Tabel 4.2. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel Nama
Variabel Definisi Operasional
Indikator Skala
Rasio Alokasi
Belanja Bantuan
Sosial X1 Belanja bantuan sosial dalam
penelitian ini adalah alokasi belanja bantuan sosial yang
ditampung pada APBD 2012 dan APBD 2013
Perbandingan besaran anggaran belanja
bantuan sosial dengan total belanja yang
ditampung pada APBD. Rasio Alokasi BBS:
BBS:TB x 100 Rasio
Rasio Alokasi
Belanja Hibah X2
Belanja hibah dalam penelitian ini adalah alokasi
belanja hibah yang ditampung pada APBD 2012
dan APBD 2013 Perbandingan besaran
anggaran belanja hibah dengan total belanja
yang ditampung pada APBD
Rasio Alokasi BH: BH:TB x 100
Rasio
Rasio Alokasi
Belanja Modal X3
Belanja modal dalam penelitian ini adalah alokasi
belanja modal yang ditampung pada APBD 2012
dan APBD 2013 Perbandingan besaran
anggaran belanja modal dengan total belanja
yang ditampung pada APBD.
Rasio Alokasi BM: BM:TB x 100
Rasio
Daerah KDH Incumbent
Y Daerah dimana Kepala
Daerah KDH yang mencalonkan kembali
menjadi kdh pada pemilihan umum kepala daerah
Pemilukada tahun 2013 KDH mencalonkan diri
kembali dalam Pemilukada
Nominal
Daerah KDH Non-
Incumbent Y
Daerah dimana KDH tidak mencalonkan kembali
menjadi kdh pada Pemilukada tahun 2013
KDH tidak mencalonkan diri
kembali dalam Pemilukada
Nominal
4.6 Metode Analisis Data
4.6.1. Statistik Deskriptif
Ghozali 2009:19 menyatakan statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata mean, standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi. Pengolahan data menggunakan program aplikasi SPSS Statistical
Product and Service Solution.
Universitas Sumatera Utara
Gambaran mengenai karakteristik variabel dapat diketahui melalui statistik deskriptif. Dari 122 sampel data penelitian akan diperoleh statistik
deskriptif yang menginformasikan tentang nilai minimum, nilai maksimum, rata- rata mean, dan standar deviasi standard deviation.
4.6.2. Pengujian Normalitas
Normalitas data penelitian diuji dengan One Sample Kolmogorov- Smirnov Test dan Shapiro-Wilk dengan tingkat signifikansi 5.
4.6.3. Uji Hipotesis
Apabila asumsi kriteria normalitas terpenuhi, maka untuk uji hipotesis dilakukan dengan uji beda dua variabel sampel berpasangan paired sample t-test
untuk uji hipotesis pertama dan uji beda dua variabel independen independent sample t-test untuk hipotesis kedua.
Rumus paired sample t-test adalah sebagai berikut:
t = nilai dari statistik t Keterangan:
d = rata – rata dari selisih pasangan data dalam sampel µd = rata – rata dari selisih data dalam sampel
S
d
Berikut rumus untuk menghitung nilai S = nilai standar deviasi dari selisih pasangan data dalam sampel
d
:
t = d - µ
d
S
d
√n
S
d
= Σ d -d
2
n - 1
Universitas Sumatera Utara
Rumus independent sample t-test adalah sebagai berikut:
t = nilai dari statistik t Keterangan:
χ
1
χ = nilai rata – rata dari sampel pertama
2
n = nilai rata – rata dari sampel kedua
1
n = jumlah elemen dalam sampel pertama
2
S = jumlah elemen dalam sampel kedua
p
Berikut rumus untuk menghitung nilai S = nilai standar deviasi gabungan dari kedua sampel
p
:
Sebaliknya bila kriteria normalitas tidak terpenuhi, maka digunakan pengujian Wilcoxon Signed Ranks Test untuk hipotesis pertama, dan uji
Mannwhitney-test untuk hipotesis kedua. Rumus wilcoxon signed ranks test adalah sebagai berikut:
t =
χ
1
-
χ
2
S
p
+
1 n
1
1 n
2
S
p
= S
1 2
n
1
- 1 + S
2 2
n
2
- 1 n
1
+ n
2
- 2
n n
+
1 2n + 1
24 Z =
W n n + 1
4
Universitas Sumatera Utara
W = nilai statistik wilcoxon. Keterangan:
n = banyaknya nilai yang bertanda positif atau negatif Z = nilai normal Z terstandarisasi.
Rumus mannwhitney-test adalah sebagai berikut:
U = nilai statistik Mann-Whitney. Keterangan:
n
1
n = jumlah elemen pada sampel pertama
2
Z = nilai normal Z terstandarisasi. = jumlah elemen pada sampel kedua
Sebelum dilakukan uji hipotesis maka pengujian normalitas data dilakukan dengan one sample Kolmogrov – Smirnov Test dengan tingkat
signifikansi 5. Apabila memenuhi kriteria normalitas maka uji hipotesis untuk hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 3 dilakukan dengan uji beda dua variabel
sampel berpasangan paired sample t-test, sedangkan untuk hipotesis 4 sampai dengan hipotesis 6 menggunakan uji beda variabel dua variabel independen
independent sample t-test. Kriteria Uji Hipotesis
Hasil pengujian normalitas diketahui bahwa data untuk hipotesis 1, hipotesis 2, hipotesis 3, hipotesis 4, dan hipotesis 6 tidak memenuhi kriteria
n
1
n
2
n
1
+ n
2
+ 1 12
Z =
U
n
1
n
2
2
Universitas Sumatera Utara
normalitas dengan nilai Sig.2-tailed kurang dari 0.05, sedangkan data untuk hipotesis 5 memenuhi kriteria normalitas dengan signifikansi diatas 0.05.
Hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 3 akan diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test, selanjutnya hipotesis 4 dan hipotesis 6 akan diuji dengan Mannwhitneney-
test Pengujian Non Parametrik, sedangkan untuk hipotesis 5 diuji dengan uji pengujian parametrik yaitu beda dua variabel independen independent sample t –
test. Kriteria uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel.4.3 Kriteria Uji Hipotesis Hipotesis
Kriteria Normalitas Data Uji Hipotesis
1 Tidak Memenuhi Kriteria Normalitas Wilcoxon Signed Ranks Test
2 Tidak Memenuhi Kriteria Normalitas Wilcoxon Signed Ranks Test
3 Tidak Memenuhi Kriteria Normalitas Wilcoxon Signed Ranks Test
4 Tidak Memenuhi Kriteria Normalitas Mannwhitneney-test
5 Memenuhi Kriteria Normalitas
Independent sample t – test 6
Tidak Memenuhi Kriteria Normalitas Mannwhitneney-test
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN