Jenis dan Bentuk Komunikasi Internal pada program komunikasi internal yang dilaksanakan oleh Departemen Public and Government Affairs (PGA)
4.3.1 Jenis dan Bentuk Komunikasi Internal pada program komunikasi internal yang dilaksanakan oleh Departemen Public and Government Affairs (PGA)
Komunikasi Internal yang terjadi di MCL sangat penting dilakukan sebagai pertukaran arus informasi antar rekan-rekan sejawat. Hal tersebut berdasarkan informasi seputar perkembangan proyek dan beberapa program- program perusahaan yang akan disampaikan kepada seluruh personel MCL. Hal ini sesuai dengan pemaparan yang diberikan Ibu Feni selaku Communications and Media Relations Advisor sebagai berikut :
“Ee Kita perlu melakukan komunikasi internal kepada ee karyawan dan kontraktor internal mcl itu karena yang pertama
kita perlu menyampaikan informasi mengenai perkembangan dari operasi perusahaan dan juga program-program atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Kemudian yang kedua juga kita ingin memberikan bekal yang cukup kepada personel mcl untk pengetahuan yang terkait dengan perusahaan yang kemudian dapat
disampaikan kepada stakeholder masing-masing karyawan .” (Hasil wawancara peneliti dengan ibu Feni K. Indiharti, 5 Agustus 2014).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Feni diatas dapat diketahui bahwa selain komunikasi internal berfokus pada pemberian informasi terhadap karyawan mengenai perkembangan proyek dan program-program perusahaan, ternyata juga berkaitan dengan menjadikan karyawan sebagai sebagai salah satu duta perusahaan untuk berkomunikasi dengan stakeholder nya masing-masing. Data tersebut diperkuat dengan pemaparan yang dikemukakan oleh ibu Wulan Purnamawati selaku Communications and Media Relations Officer :
“…misalkan kalau untuk PGA ketika kita berhubungan dengan masyarakat,ketika berhubungan dengan pemerintahan, atau ketika kita berhubungan dengan media, kita bisa memberikan informasi yang akurat dari tangan pertama dari internal karyawan mcl “…misalkan kalau untuk PGA ketika kita berhubungan dengan masyarakat,ketika berhubungan dengan pemerintahan, atau ketika kita berhubungan dengan media, kita bisa memberikan informasi yang akurat dari tangan pertama dari internal karyawan mcl
Stakeholder yang dimaksud disini adalah pemangku kepentingan yang sadar terhadap keberadaan perusahaan serta bersentuhan langsung dengan perusahaan. Antara lain adalah, elemen masyarakat sekitar, pemerintahan, LSM, media hingga sanak keluarga personel MCL sendiri. Sehingga harapannya karyawan dapat menjadi duta perusahaan dengan menyampaikan informasi perusahaan secara akurat dan satu suara. Secara akurat dan satu suara yang dimaksud disini adalah bahwa karyawan dapat menyampaikan informasi perusahaan sesuai fakta yang terjadi tanpa mengurangi atau melebih-lebihkan informasi. Selain itu juga dibutuhkan keselarasan pemahaman terhadap informasi yang diterima oleh masing-masing karyawan agar informasi yang akan disampaikan tidak dilakukan secara sembarangan ataupun berbeda beda antara individu satu dengan individu yang lain. Hal tersebut sebagai bentuk kesadaran karyawan terhadap aktivitas dan program perusahaan yang berkaitan dengan hal menjaga ijin beroperasi di wilayah blok Cepu.
