Peran Badan Usaha Swasta dalam Perekonomian Indonesia

Ekonomi Kelas 12 131 sendiri yang memegang kekuasaan di dalam perusahaan. Dalam beberapa hal kebebasan itu ada batasnya, seperti dalam penetapan upah buruh, mengimpor atau mengekspor barang-barang dan lain sebagainya. Ketiga, penerimaan seluruh keuntungan retention of all profits. Perusahaan perseorangan memberi kemungkinan seluruh keuntungan diberikan kepada seseorang. Pada bentuk-bentuk badan perusahaan lainnya, keuntungan dibagi antara pemilik perusahaan. Keempat, pajak yang rendah low taxes. Terhadap perusahaan perseorangan tidak dikenakan pajak; pemungutan pajak hanya dilakukan pada pemilik perusahaan perseorangan dari penghasilannya, karenanya sering disebut bahwa pajak pada Perusahaan Perseorangan relatif kecil. Kelima, tidak ada kemungkinan bocornya rahasia secrecy. Perusahaan Perseorangan merupakan suatu jenis perusahaan di mana rahasia tertentu dapat dijamin tidak akan bocor, karena umumnya pengusaha sendirilah yang menjalankan tugas-tugas penting, seperti pencampuran unsur-unsur bahan dalam proses produksi. Keenam, ongkos organisasi yang murah low organization cost. Dari berbagai bentuk badan perusahaan, Perusahaan Perseorangan mengeluarkan ongkos organisasi yang relatif murah, terutama karena bagian-bagian dan personalia relatif kecil. Ketujuh, undang-undang dan peraturan-peraturan yang membatasi gerak Perusahaan Perseorangan relatif sedikit jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk perusahaan lain. Kedelapan, dorongan perseorangan. Pengusaha perseorangan pada umumnya berusaha sekuat tenaga dengan kemampuan yang ada padanya agar perusahaan dapat merealisasikan tujuannya, yakni mendapat laba. b Kekurangan Pertama, tanggung jawab perusahaan yang tidak terbatas unlimited liability. Bagi setiap bentuk perusahaan, memperoleh keuntungan yang menjadi tujuannya, merupakan hal yang rumit, tergantung pada kebijaksanaan perusahaan, lapangan kegiatan yang dilakukan, keadaan perekonomian dan sebagainya. Perusahaan yang terus menderita kerugian, ada kemungkinan terpaksa menutup perusahaan. Bagi Perusahaan Perseorangan, bila kekayaan perusahaan belum dapat menutup segala hutangnya, maka kekayaan pribadi pengusaha perusahaan perseorangan menjadi jaminan untuk membayar hutang perusahaan. Itulah sebabnya maka dikatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak terbatas. Kedua, besarnya modal perusahaan terbatas limitation on size. Penanaman modal yang dilakukan Perusahaan Perseorangan seringkali terbatas, karena terbentur dalam usaha pinjaman. Ekonomi Kelas 12 132 Ketiga, kontinuitas yang tidak terjamin, lack of continuity. Bila pemilik perusahaan meninggal atau dipenjarakan, praktis perusahaan akan menghentikan aktivitasnya. Demikian pula bila usia pemilik perusahaan semakin lanjut, kelangsungan hidup perusahaan mulai terancam. Isteri atau anak-anak mungkin berusaha melanjutkan aktivitas perusahaan, namun tidak cukupnya pengalaman, menyebabkan perusahaan mengalami kemunduran. Keempat, kesulitan dalam soal pimpinan. Bila Perusahaan Perseorangan mengalami ekspansi selalu timbul masalah dalam soal pimpinan; sebab pengetahuan pengusaha tidak cukup untuk dapat mengorganisir perusahaan dengan baik. Menarik dan menempatkan orang-orang yang cakap, sering terbentur dalam hal delegasi tugas dan kekuasaan. Pengusaha Perusahaan Perseorangan sering takut atau memang tidak tahu bagaimana mendelegasikan tugas dan kekuasaan dengan cara yang efektif.

2. Kelebihan dan Kekurangan Firma

a Kebaikan Pertama, kebutuhan akan modal lebih mudah terpenuhi, jika dibandingkan dengan Perusahaan Perseorangan. Persekutuan dengan Firma pada umumnya mempunyai kapital relatif lebih besar daripada Perusahaan Perseorangan. Kedua, tergabungnya alasan-alasan rasional. Pada Persekutuan dengan Firma ada beberapa pemilik, yang memberi kemungkinan tiap tindakan besar yang akan diambil lebih dulu dipertimbangkan matang-matang dan setiap pemilik dapat memberi pendapat. Sering terjadi bahwa tindakan yang didasarkan atas musyawarah menghasilkan kebenaran dan mendatangkan keuntungan. Ketiga, perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan. Setiap sekutu dalam Persekutuan dengan Firma bertanggung jawab bukan saja pada tindakan-tindakannya tetapi pula terhadap sekutu lain, karenanya setiap sekutu menaruh perhatian yang sungguh-sungguh pada perusahaan. b Kekurangan Pertama, tanggung jawab yang tidak terbatas dari setiap sekutu. Dalam pembukuan Persekutuan dengan Firma, kekayaan pribadi masing-masing sekutu terpisah dengan kekayaan perusahaan, namun kekayaan pribadi setiap sekutu menjadi jaminan bagi hutang-hutang Persekutuan dengan Firma, bila terjadi likuidasi perusahaan. Kedua, pimpinan dipegang oleh lebih dari seorang. Adanya pimpinan yang lebih dari seorang, kecuali kalau ada batasan tugas, fungsi dan wewenang masing- masing sekutu, sering menimbulkan perselisihan paham. Hal yang demikian dapat membawa akibat bukan saja dalam kerja sama tetapi pula dalam pelaksanaan tugas masing-masing sekutu.