Model dalam Pengembangan Masyarakat

16 yang bertanggung jawab Payne 1995:165 dalam Ambadar 2008. Prinsip-prinsip yang sebaiknya dipegang dalam pengembangan masyarakat berdasarkan acuan dari ICSD 2004 dalam Ambadar 2008, anatar lain: 1. Kerjasama, bertanggung jawab, mengetengahkan aktivitas komunitas yang tidak membedakan laki-laki dan perempuan, dan mobilitas individu-individu untuk tujuan saling tolong-menolong diri sendiri, memecahkan masalah, integritas sosial dan atau tindakan sosial. 2. Sebanyak mungkin adanya kemungkinan dan kesesuaian. Community development harus mempercayakan dan bersandar pada kapasitas dan inisiatif dari kelompok relevafan dan komunitas lokal untuk mengidentifikasi kebutuhan, masalah dan merencanakan serta melaksanakan pelatihan tentang tindakan. 3. Sumberdaya komunitas dan kemungkinan sumberdaya dari luar komunitas harus dimobilisasi dan kemungkinan untuk diseimbangkan dalam bentuk kesinambungan dalam pembangunan.

2.1.2.2 Model dalam Pengembangan Masyarakat

Jack Rothman dalam karya klasiknya yang terkenal, Three Models of Community Organization Practice 1968 dalam Suharto 2005, mengembangkan tiga model yang berguna dalam memahami konsep tentang pengembangan masyarakat: 1 pengembangan masyarakat lokal locality development, 2 perencanaan sosial social planning dan 3 aksi sosial social action lihat Tabel 2. Paradigma ini merupakan format ideal yang dikembangakan terutama untuk tujuan analisis dan konseptualisasi. Dalam praktiknya, ketiga model tersebut saling bersentuhan satu sama lain. Setiap komponennya dapat digunakan secara kombinasi dan simultan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada. Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat dipandang bukan sebagai klien yang bermasalah melainkan sebagai 17 masyarakat yang unik dan memiliki potensi, hanya saja potensi tersebut belum dikembangkan. Pengembangan masyarakat lokal pada dasarnya merupakan proses interaksi antara anggota masyarakat setempat yang difasilitasi oleh pekerja sosial. Tabel 2. Tiga Model Pengembangan Masyarakat Parameter Pengembangan Masyarakat Lokal Perencanaan Sosial Aksi Sosial Orientasi tujuan Kemandirian, integrasi dan kemampuan masyarakat tujuan proses Pemecahan masalah sosial yang ada di masyarakat tujuan tugashasil Perubahan struktur kekuasaan proses, lembaga dan sumber tujuan proses dan tugas Asumsi mengenai struktur masyarakat dan kondisi masalah Keseimbangan, kurang kemamupan dalam relasi da pemecahan masalah Masalah sosial nyata: kemiskinan, pengganguran, kenakalan remaja Ketidakadilan, kesengsaraan, ketidakmerataan, ketidaksetaraan. Asumsi mengenai kepentingan masyarakat Kepentingan umum atau perbedaa-perbedaan yang dapat diselaraskan Kepentingan yang dapat diselaraskan atau konflik kepentingan Konflik kepentingan yang tidak dapat diselaraskan: ketiadaan sumber Konsepsi mengenai kepentingan umum Rationalist-unitary Idealist-unitary Realist-individualist Orientasi terhadap struktur kekuasaan Struktur kekuasaan sebagai kolaborator, perwakilan Struktur kekuasaan sebagai pekerja dalam sponsor Struktur kekuasaan sebagai sasaran aks, dominasi elit kekuasaan harus dihilangkan Sistem klien atau sistem perubahan Masyarakat secara keseluruhan Seluruh atau sekelompok masyarakat termasuk masyarakat fungsional Sebagian atau sekelompok anggota masyarakat tertentu Konsepsi mengenai klien atau penerima pelayanan Warga masyarakat atau Negara Konsumen Korban Peranan masyarakat Partisispasi dalam proses pemecahan masalah Konsumen atau penerima pelayanan Pelaku, elemen, anggota Peranan pekerja sosial Pemungkinan, koordinator, pembimbing Peneliti, analis, fasilitator, pelaksana program Aktivis, advokasi: agitator, broker, negotiator Media perubahan Mobilisasi kelompok- kelompok kecil Mobilisasi organisasi formal Mobilisasi organisasi massa dan politik Strategi perubahan Pelibatan masyarakat dalam pemecahan masalah Penentuan maslah dan keputusan melalui tindkan rasional para ahli Katalis dan pengorganisasian masyarakat untuk mengubah struktur kekuasaan Teknik perubahan Konsensus dan diskusi kelompok, partisispasi, brainstorming , role playing , bimbingan dan penyuluhan Advokasi, andragogy, perumusan kebijakan, perencananan program Konflik atau unjuk rasa, konfrontasi atau tindakan langsung, mobilisasi massa, analisis kekuasaan, mediasi, agitasi, negosasi, pembelaan Sumber: Suharto 1997 dalam Suharto 2005. 18 Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan mengembangakan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapakan. Pengembangan masyarakat lokal berorientasi pada “tujuan proses” process goal daripada tujuan tugas atau tujuan hasil task or product goal. Setiap anggota masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan tujuan dan memilih strategi yang tepat untuk mencapai tujuan. Pengembangan masyarakt lokal, peningkatan strategi kemandirian, peningkatan informasi, komunikasi, relasi dan keterlibatan anggota masyarakat merupakan inti dari proses pengembangan masyarakat lokal yang bernuansa bottom- up . Perencanaan sosial menunjuk pada proses pragmatis untuk menetukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, dan kesehatan masyarakat buruk. Perencanaan sosial lebih berorientasi pada “tujuan tugas” task goal. Sistem klien perencanaan sosial umumnya adalah kelompok-kelompok yang kurang beruntung atau kelompok rawan sosial-ekonomi. Aksi sosial dalah perubahan- perubahan fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusian kekuasaan, sumber dan pengambilan keputusan. Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi ‘korban’ ketidakadilan struktur.

2.1.2.3 Pengembangan Masyarakat terhadap Pelaksanaan Corporate Social

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate social responsibility dalam Hubungan corporate governance dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia

3 62 170

Implementasi Program Corporate Social Responsibiliti (CSR) Oleh PT. Sorikmas Mining Di Desa Banua Rakyat

1 65 217

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Arun NGL Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe

3 65 100

Perbandingan Pengaturan Tentang Corporate Social Responsibility Antara Indonesia Dengan Cina Dalam Upaya Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance Di Indonesia

3 83 204

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Dampak Program Corporate Social Responsibility PT. Telkom tbk Terhadap Akses Mata Pencaharian Masyarakat Peri - Urban Di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 41 151

Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US

4 66 121

Partisipasi masyarakat dan stakeholder dalam penyelenggaraan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan dampaknya terhadap komunitas perdesaan: study kasus anggota Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Kartini, Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandunga

0 20 353

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP SIKAP KOMUNITAS PADA PROGRAM PERUSAHAAN

0 0 25