Good Corporate Governance Self – assessment
LAPORAN TAHUNAN 2014
23
ANNUAL REPORT
berupa laporan pengawasan dari IBG yang dikirim secara berkala tiap 3 bulan kepada kantor cabang
Bangkok Bank Jakarta. Guna mendukung transparansi, Bank telah memiliki local website
yang memuat informasi finansial dan non finansial serta produk perbankan yang dimiliki.
Terkait implementasi prinsip kepatuhan, Bank senantiaa mensosialisasikan kepada seluruh
jenjang dalam Bank tentang ketentuan-ketentuan baru, prinsip kehati-hatian, prinsip manajemen
risiko, budaya kepatuhan, pengendalian internal. Manajemen mendukung penuh proses yang
menjamin implementasi GCG dalam Bank. Selain itu, kantor pusat Bangkok Bank mendukung
penuh rencana bisnis Bank dalam rangka peningkatan pertumbuhan kredit portfolio dan
penambahan modal disetor dan dana usaha guna memperkuat struktur permodalan Bank.
b. Governance Process Fungsi pengawasan dewan komisaris dilakukan
oleh International Banking Group IBG. Hasil pengawasan tersebut diungkapkan dalam laporan
berkala yang telah disampaikan kepada Kantor Cabang Jakarta.
Bank telah memiliki komite-komite untuk membantu manajemen Bank, yaitu : Komite
Manajemen, Komite Manajemen Risiko, Komite NPL, IT Steering Committee. Rapat komite
dilakukan secara berkala, c. Governance Outcome
Seluruh hasil rapat manajemen dan komite telah dituangkan dalam risalah rapat dan Bank telah
melaporkan kepada OJK terkait pelaksanaan tugas dan fungsi kepatuhan, internal audit, dan SKMR
serta pelaporan terkait pelaksanaan GCG. Penilaian sendiri Bank didasarkan pada prinsip
Good Corporate Governance yang terdiri dari - Kecukupan transparansi laporan;
- Kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan;
- Perlindungan konsumen; - Oyektivitas dalam melakukan assessmentaudit;
- Kinerja Bank seperti rentabilitas, efisiensi, dan permodalan; danatau
- Kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. months to the Bangkok Bank branch office in Jakarta. In
order to support transparency, the Bank has a local website that contains financial and non financial
information and bank owned products.
Related to the implementation of the principle of compliance, Bank always disseminates about the new
provisions, the precautionary principle, the principle of risk management, a culture of compliance, internal
control to all levels within the Bank. Management fully supports the process that ensures the implementation of
GCG in Bank. Additionally, the headquarters of Bangkok Bank fully
supports the Banks business plan in order to increase loan portfolio growth and additional paid-in capital and
operating funds to strengthen the Banks capital structure.
b. Governance Process Commissioners’ oversight function performed by the
International Banking Group IBG. The monitoring results are disclosed in the periodic reports that have
been submitted to the Branch Office in Jakarta. The Bank has committees to assist management of the
Bank, namely: Management Committee, Risk Management Committee, and NPL Committee, the IT
Steering Committee. Committee meetings are conducted regularly,
c. Governance Outcome All the results of management meetings and committees
have been set forth in the minutes of meetings and the Bank has reported to the OJK regarding the conduct of
the duties and functions of compliance, audit internal, and Risk management and reporting related to the
implementation of GCG. Banks self assessment based on the principles of good
corporate governance consists of - The adequacy of transparency reports;
- Compliance with laws and regulations; - The protection of consumers;
- Objectivity in performing assessment audit; - The performance of the Bank such as profitability,
efficiency, and capital; and or - Compliance with applicable regulations.
LAPORAN TAHUNAN 2014
24
ANNUAL REPORT
Dari hasil penilaian sendiri dapat dilihat bahwa peringkat penerapan GCG memiliki peringkat 2
atau ‘Baik’.
Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good Corporate Governance
Penilaian hasil laporan self-assessment tahun 2014 ilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan tidak ada hal-hal yang signifikan ditemukan selama pemeriksaan GCG oleh
pemeriksa Otoritas Jasa Keuangan OJK per posisi 31 Dember 2014 Bank telah menindak
lanjuti rekomendasi yang dibuat oleh Pemeriksa Otoritas Jasa Keuangan OJK.