Kondisi ini sesuai dengan yang ditunjukan dari data hasil observasi peneliti saat berkesempatan mengikuti forum group discussion dengan para karyawan terpilih di lokasi proyek untuk memberikan testimoninya mengenai program komunikasi internal. Bahwa ada salah satu karyawan yang mengemukakan tentang pentingnya program-program komunikasi internal yang dilakukan oleh departemen PGA sebagai ajang pemberian informasi terkini Kondisi ini sesuai dengan yang ditunjukan dari data hasil observasi peneliti saat berkesempatan mengikuti forum group discussion dengan para karyawan terpilih di lokasi proyek untuk memberikan testimoninya mengenai program komunikasi internal. Bahwa ada salah satu karyawan yang mengemukakan tentang pentingnya program-program komunikasi internal yang dilakukan oleh departemen PGA sebagai ajang pemberian informasi terkini
Gambar 10. Peneliti saat mengikuti FGD (Forum Group Discussions)
Sumber : Dokumen pribadi peneliti
Jadi komunikasi internal yang dilakukan departemen PGA disini berfokus kepada seluruh karyawan yang berada di lingkungan perusahaan. Hal tersebut didasari dengan karyawan yang akan lebih intens berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Berikut ini adalah pernyataan karyawan dari departemen EMIT berinisial NO terkait komunikasi internal yang diterima dalam bentuk program
“Kalau menurut saya beberapa program komunikasi internal yang telah kita terima akan membentuk profesionalitas perusahaan dan kualitas karyawan, soalnya pasti ada kalanya kita terjun langsung ke masyarakat, dan kalau sampe kita beda suara menginformasikan tentang kondisi perusahaan yang terjadi saat ini kan udah kelihatan gag kompaknya ya to?maka dari itu pengetahuan-pengetahuan yang kita dapatkan sangat berguna “Kalau menurut saya beberapa program komunikasi internal yang telah kita terima akan membentuk profesionalitas perusahaan dan kualitas karyawan, soalnya pasti ada kalanya kita terjun langsung ke masyarakat, dan kalau sampe kita beda suara menginformasikan tentang kondisi perusahaan yang terjadi saat ini kan udah kelihatan gag kompaknya ya to?maka dari itu pengetahuan-pengetahuan yang kita dapatkan sangat berguna
(Hasil wawancara peneliti dengan NO, 15 Agustus 2014).
Dibutuhkan bekal pengetahuan yang cukup mengenai perkembangan proyek dan aktivitas dari dalam maupun luar perusahaan, termasuk program-program pengembangan masyarakat, dengan harapan, bekal pengetahuan yang berupa update informasi dapat disampaikan secara tepat, akurat dan satu suara. Tiap individu khususnya personel MCL, harus mampu menentukan apa saja yang akan disampaikan ketika berhadapan langsung dengan publik.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13. Para karyawan saat berinteraksi dengan masyarakat, tokoh masyrakat dan pekerja di lokasi proyek Sumber : Dokumen pribadi peneliti
Karena penyampaian yang tidak sesuai ataupun berbeda-beda, memperlihatkan kurang profesionalitasnya perusahaan dan akan berakibat fatal. Profesionalitas perusahaan menyangkut keseragaman atau kekompakan antar karyawan dalam Karena penyampaian yang tidak sesuai ataupun berbeda-beda, memperlihatkan kurang profesionalitasnya perusahaan dan akan berakibat fatal. Profesionalitas perusahaan menyangkut keseragaman atau kekompakan antar karyawan dalam
Dalam hal ini yang memiliki peran dan otoritas untuk melaksanakan komunikasi internal sebagai pemberian informasi kegiatan perusahaan terhadap karyawan secara keseluruhan di MCL adalah departemen Public and Government Affairs (PGA), divisi Communications and media relations. Departemen Public and Government Affairs dapat dikatakan sebagai fasilitator dan pionner untuk melakukan kegiatan/aktivitas komunikasi internal. Hal tersebut di dukung dengan pernyataan Ibu Feni Communications and Media Relations Advisor sebagai berikut :
“Acara even-event perusahaan kayak halal bihalal ,17 an, maksudnya itu?memang ada, tetapi itu bukan stewardshipsnya PGA lo, itu stewardshipsnya Field Office, kebetulan di public and government affairs yang dibawah mbak feni ya, komunikasi internal kita itu memang berupa program yang kita create untuk memberikan eee informasi kepada karyawan mengenai kegiatan perusahan dan operasi proyek perusahaan. salah satunya memang program yang kita susun itu adalah LL dan juga email blast , baik KBU, maupun poster-poster itu, emanate dan emphasize ” (Hasil wawancara peneliti dengan ibu Feni K. Indiharti, 5 Agustus 2014).
