Berdasarkan deskripsi gambaran histopatologis ginjal pada tikus jantan dan betina tersebut dapat disimpulkan perubahan struktural bukan disebabkan
oleh perlakuan, namun merupakan akibat faktor patologis dari individu tikus itu sendiri, dilihat dengan cara dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan secara pararel oleh Wati 2015 yang melaporkan adanya kadar Blood Urea Nitrogendan kreatinin masih dalam batas
normal. Jadi pada pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari menunjukkan tidak adanya perubahan histopatologis organ ginjal tikus. Menurut Kopacova 2012
peningkatan dua kali lipat dari kadar normal kreatinin pada manusia mengindikasikan terjadinya kerusakan ginjal sebesar 50 sedangkan peningkatan
tiga kali lipat dari keadaaan normal kreatinin mengindikasikan terjadinya kerusakan ginjal sebesar 75.
Ada kemungkinan infusa biji P. americana Mill. memberikan pengaruh terhadap ginjal, sehingga untuk lebih memastikan hubungan efek toksik yang
ditimbulkan oleh infusa biji P. americana Mill. perlu dilakukan uji toksisitas subakut infusa biji P. americana Mill. yang lebih dari 28 hari, yakni 90 hari agar
dapat melihat efek toksik yang lebih jelas terhadap hewan uji tikus yang dilihat dari gambaran histopatologis dan juga pengukuran kadar Blood Urea Nitrogen
dan kreatinin.
E. Uji Reversibilitas
Tujuan uji reversibilitas dilakukan adalah untuk dapat melihat pengaruh yang terjadi akibat pemberian infusa biji P. american Mill. terhadap ginjal bersifat
terbalikan atau tak terbalikan. Terbalikan berarti bahwa efek toksik yang terjadi dapat kembali seperti keadaan normal sebelum terjadi efek toksik jika pemberian
perlakuan infusa biji P. americana Mill dihentikan. Tak keterbalikan berarti efek toksik yang terjadi merupakan kerusakan struktural, meskipun pemberian infusa
biji P. americana Mill. dihentikan struktur dan fungsi organ ginjal tidak dapat kembali seperti keadaan normal seperti sebelum diberi perlakuan.
Tabel III. Hasil Perhitungan Histopatologis Ginjal Tikus Jantan Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Infusa Biji
P. americana Mill. Pada Uji Revesibilitas 14 hari
Dosis Perubahan struktural pada organ ginjal n=2
DH NI
Kontrol Aquadest 14285,7 mgkgBB
- -
IBA 202,24 mgkgBB -
- IBA 360 mgkgBB
- -
IBA 640,8 mgkgBB 1
50 IBA 1140,6 mgkgBB
- -
Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat DH = Degenerasi Hidropik
NI = Nefritis Interstitialis
Tabel III dapat dilihat bahwa pada saat uji reversibilitas kondisi patofisiologi pada organ ginjal tikus jantan sudah kembali secara normal, tetapi
pada kelompok perlakuan dosis IV infusa biji alpukat 640,8 mgKgBB masih terdapat degenerasi hidropik Gambar 10. Perubahan degenerasi hidropik pada
struktural histologis tikus infusa biji alpukat 640,8 mgKgBB bukan akibat perlakuan infusa biji alpukat, karena kejadian degenerasi hidropik bersifat
reversibel.
Tabel IV. Hasil Perhitungan Histopatologis Ginjal Tikus Betina Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Infusa Biji
P. americana Mill. Pada Uji Revesibilitas 14 hari
Dosis Perubahan struktural pada organ ginjal n=2
DH NI
Kontrol Aquadest 14285,7 mgkgBB
1 50
- IBA202,24 mgkgBB
- -
IBA 360 mgkgBB -
- IBA 640,8 mgkgBB
- -
IBA 1140,6 mgkgBB 1
50 Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat
DH = Degenerasi Hidropik NI = Nefritis Interstitialis
Tabel IV dapat dilihat bahwa paada saat uji reversibilitas terjadi perubahan degenerasi hidropik pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
infusa biji alpukat 1140,6 mgKgBB. Degenerasi hidropik yang terjadi pada infusa biji alpukat 1140,6 mgKgBB bukan karena perlakuan karena pada kelompok
kontrol degenerasi hidropik juga terjadi. Oleh karena itu, sifat efek toksik infusa biji alpukat tidak dapat ditentukan.
Gambar 10. Fotomikroskopik ginjal tikus betina reversibilitas kelompok kontrol aquadst 14285,7 mgkgBB mengalami perubahan
histopatologis degenerasi hidropik perbesaran 400x pewarna H-E
F. Pengaruh Pemberian Infusa Biji Alpukat Persea americana Mill.