Senam Jantung Sehat PENDAHULUAN
e. Lakukan pemanasan, peregangan terlebih dahulu kemudian latihan inti. Selanjutnya lakukan pendinginan dan peregangan kembali
memeriksa tekanan darah dan nadi sangat pnting dilakukan terlebih dahulu.
f. Sebelum latihan, minum terlebih dahulu untuk menggantikan keringat yang hilang. Bila memungkinkan, minumlah air sebelum,
selama dan sesudah berlatih. g. Latihan dilakukan minimal dua jam setelah makan agar tidak
mengganggu sistem pencernaan. Jika latihan dilakukan pagi hari tidak perlu makan sebelumnya.
h. Diawasi oleh pelatih agar tidak terjadi cedera. i. Latihan dilakukan secara lambat, tidak eksplosif, dan gerakan juga
tidak boleh menyentak dan memutar terutama pada tulang belakang.
j. Pakaian yang digunakan terbuat dari bahan yang tipis dan ringan. Tidak menggunakan pakaian tebal dan sangat menutup badan
Maryam dkk, 2008. 5. Waktu Pengukuran Tekanan setelah Senam Jantung Sehat
Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah berolahraga seperti senam jantung sehat. Setelah berolahraga, akan
didapatkan tekanan darah selama minimal 30 menit. Karena itu lakukan pengukuran tekanan darah 30 menit sebelum dan sesudah
berolahraga seperti senam jantung sehat Marliana dan Tantan, 2007.
Terjadi kontrol terintegrasi pada tekanan darah selama olahraga. Tekanan darah dikendalikan secara refleks oleh sistem saraf otonom,
yang disebut refleks baroreseptor yang berlokasi di aortic arch dan arteri karotid Kenney et al, 2011. Fungsi dari baroreseptor adalah
sebagai pengonrol pada perubahan akut tekanan darah Brown et al, 2006.
Setelah olahraga, terjadi penurunan aktivitas kardiovaskular. Baroreseptor akan merespon untuk memberikan penurunan denyut
jantung dan kontraktilitas jantung, dan penurunan tekanan darah. Baroreseptor bertugas untuk mengembalikan keadaan tubuh menjadi
seimbang atau homeostasis. Penurunan darah akan turun sampai dibawah normal dan berlangsung selama 30-120 menit. Penurunan
tekanan darah terjadi karena terjadi pelebaran dan relaksasi pada pembuluh darah Bafirman, 2007.
6.
Pengaruh Senam terhadap Penurunan Tekanan Darah Faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah
jantung, tekanan pembuluh darah perifer dan volume aliran darah. Rata-rata tekanan darah arteri ditentukan oleh curah jantung dan
resistensi perifer total. Penurunan tekanan arteri setelah latihan harus dimediasi oleh penurunan satu atau kedua variabel tersebut. Penurunan
resistensi perifer total tampaknya menjadimekanisme utama yang menjadikan penurunan tekanan darah setelah olahraga. Penurunan
tahanan perifer dapat dijelaskan dari mekanisme :
- Adaptasi Neurohormonal Sistem saraf simpatik
Aktivitas sitem saraf simpatik yang meningkat adalah ciri penting dari hipertensi. Aktivitas saraf simpatikdan adanya pelepasan
norepinefrin NE memediasi vasokonstriksi dann meningkatkan resistensi vaskuler. Penurunan aliran saraf simpatis pusat atau
sirkulasi norepinefrin NE menipiskan vasokonstriksi dan menyebabkan penurunan tekanan darah. Meskipun bukti yang
terbatas untuk mendukung pengurangan eferen aktivitas saraf simpatik setelah latihanolahraga, pngurangan norepinefrin NE
plasma telah dibuktikan setelah latihanolahraga. Penelitian yang dilakukan oleh meredith et al. Menemukan bahwa penurunan NE
plasma setelah latihan berhubungan dengan penurunan spillover yang menunjukan penurunan aktivitas sistem saraf simpatik.