Jadi program komunikasi internal seperti Lunch and Learn, Kilas Banyu Urip (KBU), Email blast, EManate dan EMphasis memang hanya dilaksanakan oleh departemen PGA khususnya untuk memberikan informasi seputar kegiatan perusahaan terhadap personel MCL. Hal tersebut sesuai dengan hasil data observasi peneliti bahwa, kegiatan-kegiatan lain diluar program yang telah disebutkan, tidak dapat dikatakan sebagai program komunikasi internal perusahaan. Sehingga program komunikasi internal yang dilaksanakan oleh PGA memang memiliki fokus dan spesifikasi berupa pemberian informasi mengenai seluk beluk kegiatan perusahaan. Kegiatan perusahaan ini meliputi keseluruhan operasi proyek perusahaan, program pengembangan masyarakat (Social Community Invesment ), serah terima bantuan, dan lain-lain. Kondisi tersebut didukung oleh pernyataan Ibu Wulan, bahwa :
“memang ada, kayak forum atau pertemuan antar karyawan per departemen tiap minggu nya, tetapi itu memang khusus membahas
masalah pekerjaan, erhanda…kalau untuk ee kita meng update internal communications ee yang berisi tentang pemberian informasi, tidak membahas tentang istilahnya pyur mengenai pekerjaan itu adanya di LL,kemudian informasi dari email blast itu, kalau pertemuan kayak rapat mingguan atau weekly meeting, development meeting itu betul-betul murni membahas atau membicarakan mengenai masalah pekerjaan ” (Hasil wawancara peneliti dengan ibu Wulan Purnamawati, 18 Agustus 2014).
Selain memiliki otoritas penuh menjalankan program komunikasi internal perusahaan melalui beberapa communications tools, di dalamnya juga terdapat fungsi-fungsi Humas. Bahwa melalui program komunikasi internal, departemen PGA mewadahi antara kebutuhan perusahaan dengan kebutuhan karyawan yang Selain memiliki otoritas penuh menjalankan program komunikasi internal perusahaan melalui beberapa communications tools, di dalamnya juga terdapat fungsi-fungsi Humas. Bahwa melalui program komunikasi internal, departemen PGA mewadahi antara kebutuhan perusahaan dengan kebutuhan karyawan yang
“Mbak feni fasilitator nih..mbak feni sebagai jembatan nih..antara perusahaan dengan karyawan internal..ada kebutuhan dari perusahaan..ada kebutuhan dari karyawan..sehingga kita ini sebagai humas ditengah-tengah menjembatani kedua duanya ini agar ada dialog,agar aada..transferknowledge yang saling mutual understanding antara perusahaan dengan karyawan ” (Hasil wawancara peneliti dengan ibu Feni K. Indiharti, 5 Agustus 2014).
Dapat diketahui bahwa departemen PGA menjalankan fungsi Humas dengan menjadi penghubung antara perusahaan dan para personel MCL (karyawan internal) melalui kegiatan komunikasi internal yang dikemas dalam beberapa bentuk program. Sehingga hanya PGA yang memiliki otoritas penuh menjalankan program komunikasi internal yang ada di perusahaan. Dengan tujuan memberikan komunikasi dua arah antara pihak perusahaan dengan karyawan yang bermuara pada mutual understanding, belonging, commitment dan awareness. Hal ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh salah satu karyawan dari departemen SPG :
“Pastinya bermanfaat mas,soalnya kita kan juga punya jobdesk yang beda beda di setiap departemen, yang pastinya berkutat dengan urusan pekerjaan nya sendiri, sehingga hal-hal baru kayak update terkini tentang operasi perusahaan sama program- programnya kita bisa tahu dari beberapa program komunikasi internal yang diberikan PGA kayak LL, Emanate emphasize, terus KBU..lumayan untuk mengisi waktu luang kita bisa baca-baca informasi atau mengikuti programnya..itung-itung nambah wawasan..selain itu kalo ikut acara program bisa dikatakan sebagai sarana employee gathering untuk mempererat tali silahturakhim antara karyawan karena keberhasilan suatu organisasi diperlukan team yang solid untuk mewujudkannya ”. (Hasil wawancara peneliti dengan ET, 18 Agustus 2014).
