23
ln [A]
t
= -kt + ln [A] , dimana t
12
= 0.693k Keterangan:
[A] = konsentrasi awal sukrosa
[A]
t
= konsentrasi sukrosa pada waktu t k
= konstanta laju reaksi jam t
= waktu jam t
12
= waktu paruh jam
C. Prosedur Analisis
1. Analisis Kadar Air AOAC 925.45 1999
Cawan aluminium kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit. Cawan kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang sete-
lah cawan dingin. Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang di dalam cawan terse- but kemudian dikeringkan dalam oven vakum suhu 70 °C, 25 mmHg
selama 3 jam. Setelah itu, cawan didinginkan di dalam desikator dan di- timbang. Penimbangan dilakukan berulang sehingga diperoleh bobot
penurunan 0.0005 g.
2. Analisis Nilai a
w
a
w
-meter
Alat a
w
-meter dihidupkan dengan menekan tombol power. Setelah tanda ready muncul, larutan NaCl jenuh dimasukkan dalam chamber
tempat pengukuran alat untuk mengkalibrasi a
w
-meter. Setelah itu, tombol start
ditekan dan ditunggu sampai nilai a
w
yang terbaca 0.750-0.752. Jika belum terbaca sekitar 0.750-0.720, knop tahanan kalibrasi diatur sehingga
kalibrasi tercapai kemudian tombol start ditekan kembali. Sebanyak 1 g contoh dimasukkan dalam chamber contoh dan tombol start ditekan.
Setelah itu, nilai a
w
ditunggu hingga terbaca oleh alat. 3.
Persiapan Sampel Gula
Sebanyak 25 g contoh dimasukkan dalam gelas piala 300 ml lalu ditambahkan dengan 2 g CaCO
3
dan 100 ml air destilata. Contoh dididih- kan selama 30 menit dan didinginkan. Setelah itu, contoh dipindahkan ke
dalam labu takar 250 ml dan ditambahkan dengan 1.5-2.5 ml Pb asetat
24
jenuh. Kemudian contoh ditepatkan dengan air destilata. Contoh dikocok dan disaring dengan kertas saring. Sebanyak 100 ml filtrat diambil dan
dimasukkan dalam gelas piala lain kemudian ditambahkan dengan 1.5 g Na-oksalat kering ke dalam filtrat contoh untuk mengendapkan Pb. Contoh
disaring kembali dengan kertas saring. Sebanyak 10 ml filtrat digunakan untuk analisis gula invert dan 50 ml filtrat digunakan untuk analisis
sukrosa.
4. Analisis Gula Invert AOAC 923.09 1999
Standarisasi larutan Fehling
Sebanyak 10 ml campuran Fehling A dan Fehling B reagensia Soxhlet dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml dan ditambahkan de-
ngan 19.2 ml larutan gula invert standar. Volume larutan gula invert stan- dar yang ditambahkan didapatkan dari 50.5 mg2.5 mgml = 20.2 ml
sehingga volume larutan gula invert yang ditambahkan adalah 20.2-1 ml = 19.2 ml. Larutan tersebut didihkan selama 2 menit kemudian ditambahkan
dengan 3-4 tetes indikator metilen biru. Teteskan larutan gula invert standar yang berfungsi sebagai titran sampai titrat berubah warna menjadi
tidak berwarna.
Analisis contoh incremental method
Sebanyak 10 ml reagensia Soxhlet dan 10 ml larutan dari hasil persiapan contoh dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml. Panaskan
larutan sampai mendidih selama 15 detik kemudian segera tambahkan larutan gula invert standar sampai warna biru hampir hilang. Setelah itu
tambahkan 3-4 tetes indikator metilen biru dan teteskan larutan gula invert standar sampai titrat menjadi tidak berwarna.
Analisis contoh standard method
Apabila volume larutan gula invert standar yang digunakan adalah 20 ml, maka volume larutan gula invert standar yang ditambahkan pada
reagensia Soxhlet adalah 20-1 ml = 19 ml. Sebanyak 10 ml reagensia Soxhlet, 10 ml larutan dari hasil persiapan contoh, dan 19 ml larutan gula
invert standar dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml. Lakukan seperti
25
pada tahap incremental method. Kadar gula invert dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Gula invert = Keterangan:
Vo = volume gula invert standar untuk titrasi reagensia Soxhlet ml
Vs = volume gula invert standar untuk titrasi larutan contoh ml
[G] = konsentrasi gula invert standar gml
Ts = volume contoh total dari persiapan contoh ml
T = volume contoh yang diperlukan untuk titrasi ml
W = berat contoh g
F = faktor pengenceran
5. Analisis Sukrosa