From the results of the self assessment can be seen that the application of corporate governance ratings have a
rating of 2 or Good
General Conclusions Implementation of Good Corporate Governance
Assessment reports results of self-assessment in 2014 conducted by the Bank in accordance with applicable
regulations and no significant matters discovered by the examiner during the examination GCG Otoritas Jasa
Keuangan OJK as of December 31, 2014, however Bank has followed up on recommendations made by
Otoritas Jasa Keuangan OJK auditors.
LAPORAN TAHUNAN 2014
25
ANNUAL REPORT
PEREKONOMIAN INDONESIA 2014 Indonesia Economy in 2014
Selama tahun 2014 indikator makro ekonomi Indonesia menunjukan fundamental ekonomi yang melambat. Nilai
tukar rupiah terhadap USD melemah dibandingkan dengan tahun 2013 seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia
sebesar 5,02. Nilai Tukar
Nilai tukar USD pada tahun 2014 mengalami pelemahan sebesar 215 nilai dasar dari Rp. 12.170 1 USD pada akhir
tahun 2013 menjadi Rp. 12.385 1 USD pada akhir tahun 2014. Selama tahun 2014, Rupiah berada dalam tren
melemah yang disebabkan oleh kuatnya apresiasi dolar AS yang juga didorong oleh sentimen terkait melambatnya
perekonomian global, gejolak geopolitik global, dan dampak rambatan krisis di Rusia. Dari domestik,pelemahan
dipengaruhi oleh sentimen terhadap defisit transaksi berjalan dan kebutuhan pembayaran Utang Luar Negeri
ULN. Pergerakan Rupiah ke depan diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global.
Pergerakan Rupiah sejalan dengan mata uang kawasan akan diwarnai oleh tekanan dari apresiasi dolar AS. Dolar AS
diperkirakan akan menguat secara across the board terkait rencana normalisasi the Fed yang menopang penguatan
Dolar Indeks. Tingkat Inflasi
Inflasi 2014 tercatat sebesar 8,36 yoy, lebih baik dibanding inflasi 2013 sebesar 8,38 yoy. Dari sisi harga,
terdapat tekanan administered prices yang bersumber dari penyesuaian subsidi BBM dan Tarif Tenaga Listrik TTL.
Suku Bunga Suku bunga acuan Bank Indonesia pada akhir Desember
2014 sebesar 7,75, dengan suku bunga Lending Facility naik sebesar 50 bps menjadi 8,00 dan suku bunga Deposit
Facility tetap pada level 5,75. During 2014 Indonesia’s macroeconomic indicators,
in general, showed slows economic fundamentals. The exchange rate of IDR against USD was weakens
maintained, and Indonesia experienced 5.02 in economic growth.
Exchange Rate
The USD exchange rate in year 2014 was fell against IDR by 215 basis points from Rp. 12,170 1 USD at
the end year 2013 to become Rp. 12,385 1 USD at the end of year 2014. Rupiah is trending lower due
to the strong appreciation of the US dollar which is also driven by sentiment related to the global
economic slowdown, global geopolitical turmoil and contagion effects of the crisis in Russia. In domestic,
influenced by weakening sentiment towards the current account deficit and foreign debt payment
requirements. Rupiah movement forward will still be influenced by global economic developments.
Rupiah movement in line with regional currencies will be colored by the pressure from the appreciation
of the US dollar. The US dollar is expected to be strengthened across the board related to the
normalization of the Feds plans that support the strengthening dollar index.
Inflation Rate
Inflation in 2014 was recorded at 8.36 yoy, better than inflation in 2013 amounted to 8.38 yoy.
From the price, the pressure was coming from administered prices of fuel subsidies and price
adjustments Power.
Interest Rate
Bank Indonesia benchmark interest rate at the end of December 2014 amounted to 7.75, with interest
rates Lending Facility increased by 50 bps to 8.00 and Deposit Facility interest rate fixed at 5.75.
LAPORAN TAHUNAN 2014
26
ANNUAL REPORT
Kondisi Sektor Perbankan Ketahanan industry perbankan tetap kuat dengan risiko
kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga, serta dukungan modal uang kuat. Pada tahun 2014, rasio
kecukupan modal Capital Adequacy ratioCAR masih tinggi, sebesar 19,40, jauh diatas ketentuan minimum 8,
sedangkan rasio kredit bermasalah Non Performing LoanNPL tetap rendah dan stabil di kisaran 2,0. Kondisi
Likuiditas membaik terutama didorong oleh ekspansi rekening pemerintah. Pertum,bnuhan Kredit sebesar 11,6
dan pertumbuhan DPK tercatat sebesar 12,3.
