Prof. Miriam Budiardjo , Partisipasi Politik merupakan kegiatan seseorang
dalam partai politik. Partisipasi Politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-
pemimpin politik dan turut serta secara langsung atau tak langsung dalam pembentukan kebijaksanaan umum.
15
Samuel P. Huntington Nelson, Partisipasi Politik adalah kegiatan warga
negara yang bertindak sebagai pribadi – pribadi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi politik juga
bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal, serta efektif
atau tidak efektif.
16
1.5.2 Jenis – Jenis Partisipasi Politik
Secara sederhana menurut Almond, jenis Partisipasi Politik terbagi menjadi dua: Pertama, partisipasi secara Konvensional di mana prosedur dan waktu
partisipasinya diketahui publik secara pasti oleh semua warga. Kedua, partisipasi secara Non Konvensional, artinya prosedur dan waktu partisipasi ditentukan sendiri
oleh anggota masyarakat yang melakukan partisipasi itu sendiri.
17
Jenis partisipasi yang pertama, terutama pemilu dan kampanye. Keikutsertaan dan ketidakikutsertaan dalam pemilu menunjukkan sejauh mana tingkat partisipasi
konvensional warga negara. Seseorang yang ikut mencoblos dalam pemilu, secara sederhana, menunjukkan komitmen partisipasi warga. Tapi orang yang tidak
menggunakan hak memilihnya dalam pemilu bukan berarti ia tak punya kepedulian
15
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, hal. 52
16
Imawan, Riswadha, “Pemilu Sebagai Mekanisme Demokrasi Politik di Indonesia”, Prospektif, No. 2 Vol. 3 1991, hal. 117
17
Budiardjo, Miriam, Dasar – Dasar Ilmu Politik, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1982, hal. 177
Universitas Sumatera Utara
terhadap masalah-masalah publik. Bisa jadi ia ingin mengatakan penolakan atau ketidakpuasannya terhadap kinerja elite politik di pemerintahan maupun partai
dengan cara menjadi golongan putih. Sementara bentuk partisipasi politik yang kedua biasanya terkait dengan
aspirasi politik seseorang yang merasa diabaikan oleh institusi demokrasi maka ia menyalurkannya melalui protes sosial atau demonstrasi. Wujud dari protes sosial
seperti boikot, mogok, petisi, dialog, turun ke jalan, bahkan merusak fasilitas umum. Tabel 1
Bentuk Partisipasi Politik Menurut Gabriel Almond
Konvensional Non Konvensional
Pemberian suara voting
Pengajuan petisi
Diskusi politik
Berdemonstrasi
Kegiatan berkampanye
Konfrontasi
Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan
Mogok
Komunikasi individual dengan pejabat politikadministratif
Kekerasan politik terhadap harta benda: perusakan, bom, pembakaran
Kekerasan politik terhadap manusia: penculikkan, pembunuhan, perang
gerilyarevolusi
18
Dari jenis partisipasi politik di atas, penelitian ini melihat Partisipasi Politik Konvensional masyarakat Kecamatan Medan Denai pada Pemilu Kepala Daerah
18
Adaptasi dari Gabriel A. Almond, The Study of Comparative Politic, Boston : Little Brown Company, 1974, dalam Mochtar Mas’oed Collin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik,
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1989, hal. 47
Universitas Sumatera Utara
Kota Medan 2010, yang meliputi bagaimana pemberian suara rakyat dalam konteks Partisipasi Politik Konvensional tersebut.
1.5.3 Perilaku dan Budaya Politik