65
menjadi 70,77 dengan ketuntasan belajar 89 pada siklus pertama dan 75 dengan ketuntasan belajar 100 pada siklus kedua. TGT dapat meningkatkan
aktivitas siswa dengan ditunjukan rerata prosentasi pada siklus pertama 73.00 dan pada siklus kedua 80.83 yang termasuk dalam kategori sangat
baik. Akvitas guru meningkat dengan rerata 3.25 menjadi 3.45 dalam kategori baik. Ini menunjukan bahawa pembelajaran mnenggunakan model TGT dapat
meningkatkan hasil belajar matematika.
C. Kerangka berfikir
SKEMAKERANGKA BERFIKIR
Gambar 2. Kerangka Berfikir
KONDISI AWAL
PROSES
Setelah diadakan Penelitian menggunakan model KAM:
1. Keaktifan siswa dapat meningkat
2. Guru terampil dalam memilih dan menggunakan
metode-metode pembelajaran yang menarik 3.
Guru terampil dalam membuat media pembelajaran yang bisa digunakan semua siswa dan membantu
jalannya kegiatan pembelajaran 4.
Hasil belajar matematika siswa kelas II dapat meningkat
5.
Kualitas Pembelajaran matematika
meningkat
KONDISI AKHIR Langkah Model Pembelajaran KAM:
1. Pembentukan kelompok
2. Membangun konsep
3. Kompetisi Antar Kelompok
4. Kompetisi Antar
5. Pemberian penghargaan
1. Daya saingkompetisi antar siswa kurang
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
3. Guru kurang terampil dalam pemilihan metode
yang menarik 4.
Media pembelajaran terbatas sehingga membuat anak tidak tertarik dan merasa bosan.
5.
Pembelajaran tidak menyenangkan
66
Keadaan siswa sebelum diadakan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: ketika guru melemparkan pertanyaan maka tidak ada yang
menjawab pertanyaan guru jika tidak ditunjuk oleh guru secara langsung. Siswa mau maju kedepan kelas diiming-imingi akan diberikan penghargaan.
Jumlah penghargaan terbatas sehingga jika penghargaan sudah habis siswa harus ditunjuk oleh guru baru mau menjawab pertanyaan guru. Guru hanya
memberikan evaluasi dan hasilnya hanya dibagikan begitu saja kepada murid tanpa ada penghargaan bagi siswa yang mendapatkan nilai terbaik sehingga
siswa merasa biasa saja dengan nilai yang diperolehnya dan tidak berkeinginan mendapat nilai lebih tingi dibandingkan teman lainnya. Ketika
menjawab soal yang diberikan guru siswa asal mengerjakan saja yang penting semua soal sudah dikerjakan. Dalam pembelajaran sudah menggunakan
media tetapi jumlahnya hanya ada 1 yaitu media yang dipajang didepan kelas saja dan tidak semua anak disediakan media sendiri-sendiri sehingga siswa
hanya bisa menggunakannya secara bergantian. Media juga cenderung lebih banyak digunakan guru daripada siswa. Dalam pembelajaran guru lebih
banyak berceramah dan siswa hanya mendengarkan dan hanya duduk dibangkunya masing-masing tanpa melakukan aktivitas. Padahal siswa
senang beraktivitas Sehingga pembelajaran cenderung tidak menyenangkan dan siswa. Siswa yang tidak mendapat giliran menggunakan media cenderung
merasa bosan dan siswa lebih asyik bermain sendiri. Siswa bisa mengerjakan soal yang diberikan jika dibimbing oleh guru tetapi ketika diberikan soal
67
evaluasi dan mengerjakan sendiri siswa merasa kesulitan. Hal ini dikarenakan anak belajar dengan sistem menghafal.
Sesuai dengan hasil catatan pengamatan, dilapangan terjadi pembelajaran yang kurang menyenangkan, guru kurang terampil dalam
menggunakan model dan media pembelajaran, dan siswa yang kurang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang seperti ini
mengakibatkan kurang berhasilnya proses pembelajaran. Berdasarkan hal ini maka penulis memiliki dorongan dan ketertarikan mengadakan Penelitian
Tindakan Kelas untuk menyelesaiakan masalah tersebaut. Disisi lain, Model KAM memiliki beberapa keunggulan seperti menimbulkan rasa persaingan
yang sehat dengan antar siswa, Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan senang mengikuti pembelajaran, Menimbulkan rasa kerja sama dan
kompetisi yang tinggi antara siswa satu dengan yang lain, dan meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan metode dan media pembelajaran yang
dapat menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Melihat hal tersebut peneliti bersama kolaborator memilih menggunakan model KAM didalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan model KAM diharapkan dapat menyelesaikan permasalan yang terjadi tersebut sehingga kualitas
pembelajaran matematika akan meningkat.. Setelah diadakan penelitian menggunakan Model KAM ini akan
menjadikan aktivitas siswa dapat meningkat. Kemudian keterampilan guru juga meningkat. Dengan meningkatnya aktivitas dan keterampilan guru maka
hasil belajar siswa kelas II SDN Tambakaji 1 Semarang dapat meningkat
68
sehingga kualitas pembelajaran matematika di SDN Tambakaji 1 Semarang meningkat.
D. Hipotesis