Banking Sector Condition
The resilience of the banking industry remains strong with credit risk, market liquidity and fairly
maintained, as well as the support of a strong financial capital. In 2014, the capital adequacy ratio
Capital Adequacy Ratio CAR is still high, at 19.40, well above the minimum requirement of
8, while the NPL Non Performing Loan NPL remain low and stable in the range of 2.0 .
Liquidity conditions improved mainly driven by the expansion of government accounts. Pertum, bnuhan
credit of 11.6 and deposit growth stood at 12.3.
LAPORAN TAHUNAN 2014
27
ANNUAL REPORT
LAPORAN MANAGEMEN Management Report
Selama periode tahun 2014, Bangkok Bank secara berkesinambungan telah meningkatkan kinerjanya dengan
berbagai cara. Beberapa aspek yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut:
Produk dan Jasa
Fokus usaha bank adalah pada sektor korporasi perbankan dengan lingkup bisnis utamanya didalam transaksi
perdagangan luar negeri. Bank menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan untuk melayani
kebutuhan yang spesifik dari nasabah. Untuk menarik lebih banyak nasabah dan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan bank dengan tingkat harga yang kompetitif. Produk dan Jasa yang ditawarkan bank adalah:
1. Pinjaman 2. Deposito
3. Pengiriman uang 4. Kegiatan Ekspor dan Impor
5. Jaminan Bank 6. Transaksi Valuta Asing
Teknologi Informasi
Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dan untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk
nasabah, bank memandang bahwa teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Bank terus bekerja sama
dengan bagian informasi teknologi kantor pusat guna memperkenalkan dan memperbaharui teknologi informasi,
Bank secara berkesinambungan melaksanakan proyek pemutakhiran sistim pelaporan ke Bank Indonesia dan
juga telah berhasil mengimplementasikan sistem KYC dan AML dengan aplikasi yang di sediakan oleh kantor pusar,
dan bank juga melakukan pengembangan atas sistem program pemantauan transaksi aktivitas yang
mencurigakan. Lebih dari itu, bank melakukan peningkatan atas sistem giro, kliring, kas bank dengan
mengimplemetasikan Cashier System.
Struktur Organisasi
Selama tahun berjalan, Bank telah memulai suatu program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan
memperbaiki prosedur operasi. Lebih dari itu, struktur organisasi ditinjau kembali minimum sekali dalam
setahun, seperti meninjau tingkatan perintah, dan memperbaiki komunikasi internal. Bank yakin bahwa
kualitas dan usaha dari karyawan merupakan kunci sukses, oleh karenanya bank membangun kekuatan dan budaya
kerja dengan motto “Pelayanan yang berkualitas dengan kerja sama yang baik dalam tim kerja.”
During the 2014 period, Bangkok Bank has continued to improve its performance in many
ways. Some of the specific aspects are mentioned below:
Product and Services
The bank focuses on corporate banking sector with scope of business is primarily to engage in
International trade finance. Bank provides a broad variety of banking products
and services catering for the specific needs of our customers. In order to attract more customers and
to increase our service quality at competitive price. Products and services offered by the bank are :
1. Loans 2. Deposit
3. Remittance 4. Export and Import
5. Bank Guarantee 5. Foreign Exchange
Information Technology
In order to increase the efficiency and work productivity as well as providing better services to
our customers, bank viewed technology as vital role. Bank is continuously working with Head
Office Information Technology Department to introduce and upgrade new information technology
system. Bank continuously improve Bank’s reporting system process to Bank Indonesia and
Bank has also successfully implemented KYC and AML system from Head Office, and bank has
developed a system to monitor suspicious acitivity on a daily basis. More than that, bank has
successfully upgraded our current account, clearing, cash system through the implementation
of Cashier System
Organizational Structure
During the year, the Bank has initiated a program to enhance the quality of customer service by
improving the operational procedures. Moreover, the organizational structure was revised minimum
once a year, so as to review the chain of command, and improve internal communication. Bank
recognizes that the quality and effort of our staff is the key to our success and our competitive
advantage. Bank are, therefore, building on our traditional strength, which is the culture of
providing “Service excellence with quality and team work “
LAPORAN TAHUNAN 2014
28
ANNUAL REPORT
Manajemen Risiko
Dalam melakukan kegiatan usaha bank sering dihadapkan pada risiko – risiko sehari-hari seperti risiko pasar, risiko
likuiditas, risiko kredit, risiko legal, risiko operasonal, dan risiko terkait lainnya.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia no. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite
Manajemen Risiko. Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko KMR
pada tanggal 30 Oktober tahun 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia SE
no.521DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan.
Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada General
Manager, yang sekurang-kurangnya meliputi: 1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman
penerapan manajemen risiko. 2. Perbaikan
atau penyempurnaan
pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaan yang dimaksud. 3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan
bisnis yang menyimpang dari prosedur normal.
Bank sudah mematuhi kewajiban Bank Indonesia atas pelaporan profil risiko. Keseluruhan pedoman manajemen
risiko telah diserahkan kepada Bank Indonesia. Bank telah melakukan antisipasi terhadap 8 delapan
risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan counterparty memenuhi kewajibannya.
Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan penyediaan dana,
treasuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book.
Terkait dengan Risiko Kredit, Bank telah menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut:
Menetapkan kebijakan dan prosedur kredit, termasuk Credit Risk Rating CRR serta General
Underwriting Standard GUS, yang berlaku sebagai acuan dalam melakukan analisa kredit.
Melakukan review atas lending policy, untuk dikinikan sesuai dengan rekomendasi Unit
Risk Management
In conducting the bank’s business it is constantly exposed to daily risks such as market risk, liquidity
risk, credit risk, legal risk, operational risk, and other risks, which relates to the bank’s business.
Based on Bank Indonesia regulation no. 58PBI 2003 dated May 19, 2003, it is mandatory for a
bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management
Committee RMC on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular
letter SE
No.521DPNP regarding
the implementation of risk management in banking
industry. The function and responsibility of Risk
Management Committee are to provide recommendation to General Manager covering at
least the following: 1. Formulation of policy, strategy, and guidelines
for implementation of risk management. 2. Correction or improvements for risk
management implementation based on the risk management evaluation.
3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal
procedure. Our bank has complied with Bank Indonesia
requirement on risk profile report submission. Full set of risk management guideline has already been
submitted to Bank Indonesia. Bank are anticipating 8 risks inherent attached in
the bank business as follows:
Credit Risk
Credit risk is the risk of default by counterparty. Credit risk may arise from various business lines of
the Bank, such as credit provision of funds, treasury and investment, and trade financing,
recorded both in the banking book and the trading book.
In relation to credit risk, Bank has implemented the following Risk Management:
Establishing Lending Policy and Procedures, including Credit Risk Rating CRR and
General Underwriting Standard GUS, which are used as a guideline in analyzing credit.
Evaluating and updating the Lending Policy to
be in
accordance with
the
LAPORAN TAHUNAN 2014
29
ANNUAL REPORT
Kepatuhan, Bank Indonesia, Kantor Pusat, serta peraturan-peraturan baru yang berlaku.
Membentuk Credit Acceptance Unit CAU, untuk membantu proses review dan evaluasi aplikasi kredit
yang diajukan oleh bagian Marketing. Melakukan Loan Committee Meeting untuk
memutuskan pemberian kredit baru, perpanjangan, maupun merekomendasikan aplikasi kredit ke kantor
pusat. Melakukan analisa portfolio kredit berdasarkan
konsentrasi sektor industri, customer concentration
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas
Risiko Pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portfolio yang dimiliki
oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Risiko Pasar terdiri dari risiko suku bunga, risiko posisi modal, risiko
komoditas, risiko nilai tukar, dan risiko harga option. Dalam hal ini bank hanya mempertimbangkan risiko nilai
tukar mata uang asing dalam risiko pasar. Bank telah mampu mengatur dan mengendalikan risiko ini dengan
melakukan pemantauan melalui laporan harian yang dihasilkan oleh sistem komputer.
Risiko Likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban
yang telah jatuh waktu. Bank membentuk Asset Liability Committee ALCO
yang mempunyai fungsi untuk mengatur tingkat bunga dan likuiditas Bank.
Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system dan adanya problem eksternal yang mempengaruhi
operasional Bank. Manajemen Risiko dan proses risiko adalah bagian dari
keseluruhan kerangka pengendalian internal. Manajemen bertugas membuat dan memelihara proses pengendalian
internal secara efektif. Untuk itu, Bank telah menyusun kebijakan dan prosedur operasional sebagai panduan
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. recommendations from Compliance, Bank
Indonesia, Head Office, as well as other prevailing new regulations.
