4.4. Pembahasan
4.4.1. Pembentuk Variabel Laten
Dari frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dan hasil confirmatory factor analysis pada tabel 4.9, 4.11, dan 4.13 diatas,
dapat dilihat bahwa angka frekuensi menunjukkan persepsi responden saat penelitian dan angka faktor loading menunjukkan
pembentuk variabel laten atau apa yang seharusnya dilakukan kedepan, jika angka frekuensi sama besarnya dengan faktor
loading berarti kedepan indikator angka terbesar lebih diintensifkan, apabila sebaliknya maka ke depan indikator faktor loading terbesar
menjadi tumpuan perubahan kebijakan Kabupaten Sidoarjo dalam mengoptimalkan pajak daerah dan retribusi daerah untuk
meningkatkan PAD Pendapatan Asli Daerah. Nilai frekuensi masing-masing indikator dan faktor
loadingnya dari setiap variabel laten dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.17: Frekuensi dan Faktor Loading Pajak Daerah
Indikator Frekuensi
Faktor Loading
X1 Sosialisasi
152 0.598
X2 Mutu pelayanan
148 0.317
X3 Penerapan sanksi bagi wajib pajak
124 0.283
X4
Kebijakan pemerintah daerah 155
0.811
X5 Penerapan reward dan punishment pada
aparatur Pemerintah Daerah 147
0.471 X6
Survey subyek pajak 143
0.667 X7
Survey objek pajak 127
0.441
Sumber: Data diolah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa indikator dari variabel pajak daerah yang memiliki frekuensi dominan yaitu
X4 kebijakan Pemerintah Daerah sebesar 155, sedangkan perhitungan faktor loading pun menunjukan indikator X4 kebijakan
Pemerintah Daerah lebih dominan dengan nilai 0,811. Secara empiris kesamaan nilai frekuensi dengan faktor
loading terjadi dikarenakan saat ini pemerintah Kabupaten Sidoarjo
mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat atau efektif dalam meningkatkan pajak daerah, antara lain:
• Memberikan reward bagi wajib pajak terbaik atau terpatuh.
• Memasang billboard atau papan reklame di tempat strategis
terkait pajak daerah yang bertujuan untuk mengingatkan masyarakat sekaligus memberikan pengertian mengenai
kegunaan pajak •
Kebijakan penerapan Perda Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB.
Menurut Biro Perekonomian Skretaris Daerah Propinsi Jawa Timur 2007:12 dalam Laporan Akhir Penelitian Kabupaten
Sidoarjo dengan Universitas Airlangga 2009:5, kebijakan merupakan instrument pemerintah yang bukan hanya menyangkut
government saja atau hanya menyangkut aparatur Negara saja melainkan juga mengenai governance yang menyentuh berbagai
bentuk kelembagaan, baik swasta, dunia usaha, maupun
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
masyarakat madani civil society, kebijakan merupakan beberapa keputusan atau pilihan tindakan yang secara langsung mengatur
pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam, financial, dan manusia untuk kepentingan publik.
Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian persepsi responden lebih memperhatikan kebijakan pemerintah daerah,
sedangkan kedepan responden akan tetap lebih memperhatikan kebijakan pemerintah daerah, oleh karena itu Pemerintah
Kabupaten Sidoarjo harus meningkatkan kualitas kebijakannya sehingga pajak daerah Kabupaten Sidoarjo dapat meningkat.
Tabel 4.18: Frekuensi dan Faktor Loading Retribusi Daerah
Indikator Frekuensi
Faktor Loading
Y1 Sosialisasi
95 0.195
Y2 Mutu pelayanan
143 0.437
Y3 Penerapan sanksi bagi wajib retribusi
144 0.545
Y4 Kebijakan pemerintah daerah
144 0.568
Y5
Penerapan reward dan punishment pada aparatur Pemerintah Daerah
148 0.696
Y6 Survey subyek retribusi
142 0.628
Y7 Survey objek retribusi
142 0.593
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa indikator dari variabel retribusi daerah yang memiliki frekuensi dominan yaitu
Y5 penerapan reward dan punishment pada aparatur Pemerintah Daerah sebesar 148, sedangkan perhitungan faktor loading pun
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
menunjukan indikator Y5 penerapan reward dan punishment pada aparatur Pemerintah Daerah lebih dominan dengan nilai 0,696.
