3. Densitas
Densitas merupakan massa dari banyaknya partikel yang dibagi dengan total volume yang ditempati dengan satuan grcm
3
atau kgm
3
. Jumlah volume termasuk pada volume partikel, volume void antar partikel serta volume pori
internal Buckman and Brady, 1960. Ada beberapa hal yang mempengaruhi nilai densitas yaitu ukuran dan berat atom suatu elemen, kuatnya pengepakan atom dan
struktur kristal serta besarnya nilai porositas dalam mikrostruktur Richerson, 1992.
Pengukuran nilai densitas dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip Archimedes, dengan massa material adalah massa sampel kering mk yang
ditimbang diudara mj dan dikurangi dengan massa sampel basah yang ditimbang didalam air mb. Prosedur yang dilakukan pertama adalah mengukur massa
kering material dari proses sintering, kemudian material tersebut direbus dalam air mendidih selama 5 jam lalu didinginkan dengan posisi material tetap berada
didalam air selama 24 jam. Kemudian setelah 24 jam material ditimbang dalam keadaan basah diudara dan kemudian material ditibang dalam keadaan kering
diudara untuk mengetahui perbedaan massa yang diperoleh. Nilai densitas suatu material dapat ditentukan dengan persamaan
ρ =
? ? ? ??? ?
??
???
10 Keterangan :
?
???
= nilai densitas dari air gcm
3
Mk = massa sample kering gr
Mj = massa sample kering saat ditimbang diudara gr
Mb = massa sample basah gr
4. Differential Thermal Analysis DTA
Differential Thermal Analysis atau DTA merupakan suatu teknik analisis yang digunakan untuk mengukur perubahan panas dengan cara merekam secara terus-
menerus perbedaan temperatur antara sampel yang diuji dengan referensi sebagai suatu fungsi perubahan temperatur Khopkar, 1990. Suhu sampel dan
pembanding pada awalnya sama sehingga menyebabkan terjadinya pelelehan, penguraian, atau perubahan struktur kristal yang mengakibatkan perubahan suhu,
sehingga suhu pada sampel berbeda dengan pembanding. Bila suhu sampel lebih tinggi dibanding suhu pembanding maka perubahan yang terjadi adalah
eksotermal dan sebaliknya apabila suhu pembanding lebih tinggi dibandingkan dengan suhu sampel yang akan diuji maka yang akan terjadi adalah endotermal
West, 1984. Bagian-bagian alat DTA terdiri dari beberapa komponen yaitu tempat sampel,
tungku pemanas furnace, sistem perekam data dan pengatur suhu. Tungku pemanas berfungsi untuk memberi kestabilan panas yang cukup. Pengatur suhu
berfungsi untuk mengatur laju pemanasan. Sistem perekam data berfungsi merekam variasi temperatur pada saat pecobaan. Dan tempat sample berfungsi
menjamin distribusi panas. Dalam teknik ini, sampel diletakkan pada tempat sampel dan pada tempat pembanding ditempatkan material inert yaitu alumina.
Reaksi perubahan suhu kemudian dicatat oleh detektor. Skema dari perangkat DTA dapat dilihat pada Gambar 7