Subjek dan Objek Penelitian

pengamatan terhadap gejala objek yang diteliti langsung dilapangan, karena metode observasi merupakan salah satu teknik penelitian yang sangat penting bagi seorang peneliti yang meneliti secara langsung dilapangan. Peneliti memilih jenis observasi partisipatif lengkap yaitu dalam melakukan pengumpulatan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data, jadi suasananya sudah natural sehingga peneliti tidak seperti terlihat melakukan penelitian.” 14 Penulis melakukan pengamatan secara langsung di lapangan dengan berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan terapi yang dilakukan oleh terapis yang bertujuan memahami secara mendetail proses pelaksanaan terapi.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan peneliti dilakukan dalam bentuk wawancara terstruktur Menurut Esterberg dalam buku Sugiyono bahwa: Wawancara terstruktur digunakan bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah dipersiapkan. Selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan menjadi lancar. 15 Peneliti membagi tiga kategori terhadap narasumber yaitu: pertama, mewakili terapis wicara. Kedua, mewakili siswa klien terapi wicara. Ketiga, orang tua dari kedua klien terapi wicara. Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah manusia atau peneliti itu sendiri. Manusia peneliti menjadi bagian yang sangat penting dan segalanya dari seluruh proses penelitian. 14 Ibid., h. 227. 15 Ibid., h. 233. Penulis melakukan sesi wawancara terhadap terapis selaku informan yang paling mengetahui perkembangan klien dalam menjalani terapi sejak awal, kemudian orang terdekat klien yang biasa mengantar klien terapi atau yang paling tahu soal perkembangan si klien.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini penulis memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Dalam studi dokumentasi foto lebih banyak digunakan sebagai alat penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. 16 Foto menghasilkan data yang deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Terdapat kategori foto yang dihasilkan oleh orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. 17 Peneliti mencari informasi seputar riwayat hidup klien dari data yang ada di lembaga sejak awal melakukan terapi beserta kemajuan yang dialami klien selama mendapat terapi dari lembaga. 16 Ibid., h. 240. 17 Bogdan dan Biklen, Metodologi Penelitian Kualitatif 1982 h. 102.

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelayanan Sosial Terhadap Penyandang Tuna Daksa Oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan.

17 80 89

Interaksi Sosial Dan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Werdha Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Binjai

28 203 86

Pengaruh Pelayanan Pusat Rehabilitasi Anak Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan Terhadap Keterampilan Penyandang Tuna Grahita

12 125 92

PEMBELAJARAN INSTRUMEN KEYBOARD PADA SISWA PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG

4 29 129

PENERAPAN MUSIK SEBAGAI MEDIA TERAPI FISIK MOTORIK BAGI ANAK PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG

3 40 131

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 15

PENDAHULUAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 18

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 13

PEMBUATAN VIRTUAL REHABILITASI GAME UNTUK OKUPASI TERAPI DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT SURAKARTA.

0 0 13

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT

0 0 8