dan kekuasaan pada tingkat
rumah tangga masyarakat dan
makro diskriminasi pada
akses terhadap sumber termasuk hak atas
tanah, pasar dan diskriminasi gender
pada konteks ekonomi makro.
masyarakat. 3. Partisipasi dalam
gerakan-gerakan menghadapi
subordinasi gender yang bersifat kultural,
politis, hukum pada tingkat masyarakat
dan makro.
2.3 Keberdayaan Ekonomi
Kekuatan swadaya bangsa akan terbentuk apabila semua elemen bangsa mau dan mampu menumbuhkan dan memotivasi diri untuk bergerak ke arah peningkatan kapasitas
sehingga tercipta keberdayaan di semua aspek ekonomi, sosial, dan politik dan terlibat aktif dalam kegiatan pembangunan bagi tercapainya masa depan Indonesia yang lebih baik.
Partisipasi aktif dari semua elemen bangsa sangat diperlukan dalam pembangunan. Namun demikian sebagaimana diketahui kebijakan masa lalu tidak memberikan mereka peluang
gerak yang luas untuk mengakses ruang pendidikan, ekonomi, dan politik sehingga pada saat ini sebagian besar rakyat Indonesia masih berada dalam kondisi yang serba terbatas atau tidak
berdaya atau tidak memiliki kapasitas yang memadai.
Hanya terdapat segelintir orang atau sekelompok orang yang hidupnya lebih baik dan berdaya. Karena keterbatasan kapasitas tersebut maka mereka belum mampu berperan serta
secara aktif dan menyeluruh dalam pembangunan, kalaupun terlibat peran mereka hanyalah bersifat parsial sehingga mengakibatkan banyaknya pengangguran. Namun, apabila
Universitas Sumatera Utara
masyarakat tersebut memiliki keberdayaan untuk berusaha maka masyarakat tersebut dapat lepas dari kondisi keterpurukan http:ejournal.unud.ac.idabstrak36.pdf. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran adalah memanfaatkan keahlian dan pengetahuan seseorang atau sekelompok masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan
sendiri atau bahkan membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Kewirausahaan merupakan modal yang ada pada diri manusia untuk melakukan proses produksi, kewirausahaan merupakan konsep, maka untuk menerapkan dalam kegiatan
usaha harus diwujudkan dalam tindakan, bisa saja seseorang memiliki potensi kewirausahaan yang bagus tetapi tidak diwujudkan dalam perilaku, maka potensi itu tidak mempunyai nilai
tambah dalam dunia kewirausahaan.
Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Para wirausaha ini
biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri atau modal bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi usaha yang sehat. Kemandirian
pribadi direfleksikan dalam bentuk kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas yang ada dalam dirinya serta kemampuan dalam membentuk
inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi, dan melakukan inovasi-inovasi di dalam lingkungannya serta upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang
lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan. Keberdayaan berusaha yang dimaksudkan adalah perolehan kemampuan yang mencakup
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang direfkleksikan dengan adanya nilai tambah dari keadaan sebelumnya. Faktor pengalaman dalam pekerjaan juga sangat berperan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, sebab pengalaman itu sendiri berfungsi sebagai seni, dalam menangani berbagai masalah yang timbul dalam rangka menjalankan suatu usaha.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberdayaan tersebut bersumber dari pengetahuan kewirausahaan, keinginan untuk maju atau motivasi berprestasi dan juga
kemandirian pribadi dalam berpikir sehingga setiap pengusaha mampu secara maksimal memanfaatkan keterampilan usaha pada dirinya. Kemampuan memahami lingkungan bisnis,
menurut Cunningham merupakan faktor yang menyebabkan 28,1 keberhasilan usaha skala kecil. Faktor ini terkait dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar dan
menerima perubahan. Kepekaan ini menuntut pribadi-pribadi dengan inisiatif, kreativitas dan
Universitas Sumatera Utara
motivasi yang tinggi. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku kewirausahaan yang mereka miliki. Dengan demikian masing-masing pelaku usaha akan terdorong dalam
meningkatkan kreativitas berpikir, menentukan keputusan yang lebih baik dan mandiri dalam pencapaian sukses usaha. Keberdayaan untuk mengembangkan usaha bergantung kepada
upaya para pengrajin itu sendiri memanfaatkan keterampilan usahanya untuk memuaskan pembeli. Penelitian Cunningham terhadap 178 wirausaha dan manajer profesional di
Singapura, menunjukkan bahwa keberhasilan berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian 49, seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, motivasi
diri, percaya diri dan berfikir positif, komitmen dan sabar. Penelitian Mc. Ber CO menemukan bahwa wirausaha yang berhasil memiliki sifat yang proaktif, berorientasi
prestasi dan komitmen dengan pihak lain. http:repository.usu.ac.idhandle123456789 25436.
Pada dasarnya, keberdayaan ekonomi adalah kemampuan dan kemandirian seseorang maupun kelompok dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara membuka usaha
ataupun bekerja sesuai dengan kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh orang tersebut. Kemandirian yang dimiliki oleh pengrajin sepatu Bunut adalah kemampuan atau keahlian
yang mereka dapat ketika menjadi buruh pembuat sepatu di perusahaan karet. Setelah perusahaan karet tersebut di tutup para buruh yang dulunya bekerja di perusahaan tersebut
menjadi pengangguran karena susahnya mencari pekerjaan. Namun, dengan berbekalkan kemampuan atau keahlian membuat sepatu yang mereka dapat para buruh tersebut pun mulai
bangkit kembali. Dengan menggunakan modal yang didapat dari tabungan sendiri dan pinjaman dari tetangga atau pinjaman dari bank buruh tersebut membuka usaha sepatu kecil-
kecilan pengrajin tersebut pun menunjukkan keahliannya dalam membuat sepatu, dari hasil pembuatan dan penjualan sepatu itulah pengrajin tersebut memenuhi kebutuhan hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Etos Kerja