Pernyataan diatas menggambarkan bahwa program komunikasi internal membangun kesadaran karyawan terkait kebutuhan informasi yang akan mereka terima. Untuk menambah wawasan di luar hal pekerjaan, karyawan merasa harus meluangkan waktunya untuk mengikuti program-program komunikasi internal yang dilaksanakan oleh departemen PGA. Hal itu dikarenakan mereka telah sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga dibutuhkan waktu khusus atau waktu luang untuk menerima informasi terkini mengenai kegiatan-kegiatan yang tengah berlangsung di perusahaan. Selain itu dari pernyataan diatas juga disebutkan bahwa keberhasilan suatu organisasi diperlukan tim yang solid untuk mewujudkannya. Dari pernyataan tersebut mencerminkan komitmen karyawan terhadap perusahaan untuk mewujudkan suatu keberhasilan di dalam sebuah organisasi. Tidak hanya itu, salah satu acara program yang diikuti karyawan juga merupakan sarana employee gathering untuk mempererat tali silahturakhim antara karyawan. Sehingga dapat dikatakan mereka memiliki rasa saling memiliki atau belonging untuk membentuk sebuah tim yang solid.
Komunikasi internal yang terjadi pada Mobil Cepu Ltd dikemas dengan beberapa bentuk program yang dilaksanakan secara berkala di setiap bulannya. Terdapat beberapa saluran beserta alat komunikasi yang digunakan oleh departemen PGA, divisi Communications and media relations dalam menjalankan program komunikasi internal, antara lain adalah Lunch and Learn, EManate, EMphasis dan KBU (Kilas Banyu Urip).
4.3.1.1 Komunikasi Tatap Muka/ Kelompok ( group communication)
Berdasarkan fokus penelitian yang dilakukan peneliti, menurut jenis dan bentuknya, komunikasi internal dibagi menjadi dua. Yaitu komunikasi kelompok (group communication) dan komunikasi personal (personnel communications). Yang pertama adalah Lunch and Learn, yaitu sebuah program komunikasi internal yang dikemas melalui sebuah acara makan siang bersama antar karyawan serta diselingi dengan presentasi mengenai perkembangan proyek,pengembangan masyarakat, serta aktivitas kegiatan di luar perusahaan yang tentunya ditujukan kepada publik internal. Hal tersebut sesuai dengan yang dipaparkan oleh Ibu Feni selaku Communications and Media Relations Advisor sebagai berikut :
“……lunch and learn itu sebuah forum tatap muka ya, forum sharing dari pembicara dengan karyawan internal untuk menyampaikan
informasi tadi, informasi apapun terkait proyek banyu urip, terkait perkembangan EPC project, pembangunan ee lapangan banyu urip untuk produksi puncak eee di blok cepu ini. kita undang narasumber dari internal kita yang memiliki kompetensi untuk menyampaikan topic yang memang perlu diketahui ee oleh si karyawan mcl ” .
(Hasil wawancara peneliti dengan ibu Feni K. Indiharti , 5 Agustus 2014).