Establishing Credit Acceptance Unit CAU to help in reviewing and evaluating the credit
applications proposed by the Marketing. Conducting Loan committee Meeting to
approve new credit, facility extension, as well as recommending credit application to Head
Office for further approval. Performing credit portfolio analysis, based on
industry concentrations, as well as customer concentrations.
Market Risk and Liquidity Risk
Market risk is the risk arising from movement in market variables in portfolios held by the Bank that
could incur losses for the bank. Market risk consists of interest rate risk, equity position risk,
commodity risk, foreign exchange risk and option price risk. Bank is exposed to only foreign
exchange risk in this matter. Bank is able to manage and control this risk by monitoring with
daily report generated by in-house computer system.
Liquidity risk is the risk caused among others by the inability of the Bank to settle its liabilities as it
falls due. Bank has established Asset Liability Committee
ALCO with the function of regulating the interest rate and Bank’s liquidity.
Operational Risk
Operational risk is the risk caused among others by inadequacy andor dysfunction of internal
processes, human error, system failure, and external problems affecting the operations of the Bank.
Risk management and risk processes are part of the overall internal control framework of the
institution. The senior management is tasked with creating and maintaining an internal control process
and monitoring its effectiveness. For that, Bank has established operational policy and procedures as a
guideline in operating its business activities.
LAPORAN TAHUNAN 2014
30
ANNUAL REPORT
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan
adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang- undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan
seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Bank melakukan
review atas dokumen-dokumen legal.
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan
usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Bank telah membentuk Complaint Unit untuk menangani
keluhan nasabah.
Risiko Strategik
Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau
kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Bank melakukan pemantauan serta analisis terhadap
kinerja Bank secara periodical serta melakukan koreksi atas perbedaan yang signifikan.
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Terdapatnya fungsi pengawasan oleh Direktur Kepatuhan, untuk memastikan kepatuhan Bank
terhadap peraturan yang berlaku.
Menginformasikan serta mengsosialisasikan peraturan-peraturan baru dan terkini kepada
manajemen serta
setiap departemen
yang bersangkutan.
Legal Risk
Legal risk is the risk arising from legal weaknesses, among others resulting from legal actions, absence
of supporting provisions in laws and regulations, or weakness of legally binding provisions, such as
failure to comply with legal requirements for contracts and loopholes in binding of collateral.
Bank performs reviews on all legal documents.
Reputation Risk
Reputation risk is risk brought about among others by negative publicity concerning the operations of
the Bank or negative perceptions of the Bank. Bank has established a Complaint unit, with
function of handling any customer complaints.
Strategic Risk
Strategic risk is risk among others brought about by poor setting and implementation of the Bank
strategy, poor business decision-making, or lack of responsiveness of the Bank to external changes.
Bank carry out periodical monitoring as well as analysis on bank’s performance and carry out
corrective action s on any deviations.
Compliance Risk
Compliance risk is the risk arising from failure of the Bank to comply with or implement laws,
regulations, and other applicable legal provisions.
Monitoring function are carried out by the Compliance Director, to ensure the Bank’s
compliance towards all prevailing regulations
Circulating as well as socializing all new and updated regulations to the
Management, as well as all related department.
LAPORAN TAHUNAN 2014
31
ANNUAL REPORT
Sumber Daya Manusia
Bank menyadari pentingnya pelatihan pegawai dan pengembangannya untuk mencapai tingkat kualitas
pelayanan yang tinggi dan juga mempertahankan tingkat persaingannya
. Pada tahun 2014, bank mengadakan
pelatihan yang meliputi pelatihan teknis dan peningkatan keahlian karyawan. Pelatihan ini guna memperbaiki
efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia dan untuk memperbaiki pemahaman mereka akan segala aspek
kebijakan perbankan. Bank memiliki kelompok karyawan yang kompak dan
berdedikasi tinggi. Salah satu prioritas utama bank saat ini adalah mempersiapkan karyawan untuk menyongsong
tantangan masa depan. Dalam tahun 2014, 85 Karyawan telah mengikuti berbagai
pelatihan yang terdiri dari ; Pelatihan Bank Payment Obligation BPO, Manajemen Risiko BSMR, Know
Your Customers KYC, dan sebagainya.
Human Resources
Bank recognizes the importance of personnel training and development for ensuring our high
services quality and thus maintaining our competitive edge. In year 2014, bank has conducted
trainings for both technical and self-improvement skills. The training courses were to improve human
resources efficiency and productivity as well as to enhance their understanding of all aspects of the
banking policies. Bank has a solid group of employee with high
integrities. One of our major priorities is to prepare our staffs for a future challenge.