Secara empiris kesamaan nilai frekuensi dengan faktor loading terjadi dikarenakan
retribusi daerah Kabupaten Sidoarjo mengalami penurunan yang signifikan data dapat dilihat di Bab I,
sehingga dengan menerapkan reward pada aparatur Pemerintah Daerah diharapkan para aparatur Pemerintah Daerah dapat
memberikan masukan berdasarkan fakta di lapangan agar retribusi daerah Kabupaten Sidoarjo meningkat, kemudian diharapakan
dengan penerapan punishment pada aparatur Pemerintah Daerah dapat meminimalisir terjadinya tindakan-tindakan diluar prosedur
yang dapat merugikan Pemerintah Daerah. Untuk mengefisienkan dan memprofesionalkan birokrasi,
pemerintah daerah perlu memperbaiki mekanisme rekrutmen pegawai, meninjau kembali metode pendidikan dan pelatihan
pegawai, memperbaiki reward and punishment system,
meningkatkan gaji dan kesejahteraan pegawai, serta mengubah kultur organisasi Mardiasmo, 2002:16.
Makin tinggi faktor internal pegawai, yang terdiri dari faktor bawaan dari lahir bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan
kejiwaan dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang etos kerja, displin kerja, motivasi kerja, semangat kerja, sikap kerja,
stres kerja, keterlibatan kerja, kepemimpinan, kepuasan kerja dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
keloyalan, maka makin tinggi pula kinerja pegawai, sebaliknya makin rendah faktor-faktor tersebut makin rendah pula kinerjanya
Wirawan, 2009:7. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian persepsi
responden lebih memperhatikan penerapan reward
dan punishment pada aparatur Pemerintah Daerah, sedangkan
kedepan responden akan tetap lebih memperhatikan penerapan reward dan punishment pada aparatur Pemerintah Daerah, oleh
karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo diharapkan dapat menerapkan reward dan punishment dengan optimal,
sehingga memiliki SDM berkualitas memiliki etos kerja, displin kerja, motivasi kerja, semangat kerja, sikap kerja, stres kerja,
keterlibatan kerja, kepemimpinan, kepuasan kerja dan keloyalan yang mampu memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan
realisasi retribusi.
Tabel 4.19: Frekuensi dan Faktor Loading Pendapatan Asli Daerah
PAD
Indikator Frekuensi
Faktor Loading
Z1 Target PAD
143 0.7
Z2 Realisasi PAD
127 0.775
Z3 Pengelolaan PAD
144 0.51
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa indikator dari variabel pendapatan asli daerah PAD yang memiliki frekuensi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dominan yaitu Z3 pengelolaan PAD sebesar 144, sedangkan perhitungan faktor loading menunjukan indikator Z2 realisasi PAD
lebih dominan dengan nilai 0,775. Secara empiris perbedaan nilai frekuensi dengan faktor
loading terjadi dikarenakan persepsi pegawai DPPKA menganggap
bahwa realisasi PAD bukanlah masalah yang mendasar, melainkan pengelolaan PAD lah yang perlu untuk diperhatikan dan
dioptimalkan pemanfaatannya, namun kecenderungan Kepala Daerah lebih berfokus kepada realisasi PAD.
Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian, persepsi responden lebih memperhatikan pengelolaan PAD, sedangkan
kedepan responden akan lebih memperhatikan realisasi PAD, oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo diharapkan
dapat menyusun strategi untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah PAD.
4.4.2. Hubungan Antar Variabel Laten