94
dalam proses pembelajaran, artikulasi serta variasi intonasi yang digunakan juga jelas. Setelah menyampaikan materi guru tidak lupa untuk menyimpulkan dan
menginformasikan materi berikutnya. Sedangkan dalam aspek evaluasi pembelajaran terdiri dari penilaian hasil
belajar dan tindak lanjut hasil penilaian. Selain memberikan tes pada akhir satu kompetensi dasar atau satu standar kompetensi, penilaian juga dilakukan oleh
guru selama proses pembelajaran berlangsung dan dinilai secara objektif. Hasil penilaian diiformasikan kepada siswa, kemudian untuk siswa yang nilainya belum
sesuai dengan KKM maka akan diadakan perbaikan atau remedial, sedangkan untuk siswa yang nilainya sudah sesuai atau di atas KKM guru akan mengadakan
pengayaan. Berdasarkan hasil analisis data lapangan yang telah diperoleh data bahwa
dari 95 guru kelas yang menjadi responden dalam penelitian ini, kinerja dari 73 diantaranya berada pada kategori sangat tinggi, dan 22 guru lainnya berada pada
kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kinerja guru SD se- Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman sangat tinggi. Fakta ini membuktikan
guru SD se-Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman sudah memiliki kinerja yang sangat tinggi.
3. Pengaruh Tipe Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru SD se-Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Dari hasil analisis data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tipe kepemimpinan demokratis kepala sekolah terhadap kinerja guru se-
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Pernyataan ini dibuktikan dengan
95
nilai t
hitung
t
tabel
5,848 1,980 dan nilai koefisien korelasi r sebesar 0,519. Berdasarkan nilai yang telah diperoleh tersebut dapat diartikan tipe kepemimpinan
demokratis kepala sekolah adalah salah satu faktor pendukung kinerja guru. Jika nilai kepemimpinan demokratis kepala sekolah mengingkat, maka akan diikuti
dengan peningkatan nilai kinerja guru. Sumbangan efektif dari tipe kepemimpinan demokratis kepala sekolah
diperoleh dari koefisien determinasi r
2
sebesar 0,269. Dengan demikian dapat diartikan kinerja guru SD se-Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman 26,9
ditentukan oleh tipe kepemimpinan demokratis kepala sekolah. Selanjutnya 73,1 kinerja guru SD se-Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman ditentukan oleh
variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Pernyataan analisis tersebut telah membuktikan bahwa tipe kepemimpinan
demokratis kepala sekolah berpengaruh cukup tinggi terhadap kinerja guru SD se- Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Tipe kepemimpinan demokratis
kepala sekolah hanyalah salah satu faktor yang berpengaruh pada kinerja guru. Ada 73,1 faktor lain yang berpengaruh seperti yang diungkap oleh Syafri
Mangkuprawira dan Aida Vitayala Martinis Yamin dan Maisah, 2010: 129-130 yaitu faktor personal, faktor tim, faktor sistem dan faktor kontekstual.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif dan signifikan tipe kepemimpinan demokratis kepala sekolah terhadap kinerja guru
SD se-Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Hipotesis ini sesuai dengan hasil dari penelitian yang membuktikan adanya pengaruh tipe kepemimpinan
demokratis kepala sekolah terhadap kinerja guru SD se-Kecamatan Cangkringan
96
Kabupaten Sleman. Dari hasil penelitian tersebut menjelaskan betapa tingginya peran kepala sekolah untuk memimpin sekolah karena kepemimpinan yang kuat
dari kepala sekolah dapat berfungsi untuk mempengaruhi atau menggerakkan anggota sekolah dalam hal ini guru dalam membina hubungan kerja sama yang
kuat antar anggota sekolah sehingga dapat membantu pengembangan diri guru melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan berimplikasi pada tercapainya
tujuan sekolah.
F. Keterbatasan Penelitian