In 2014, 85 employees have participated in various training consists of ; training Bank Payment
Obligation BPO, Risk Management BSMR, Know Your Customers KYC, and so on.
Profil Karyawan berdasarkan latar belakang pendidikan Desember 2014
Desember 2013 Employee profiles by education level
December 2014 December 2013
Senior high school 1
1 Diploma D1 - D4
4 6
S1 68
60 S2
12 13
Jumlah | Total 85
80 Rencana
Dalam tahun yang akan datang, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan pada level 5,4 - 5,8. Hal ini
dikarenakan pemulihan pertumbuhan global di sektor riil dan keuangan. Maka, di harapkan sektor perbankan akan
tetap mengalami penguatan ditengah keadaan membaiknya perlambatan ekonomi dunia secara umum. Dalam hal ini,
peranan bank dalam hal pendanaan akan membuat peranan penting dengan menawarkan suku bunga pinjaman yang
bersaing. Sektor yang akan mendukung peningkatan aktivitas ekonomi tahun 2015 akan tetap berasal dari
pertumbuhan di sektor-sektor: pertambangan, manufaktur, perdagangan, hotel dan restaurant, transportasi dan
komunikasi. Oleh karena itu, dari keterangan ini, bank telah berupaya
untuk meningkatkan pinjaman yang aktif. Bank berencana untuk memfokuskan diri meningkatkan portfolio pinjaman
dari debitur lama dan menawarkan pinjaman kepada debitur potensial. Strategi bank adalah memberikan
Outlook
In the coming years, Indonesian economic growth is expected to be at level range of 5.4 - 5.8.
This is due to the global economic recovery that causes the decrease in real and financial sectors.
Therefore, The banking sector is still expected to strengthen amidst the global economic recovery. To
promote economic growth, bank’s role in financing will play major role in the economy, and this can be
accomplished by offering competitive lending rates. Supporting sectors that will increase
economic activity in 2015 are still from high growth in the mining, manufacturing, trade, hotels
and restaurants and the transport and communications sector.
Therefore, in this particular, bank has been exerting effort to increase the active cash loan outstanding.
Bank is planning to focus increasing its loan portfolio from existing borrowers and to offer
credit lines to potential borrowers. Our strategy
LAPORAN TAHUNAN 2014
32
ANNUAL REPORT
prioritas kepada pasar dan kostumer yang berkaitan dengan bidang jasa atau produksi dan manufaktur.
Bank akan berfokus pada penyediaan pelayanan dan dukungan aktif pada nasabah, mengintensifkan pemasaran
dan menjaga konsistensi dalam kualitas pelayanan bank. Hal ini termasuk membantu staf bank dalam
memperbaiki keahlian dan kemampuan mereka dalam peningkatan kualitas kerja, perbaikan sistem teknologi
informasi, dan menyediakan dukungan teknis yang memadai
KEPATUHAN KEPADA PERATURAN BANK INDONESIA
Bank terus memonitor kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dengan seksama, terutama kepatuhan atas
praktek perbankan yang sehat seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit, kecukupan modal, giro wajib minimum,
posisi devisa netto dan non performing ratio .
Pejabat Kepatuhan, melalui Kepala bagian terkait mengawasi bahwa prosedur internal dan prosedur –
prosedur lainnya yang berkaitan dengan kepatuhan seperti persetujuan kredit, batas maksimum pemberian kredit dan
prosedur operasional lainnya telah dilaksanakan dengan baik.
Pejabat kepatuhan adalah merupakan pihak independen dari tugas dan kegiatan operasional bank, yang
bertanggung jawab untuk pelaksanaan dan kelalaian dari program kepatuhan Salah satu tugasnya adalah
meyakinkan bahwa kebijakan bank dapat diverifikasi terhadap permintaan kepatuhan.
would give priority to market and customer that have project involve in services or production and
manufacturing. Bank will focus on providing proactive assistance
and supports to our customers, intensify our marketing and maintain consistency in our service
quality. This will include helping our people to improve their skills and abilities in order to produce
work of a higher quality, enhancing our information technology system, and providing the
appropriate technical support
COMPLIANCE TO BANK INDONESIA REGULATION
Bank strictly monitor our compliance to Bank Indonesia regulations especially toward prudent
banking principles, such as legal lending limit, capital adequacy CAR, statutory requirement, net
open position and non performing ratio NPL. Compliance officer through the respective head of
department ensures that all internal procedures as well as all other procedures related to the
compliance’s issues have been well carried out, such as procedures for credit approval, legal
lending limit and other operational procedures. Compliance officer is independent from bank
operational duties. The officer is responsible for the implementation and the oversight of compliance
program. One of many tasks is to ensure that bank’s policy is verified against compliance’s
requirement.
LAPORAN TAHUNAN 2014
33
ANNUAL REPORT
KINERJA BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Performance
Hasil operasi Bangkok Bank Jakarta selama tahun 2014 telah menunjukkan peningkatan dalam kinerja
keuangannya. Kemajuan utama dicapai sebagai dorongan untuk memajukan dasar-dasar operasi bank dan
membangun tingkat pertumbuhan pendapatan.
Aktiva dan Kewajiban
Total keseluruhan pinjaman yang diberikan pada akhir tahun 2014 mencapai Rp. 15.514 milyar, terdapat
peningkatan sebesar 30.44 dari Rp. 11.894 milyar pada tahun 2013. Peningkatan terjadi pada sektor industri
sebesar 81 Total pencadangan untuk pinjaman yang tak tertagih mengalami peningkatan dari Rp. 350,76 milyar
menjadi Rp. 520,76 milyar, terdapat peningkatan 48.47. Total aktiva Bank naik dari Rp. 15.162 milyar menjadi Rp.
22.742 milyar pada akhir tahun 2014. Total simpanan mengalami kenaikan sebesar 69,34 menjadi Rp. 4.421
milyar pada akhir tahun 2014. Sedangkan, rasio pinjaman LDR yang diberikan terhadap simpanan mencapai
350,91 The operating results of Bangkok Bank Jakarta in
2014 have shown improvement in its financial performance. The major progress was made on key
initiatives to strengthen the bank’s operating fundamentals and build revenue growth.
Assets and Liabilities
Total net outstanding loans at year-end 2014 amounted to Rp. 15,514 billion, an increase of
30,44 from Rp. 11,894 billion in 2013. The increase on loan portfolio occurred in industrial
sector by 81. The allowance for possible loan losses has increased from Rp 350.76 billion to
become Rp. 520.76 billion, or increased by 48.47. Total assets of the Bank increased from
Rp. 15,162 billion to Rp. 22,742 billion at the end of year 2014. Total deposit increased by 69.34 to
become Rp. 4,421 billion at year-end 2014. Moreover our loan to deposit ratio has reached up
to 455.58.
Pendapatan – Biaya
Pada tahun 2014, pendapatan bunga bersih naik dari Rp. 595,66 milyar menjadi Rp 1.006.274,26 milyar, atau naik
sebesar 68,93, dikarenakan peningkatan jumlah pinjaman yang diberikan.
Pada tahun 2014, laba operasi mencapai Rp. 625,55 milyar naik sebesar 92,43 jika dibandingkan dengan laba
operasi pada tahun 2013 sebesar Rp.324,56 milyar. Secara keseluruhan, laba bersih setelah pajak pada akhir
tahun 2014 naik dari Rp. 191,63 milyar menjadi Rp.371,06 milyar berbanding tahun 2013.
Income – Expenses
In year 2014, interest revenue has increased from Rp. 595.66 billion to Rp. 1,006,274.26 billion, or
increased by 68.93, due to increase in loan given to customers.
In year 2014, the operating profit amounted to Rp. 625.55 billion increased by 92.43, compared to
Rp. 324.56 billion in year 2013. Overall, the Bank’s Net Profit after Tax at year-
end has increased from Rp. 191.63 billion in year 2014 to become Rp. 371.06 billion compared with
year 2013.
LAPORAN TAHUNAN 2014
34
ANNUAL REPORT
Modal dan Kecukupan Modal
Total modal pada akhir tahun 2014 adalah sebesar Rp. 15.449,86
milyar, meningkat
sebesar 33,18
dibandingkan dengan tahun 2013. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 3 21 PBI 2001 tertanggal 13
Desember 2001 mengenai “Rasio Kecukupan Modal Minimum”,
Bank diwajibkan untuk memiliki modal minimum sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko yang dihitung
pada akhir Desember 2014. Rasio kecukupan modal minimum pada Bangkok Bank tahun 2014 masing-masing
sebesar 69,16 dan 67,09 pada tahun 2013.
