Hasil Belajar Tinjauan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

14 Dari prinsip-prinsip tersebut memberikan penjelasan dalam memaknai belajar dan dapat mengetahui yang perlu diperhatikan dalam mendukung proses pembelajaran.

3. Hasil Belajar

Nana Sudjana 2011: 22 mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Oleh karena itu hasil belajar berhubungan erat dengan belajar. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes sejumlah materi pelajaran tertentu. Pendapat Oemar Hamalik 1999: 159 mengemukakan bahwa hasil belajar adalah tingkat prestasi belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedjiarto Purwanto, 2010: 46 bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Carool dalam Nana Sudjana 2002: 40 berpendapat bahwa hasil belajar yamg dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu a bakat siswa, b waktu yang tersedia untuk belajar, c waktu yang digunakan untuk menjelaskan pelajaran, d kualitas pembelajaran dan kemampuan individu. Howard Kingsley Nana Sudjana, 2002: 45 hasil belajar dibagi menjadi tiga, yaitu a keterampilan dan kebiasaan, b pengetahuan dan pengertian, c sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. 15 Hasil belajar mencakup prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Hasil belajar dibedakan menjadi tiga yaitu kognitif penguasaan intelektual, afektif berhungan dengan sikap dan nilai serta psikomotor kemampuanketerampilan bertindakberperilaku. Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah Nana Sudjana, 2002: 49. a. Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak. Dalam ranah kognitif ini terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi, keenam jenjang tersebut menurut Nana Sudjana 2011: 23-29 yaitu: 1 Pengetahuan knowledge adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali recall atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharap kemampuan untuk menggunakannya. 2 Pemahaman comprehension adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. 3 Penerapan atau aplikasi application adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. 16 4 Analisis analysis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. 5 Sintesis synthesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. 6 Penilaianpenghargaanevaluasi evaluation adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide. Taksonomi ranah kognitif Bloom di atas telah direvisi oleh Anderson, yakni mengingat remembering, memahami understanding, mengaplikasikan applying, menganalisis analyzing, mengevaluasi evaluating, dan mengkreasi creating Ikhlasul, 2014. b. Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif ini dari lima jenjang menurut Nana Sudjana 2011:30 yaitu: 1 Receiving atau attending menerima atau memperhatikan adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. 17 2 Responding menanggapi mengandung arti “adanya partisipasi aktif ”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. 3 Valuing menilai=menghargai. Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. 4 Organization mengatur atau mengorganisasikan artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal yang membawa kepada perbaikan umum. 5 Characterization by a value or value complex karakteristik dengan suatu nilai atau komplek nilai yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Dilihat dari strategi belajar mengajar, proses pembinaan nilai dalam kawasan afektif menurut Krathwahl dalam W. Gulö 2004: 55-156 melalui lima tahapan secara hierarkis, sebagai berikut. 18 Tabel 2. Sikap Siswa Menurut Krathwahl Tingkat Unsur 1. Menerima receiving 1.1 Kesadaran awareness 1.2 Kemauan menerima willingness to receive 1.3 Pemusatan perhatian controlledselected attention 2. Menanggapi responding 2.1 Kesediaan menanggapi acquiescence in responding 2.2 Kemauan menanggapi willing to respons 2.3 Kepuasan dalam menanggapi satisfaction in respons 3. Penilaian valuing 3.1 Penerimaan suatu nilai acceptancce of value 3.2 Pemilihan suatu nilai preferance for value 3.3 Keterikatan commitment 4. Mengorganisasi 4.1 Konsep kita terhadap nilai conceptualization of value 4.2 Pola mengorganisasi ke dalam sistem nilai organization of value system 5. Mempribadikan nilai characterization value complex 5.1 Menggeneralisasikan generalized set 5.2 Mempribadikan characterization Menurut W. Gulö 2004: 156 berkembangnya minat atau penghargaan terhadap suatu nilai tertentu memerlukan beberapa tahap domain afektif, sebagai berikut: 1 minat, dimulai dari 1.1 sampai 3.2; 2 penghargaan, mulai 1.3 sampai 3.2; 3 sikap, mulai dari 2.3 sampai 4.2; dan 4 penyesuaian diri, muai dari 2.3 sampai 5. c. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif memahami sesuatu dan 19 hasil belajar afektif yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan- kecenderungan untuk berperilaku. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila siswa telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya. Terdapat enam tingkatan keterampilan menurut Nana Sudjana 2011: 30-31, yaitu: a. gerak refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar; b. keterampilan pada gerakan-gerakan dasar; c. kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain; d. kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan; e. gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan kompleks; f. kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah melakukan suatu kegiatan dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, simbol maupun kalimat. Hasil belajar IPS meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini peneliti meneliti ranah kognitif dan afektif karena disesuaikan dengan masalah yang terjadi di lapangan. Untuk siswa SD, ranah kognitif yang dipilih cukup pengetahuan, pemahaman, dan penerapan Sardjio, 2011: 8.19. Dalam penelitian ini kemampuan kognitif yang diukur meliputi hafalan C1, pemahaman C2, dan penerapan C3. Ranah afektif dalam penelitian ini yang diukur meliputi menerima receiving, menanggapi responding, dan penilaian valuing. 20

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Role Playing di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu

0 10 173

PERBEDAAN TINGKAT KEJENUHAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA MIN KARANGMOJO DENGAN SISWA SD KARANGDUWET I DI DESA KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

1 3 109

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran IPS Melalui Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN Sumberan Tahun 2014/2015.

0 2 16

SKRIPSI Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas IV SDN 1 Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2013/2014.

0 2 17

PENDAHULUAN Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas IV SDN 1 Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2013/2014.

0 1 5

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS III Upaya Meningkatkan Minat Belajar Ips Melalui Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas III Semester I SDN Tompegunung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS III Upaya Meningkatkan Minat Belajar Ips Melalui Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas III Semester I SDN Tompegunung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

0 1 15

PENGARUH EKSPERIMEN IPA BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN WILADEG KECAMATAN KARANGMOJO.

0 1 179

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SDN KAYU APU TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 25

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V MELALUI METODE ROLE PLAYING DI SD NEGERI 1 RANCAMAYA

0 0 14