Berkurangnya NE pada sinapsis akan menjadi salah satu mekanisme yang memfasilitasi pengurangan resistensi pembuluh
darah setelah olahraga dan menyebabkan penurunan tekanan darah Pescestello, 2010.
Hiperinsulinemia dan resistensi insulin Hiperinsulinemia dan resistensi insulin berhubungan dengan
hipertensi dan aktivitas sistem saraf simpatik. Karena latihan olahraga meningkatkan sensitivitas insulin, ini merupakan
mekanisme pnting dalam mediasi penurunan aliran simpatis dan tekanan darah. Penelitian terbaru terkait dengan hipertensi
menunjukan hubungan erat antara penurunan istirahat tekanan darah dan NE plasma serta meningkatkan sensitivitas insulin
setelah olahraga Pescestello, 2010.
Sistem Renin-Angiotensin Angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat dan pengatur volume
darah, penurunan renin dan angiotensin II dengan latihan kemungkinan akan menjadi faktor penurunan tekanan darah
Pescestello, 2010.
Respon vaskular. Adaptasi vaskular yang akan memberikan konstribusi untuk
menurunkan tekanan darah setelah lathan. Latihan mengubah respon vaskular dua vaskonstiktor kuat, NE dan Endotelin-1.
Endotelin 1 mendorong pengeluaran NO nitrat oxide dan mempertahankan keseimbangan antara efek vasodilatasi dari NO
dan efek vasokonstriktor dari endotelin 1 itu sendiri. Endotel sangat bergantung pada vasodilatasi yang berkaitan erat produksi
oksida nitrat. Endotel memproduksi NO, yaitu faktor vasorelaksan ampuh yang memberikan kontribusi dalam pembuluh darah. NO
dibentuk oleh sintesis enzim NO NOS yang terbentuk dari asam amino L- Arginin. NO berdifusi ke sel-sel otot polos pembuluh
darah, mengaktifkan guanylate cyclase dan menghasilkan vasorelaksasi Mancia, 2014.Olahraga diduga dapat mengubah
vasokonstriktor menjadi vasodilator mengurangi vasokonstriksi dan tekanan pada tekanan darah. Latihan olahraga juga terbukti
meningkatkan produksi oksida nitrat dan meningkatkan fungsi vasodilatasiyang
akan mengurangi
resistensi perifer
dan menurunkan tekanan darah Pescestello, 2010.
Menurut hasil penelitian Moniaga 2013 menyatakan bahwa
setelah dilakukan perlakuan senam bugar lansia menunjukan terjadinya penurunan tekanan darah sistolik sebelum perlakuan dengan minggu
ke 3 perlakuan diperoleh selisih penurunan sebesar 16 mmHg. Hal Ini berhubungan dengan penurunan tahan perifer.
Hikmaharidha Hardian tahun 2011 dari hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa kelompok yang mengikuti senam thai chi
memilki rerata tekanan darah sistolik 126,2 8,24 mmHg dan diastolik 85,9 6,69 mmHg lebih rendah dibandingkan kelompok
yang tidak mengikuti senam thaichi sistolik 132,5 8,97 mmHg ; Diastolik 89,6 7,51 mmHg. Hasil uji statistik menunjukan terdapat
perbedaan yang bermakna tekanan darah sistolik p=0,02 dan diastolik P=0,03 antara kedua kelompok tersebut.
Kegiatan fisik melalui olahraga seperti senam terbukti memberikan efek protektif terhadap penyakit kronik: obesitas, diabetes melitus,
hipertensi, osteoporosis, kanker kolon, kecemasan, depresi dan jantung koroner.
Menurut Lee et al 2002 yang dimuat dalam the physician and sportmedicine, olahraga dapat menurunkan resiko penyakit jantung
koroner melalui mekanisme: penurunan denyut jantung dan tekanan darah, penurunan tonus simpatik, meningkatkan diameter arteri
koroner dan sistem koleteralisasi pembuluh darah, meningkatkan HDL dan menurunkan LDL darah. Suharjo Cahyono, 2008.