Kredit Bermasalah
Pada tahun 2014, Persentase Kredit Bermasalah bersih adalah sebesar 0,00, kredit bermasalah pada tahun 2014
Rp. 75,36 milyar dan Rp. 80,48 milyar pada tahun 2013. Selama tahun 2014. Manajemen melaksanakan langkah
strategis khusus untuk penyelesaian masalah kredit macet, melalui proses hukum, lelang umum dan pembayaran
cicilan. Bank sedang terus menerus menyesuaikan pendekatan kehati-hatian terhadap cadangan pinjaman dan
juga akan lebih memperhatikan dalam memperbaiki manajemen atas Kredit bermasalah.
Peristiwa penting
Pada tanggal 6 januari 2015, Bank telah mentransfer laba bersih periode sebelumnya ke Kantor Pusat sebesar IDR
158.530,75 Juta.
Capital and Capital Adequacy Ratio
The total capital fund stood at Rp. 15,449.86 billion as at year-end 2014, increased by 33.18
compared to 2013. According to Bank Indonesia Regulation No. 3 21 PBI 2001 dated 13
December 2001 regarding “Minimum Capital Adequacy Requirement”, Bank is obliged to have
minimum capital adequacy ratio as much as 8 percent from Risk Weighted Assets counted at the
end of December 2014. Bangkok Bank’s capital adequacy ratio has increased to 69.16 in year
2014 from 67.09 in year 2013.
Non Performing Loans
In year 2014, the percentage of Net Non Performing Loans NPL stood at 0.00, non-
performing loan decreased to Rp. 75.36 billion from Rp 80.48 billion in year 2013. During the year
2014, our management has been giving special attention to solve NPL problem, through legal
process, public auction and installment. The Bank is continuing to adopt a prudent approach to loan
loss reserves and also will continue to focus on improving its management on Non Performing
Loans.
Subsequent Event
On January 6, 2015, Bank has remitted previous year’s net income to Head Office in IDR
158,530.75 Million.
LAPORAN TAHUNAN 2014
35
ANNUAL REPORT
PENGUNGKAPAN PERMODALAN
SERTA PENGUNGKAPAN
EKSPOSUR RISIKO
DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BANK
Capital disclosure and the Disclosure of risk exposures and Risk Management Bank
a. Struktur Permodalan a. Capital Structure
Tabel Pengungkapan Kuantitatif Struktur Table of Quantitative Foreign Bank Capital
Permodalan Bank Asing Structure
31 Desember 2014 31 Desember 2013
31 December 2014 31 December 2013 1
3 3
I KOMPONEN MODAL | COMPONENTS
A Dana Usaha | Net inter office fund 1 Dana Usaha | Net inter office fund
10,592,252 8,706,707 2 Modal Disetor | Paid up capital
3,690,957 1,942,569 B Cadangan | Reserves
1 Cadangan Umum | General reserves 2 Cadangan Tujuan | Specific reserves
C Laba rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan 100 718,394 647,243
Previous years profit loss which can be calculated into capital 100 D Laba rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan 50
185,529 95,813 Current year profit which can be calculated into capital loss 50
E Dana Setoran Modal | Fund for paid up capital F
Other comprehensive income : losses from equity investment for sale 100 G
Other comprehensive income : Gain from equity investment for sale 45 H Revaluasi Aset Tetap 45
Receives of Fixed assets revaluation 45 I
Differences between regulatory provision and impairment of earning assets J
Penyisihan Penghapusan Aset PPA atas aset non produktif yang wajib dihitung Required regulatory provision on non productive assets
K Differences on adjustment of fair value on financial instrument in the trading book
L Cadangan umum aset produktif maks, 1,25 dari ATMR 262,732 208,451
General provision of earning assets maximum 1,25 of RWA M Faktor Pengurang Modal | Capital deduction factor
Eksposur Sekuritisasi | Exposure on securitisation
II MODAL BANK ASING Jumlah 1 s.d 12 - 13 15,449,864 11,600,783
FOREIGN BANK CAPITAL III ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR UNTUK RISIKO KREDIT
21,140,883 16,676,101 RISK WEIGHTED ASSET RWA FOR CREDIT RISK
IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR UNTUK RISIKO OPERASIONAL 633,995 442,503
RISK WEIGHTED ASSET RWA FOR OPERATIONAL RISK V
A Metode Standar | Standardized Method 565,234 174,027
B Metode Internal | Internal Method
VI 69.16