Jadi lunch and learn adalah program komunikasi internal yang bertujuan untuk memberikan update informasi proyek seperti EPC1 sampai EPC5, serta perkembangan lapangan banyu urip terkait produksi puncak. Tentunya disajikan oleh narasumber internal yang memiliki kompetensi untuk menyampaikan informasi sesuai dengan yang menjadi topik yang dibicarakan. Hal tersebut menjadi penunjang karyawan untuk mengetahui situasi dan progres yang sedang berlangsung. Dari hasil data observasi yang dilakukan peneliti, jarak lingkungan kantor ke lokasi proyek banyu urip maupun EPC1 sampai EPC5 cukup jauh dan
memakan waktu. Sehingga dengan adanya program ini, para karyawan yang bekerja di lingkungan kantor tidak perlu jauh-jauh ke lokasi proyek hanya untuk sekedar mengetahui perkembangan proyek. Misalnya untuk mengetahui informasi mengenai perkembangan proyek EPC 2 terkait pemasangan pipa dari lapangan Banyu Urip (Bojonegoro) sampai lepas pantai (Tuban), departemen PGA memfasilitasi dengan cara mendatangkan langsung Adam Kalmbach selaku Construction Engineering Specialist untuk memaparkan presentasi serta melakukan tanya jawab. Sehingga program ini sangat efisien, hanya membutuhkan waktu-waktu khusus untuk mendatangkan narasumber proyek internal sebagai ganti atas lokasi jarak yang cukup jauh antara office dengan lokasi-lokasi proyek.
Gambar 14. Narasumber Internal Adam Kambalch EPC 2 Sumber : Dokumen Mobil Cepu Ltd
Selain narasumber internal, program LL juga menyediakan narasumber eksternal sebagai pemberian informasi mengenai hal-hal di luar pekerjaan yang masih berkaitan dengan produktivitas dan efektivitas kerja karyawan di kantor. Seperti halnya yang dikemukakan oleh ibu Wulan :
“…ataupun juga narasumber dari luar yang memang ee yang akan memberikan informasi yang dibutuhkan gitu ya, ee yang memang dibutuhkan oleh karyawan untuk produktivitas maupun “…ataupun juga narasumber dari luar yang memang ee yang akan memberikan informasi yang dibutuhkan gitu ya, ee yang memang dibutuhkan oleh karyawan untuk produktivitas maupun
Sehingga dari kondisi tersebut dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terhadap masing-masing karyawan dari setiap departemen yang berbeda. Hal tersebut sangat berkaitan dengan performa kinerja karyawan di kantor. Yang mana pada waktu- waktu tertentu membutuhkan selingan untuk tidak terlalu serius menghadapi pekerjaan. Saling berinteraksi terhadap karyawan satu sama lain, serta mendapatkan wawasan dan ilmu pengetahuan akan memberikan mereka efek yang positif dan sesuatu yang bermanfaat. Kondisi tersebut didukung oleh pernyataan dari karyawan yang berinisial ET, bahwa :
“Kalau dibilang memenuhi kebutuhan informasi, semua sudah cukup mewakili, tapi menurut saya program untuk memberikan informasi yang dikemas seperti Lunch and learn lebih punya poin plus, disamping ada pemberian informasi,acaranya santai,makan- makan sama kumpul bareng temen-temen..apalagi kalau kita aktif kita bisa dapetin souvenirnya kan lumayan mas..selain itu apa yang kita dapet dari narasumber eksternal sangat bermanfaat juga kehidupan sehari-hari, sehingga gairah kerja juga meningkat gitu
mas erhanda…”. (Hasil wawancara peneliti dengan karyawan dari departemen SPG berinisial ET, 18 Agustus 2014).
Dari pernyataan diatas ternyata juga berkaitan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Seperti satu contoh yang diketahui peneliti saat melakukan observasi dan melakukan beberapa interaksi dengan karyawan yang pernah mengikuti LL. Bahwa program LL dari narasumber eksternal berkaitan dengan produktivitas dan peningkatan performa kerja karyawan. Pada beberapa kesempatan program LL mendatangkan narasumber yang membahas topik
parenting atau cara mengasuh dan merawat anak dengan baik dan benar. Jika dilihat dari sisi pembahasan sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah pekerjaan di kantor. Ternyata setelah mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai parenting , para karyawan yang notabene baru berkeluarga mendapatkan efek yang positif dari tema bahasan tersebut. Terutama bagi ibu-ibu muda yang memiliki balita saat meninggalkan anak di rumah ketika mereka bekerja. Karena telah mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan dari hal tersebut, maka mereka tidak akan terlalu mengkhawatirkan kondisi tersebut. Sehingga saat melakukan pekerjaan di kantor tidak ada perasaan was-was dan tugas-tugas mereka di kantor dapat terselesaikan dengan baik. Hal ini didukung oleh pernyataan yang dipaparkan oleh Ibu Feni :
“…..Bisa untuk mensuport atau bisa memperlancar ee kegiatan atau tugas mereka di kantor jadi kita ingin work life balance juga, jadi work life balance ini juga kita berikan kepada personel/kepada karyawan untuk ee menyeimbangkan gitu ya tugas di kantor maupun juga kehidupan ee karyawan di luar pekerjaan di kantor, yang nantinya justru ketika itu diberikan bisa
karyawan meningkat/performance karyawan meningkat ”. (Hasil wawancara peneliti dengan ibu Feni K. Indiharti, 5 Agustus 2014).
Dari hasil data wawancara, observasi dan pemaparan peneliti, dapat disimpulkan bahwa program komunikasi internal Lunch and learn memberikan dampak yang positif dan bermanfaat. Tidak hanya itu, dari hal yang positif memunculkan indikasi adanya work life balance yang diberikan untuk para personel MCL. Poin-poin work life balance dapat dilihat dari kemasan program acaranya dan narasumber-narasumber yang dihadirkan. Sehingga diharapkan Dari hasil data wawancara, observasi dan pemaparan peneliti, dapat disimpulkan bahwa program komunikasi internal Lunch and learn memberikan dampak yang positif dan bermanfaat. Tidak hanya itu, dari hal yang positif memunculkan indikasi adanya work life balance yang diberikan untuk para personel MCL. Poin-poin work life balance dapat dilihat dari kemasan program acaranya dan narasumber-narasumber yang dihadirkan. Sehingga diharapkan
Gambar 15. Narasumber Eksternal Roni Mustamu
Sumber : Dokumen Mobil Cepu Ltd
4.3.1.2 Komunikasi Media ( Mediated communication)
Program komunikasi internal selain Lunch and Learn adalah EManate, EMphasis dan Kilas Banyu Urip. EManate dan EMphasis merupakan media komunikasi internal berupa brosur yang di sebarkan melalui email pada masing- masing karyawan dengan periode satu bulan sekali. Media internal ini memuat berita atau informasi tentang semua kegiatan proyek dan program perusahaan terkait sebuah pencapaian atau sebuah prestasi. Hal tersebut senada dengan pemaparan oleh ibu feni :
“Media internalnya yaitu berupa brosur emanate dan emphasize yang kita broadcastkan melalui email karyawan dan dibuat satu bulanan/monthly, jadi media bulanan yang berisi tentang semua kegiatan project atau ee program yang kompetennya adalah ee sebuah pencapaian gitu ya, atau sebuah prestasi. Misalkan kita ada program baru yang akan di launching, program baru yang akan diresmikan atau kita akan menyerah terimakan program bantuan ke masyarakat, seperti itu. Ataupun juga kompetennya bisa berupa project update/proyek banyu urip, progress pekerjaan di lapangan banyu urip .” (Hasil wawancara peneliti dengan ibu Feni K. Indiharti, 5 Agustus 2014).
Berkaitan dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti dalam beberapa program perusahaan yang akan berlangsung dan telah dilaksanakan memang terjadi suatu indikasi pencapaian keberhasilan suatu program. Sehingga hal tersebut perlu diberitakan melalui media internal sebagai pemberian informasi terkini mengenai kegiatan perusahaan terhadap karyawan. Tidak hanya mengenai keberhasilan pencapaian suatu program saja, perkembangan proyek perusahaan, launching program dan hand over bantuan terhadap masyarakat juga termasuk bagian dari pemberitaan EManate dan Emphasis. Hal tersebut didukung oleh pernyataan salah satu karyawan dari departemen Security berinisial DR, sebagai berikut :
“….Selain itu selama satu bulan sekali ada berita bulanan dari email yang memuat mengenai isu-isu kegiatan perusahaan maupun progress kegiatan pengembangan masyarakat yg dilakukan oleh PGA, jadi bisa bermanfaat buat kita..kalau pas LL kita lagi ada tugas di luar brosur-brosur yang dari email itu bisa menggantikan buat nambah informasi dan wawasan kita.. ” ( Hasil wawancara peneliti dengan karyawan dari departemen Security berinisial DR, 18 Agustus 2014).
Dari pernyataan tersebut, ternyata adanya kesinambungan antara program satu dengan program yang lainnya. Bahwa antara program satu dengan program yang lainnya saling mendukung dan memiliki manfaatnya masing-masing. Ketika karyawan berhalangan hadir mengikuti program acara LL, para karyawan masih dapat menerima update informasi dan penambahan wawasan melalui program media internal EManate maupun Emphasis.
Gambar 16. Media Internal berupa brosur EManate dan EMphasis Sumber : Dokumen pribadi peneliti
Selain EManate dan Emphasis, Kilas Banyu Urip juga merupakan media publikasi atau newsletter untuk publik internal dan eksternal Mobil Cepu Ltd. yang terbit setiap dua bulan sekali. Inti pesan yang akan disampaikan adalah mengenai seputar perkembangan proyek, program pengembangan masyarakat, dan profil penerima manfaat (benneficaries). Seperti pemaparan yang diberikan oleh Ibu Wulan, bahwa :
“Kemudian juga ada kilas banyu urip, yaitu newsletter, newsletter ini salah satu external communications tools, tetapi kitapun juga bisa membuat kilas banyu urip itu atau yang biasa kita sebut KBU itu untuk media internal juga yang terbit selama 2 bulan an, karena itu kita juga broadcast melalui email ke semua personel mcl, jadi kita email blast, emanate brosur itu yang kita buat untuk internal maupun kilas banyu urip untuk karyawan mcl sebagai alat komunikasi internal. ” (Hasil wawancara peneliti dengan ibu Wulan Purnamawati, 18
Agustus 2014). Dari pemaparan diatas ada beberapa hal yang membedakan kilas banyu urip
dengan media internal yang lainnya. Yang pertama adalah target fokus sasarannya, bahwa kilas banyu urip tidak hanya ditujukan kepada internal MCL saja, melainkan juga terhadap pihak eksternal juga. Kemudian Kilas banyu urip merupakan media internal yang berupa newsletter atau majalah mini perusahaan.
Dari hasil data observasi yang dilakukan peneliti bahwa Kilas Banyu Urip tidak hanya menyajikan kualitas tulisan terkait berita yang akan dimuat. Tetapi juga menonjolkan desain tata letak foto dan menampilkan warna-warna yang sesuai di setiap edisinya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari salah satu karyawan berinisial NO, bahwa :
“KBU itu bagus banget ya buat update informasi soal proyek sama kegiatan perusahaan lainnya,terus bentuknya yang kayak majalah mini, full colour juga, terus banyak fotonya juga, itu kan juga memuat berita tentang aktivitas kegiatan perusahaan juga tuh, jadi siapa tau waktu kita ada di kegiatan itu trus foto kita nampang
disitu kan ada kebanggaan sendiri,hehe…” (Hasil wawancara peneliti dengan karyawan dari departemen EMIT berinisial NO, 5 Agustus 2014).
Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan KBU lebih cenderung menampilkan visualisasi gambar dengan hasil-hasil foto terbaik sesuai dengan tema bahasan. Sehingga dengan adanya beberapa rincian yang disebutkan diatas, diharapkan dapat menambah daya tarik dan minat sang pembaca.
Gambar 17. Media Internal newsletter Kilas Banyu Urip Sumber : Dokumen Mobil Cepu Ltd