak usah saya lanjutkan?” tanya Mira serius, karena melihat reaksi Totti yang tampaknya shock mendengar apa yang ia ceritakan.” Truskan saja. Lanjut Aku perlu mendengar pengalaman kakak,” tegas Totti WSV : 54. Selain ingin tahu, Totti juga masih bersifat kekanak-kanakan yang cenderung pada sifat manja. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut : “ O… Granny, aku cha… cha… tidak mau kelihatan kampungan di depan Nyonya Julia dan Inkosana Edy Nicholas…,” rengek Totti, “Ayolah bantu aku memilih baju-baju ini,” kaki Totti menghentak-hentak…” WSV : 169. Universitas Sumatera Utara Sifat yang dimiliki Totti juga tidak jauh dari sifat yang dimiliki kakak serta neneknya. Adapun sifat yang dimiliki Totti adalah perhatian hal ini ditunjukkannya dengan keramahannya kepada Mira, perempuan yang baru saja ditolong oleh nenek dan kakaknya. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut : “Kak Mira Kak Mira” seru gadis manis itu sambil menyentuh lagi bahu Mira. “O, Totti. Good morning How are you, toh Dik? Good ya?” tanggap Mira, berbahasa Inggris pasar dengan aksen Jawa kental. “Kakak makin sehat bukan?” tanya Totti kemudian. “Ya, terima kasih, Dik Totti. Itu atas kebaikan nenekmu dan kamu,”…WSV : 30-31. Selain perhatian, Totti juga suka menghibur. Hal ini terlihat pada kutipan berikut: Totti tersenyum, “O iya. Aku yakin itu,”—ia lalu memeluk Mira sambil berbisik, “Makanya, kakak tidak usah mengingat-ingat lagi hal-hal yang membuat kaka sedih, karena Bapa telah menyelamatkan kakak. Okey? Sekarang kita ngobrol soal lain saja WSV : 38-39.

6. Julia