Infrastruktur Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana

kesehatan dan keluarga berencana, serta latihan petugas medis kesehatan Jhingan, 2010. Menurut Hill dan Williams dalam Huzain, 2008, dari segi kesehatan indikator perkembangan wilayah diukur berdasarkan Infant Mortality Rate Per 1000 Kelahiran yang berkaitan dengan perkembangan suatu wilayah dan sebagai input ukuran pelayanan ideal tenaga dokter per 100.000 penduduk.

2.6.3. Infrastruktur

Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat. Definisi teknik juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan sistem infrastruktur dan mengatakan infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem, sehingga memberikan pelayanan publik yang penting. Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Komponen-komponen infrastruktur merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem, sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi Grigg, Universitas Sumatera Utara dalam Kodoatie, 2005. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi- fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. 2.7. Penelitian Sebelumnya Adapun penelitian yang telah dilakukan mengenai pemekaran Kabupaten, kesejahteraan masyarakat dan pengembangan wilayah sebelumnya antara lain: Edo 2000 meneliti tentang dampak pemisahan Kota Kupang dari Kabupaten Kupang terhadap penerimaan PBB sektor pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Kupang dari tahun 19911992-19992000 dengan menggunakan alat analisis rata-rata pertumbuhan penerimaan, rata-rata realisasi, rata-rata efektifitas sebelum dsesudah pemisahan, serta analisis SWOT. Hasil dari penelitiannnya menunjukkan realisasi penerimaan PBB sektor pedesaan dan perkotaan mengalami penurunan rata-rata 60. Pertumbuhan penerimaan PBB sebelum pemekaran 26 sesudah pemekaran 6,05. Rata-rata efektifitas penerimaan per tahun selama 6 tahun yaitu sebelum pemekaran 104,82 tetapi sesudah pemekaran hanya rata-rata 77,40 selama periode 3 tahun, tetapi melalui analisis SWOT menunjukkan bahwa Kabupaten Kupang memiliki kekuatan untuk meningkatkan pendapatan PBB. Sihalolo 2002, dengan judul tesis penelitian “Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah Studi Kasus: Sub sektor Pariwisata’, menyimpulkan bahwa pengembangan sektor pariwisata secara ekonomis berpengaruh terhadap pembentukan Kabupaten Toba Samosir yang menyebabkan terjadinya perubahan mendasar pada stuktur ekonomi masyarakat dan pemerintah. Universitas Sumatera Utara Silalahi 2004 dalam tesis penelitiannya “Analisis Dampak Pemekaran Kecamatan Terhadap Pengembangan Wilayah Penelitian di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten Simalungun”, menyimpulkan bahwa masyarakat Panombeian Panei memberikan respon yang positif terhadap pembentukan Kecamatan tersebut. Persepsi masyarakat terhadap kelembagaan adalah dengan adanya lembaga-lembaga baru ditingkat kecamatan akan mengakibatkan mudahnya mereka melakukan segala bentuk pengurusan administrasi yang berhubungan dengan pemerintahan. Persepsi masyarakat terhadap eksesbilitas program pemerintah kepada masyarakat baik dibidang pendidikan, pertanian dan kesehatan akibat pembentukan kecamatan Panombeian Panei adalah cukup baik. Nuradi 2009 dalam tesisnya “Manfaat Pemekaran Daerah terhadap Percepatan Pembangunan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Studi Kasus: Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara”, dengan menggunakan analisa data pertumbuhan dan uji t, menyimpulkan bahwa pemekaran daerah bermanfaat terhadap percepatan pembangunan dilihat dari perkembangan PDRB, dan PDRB perkapita yang menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Pemekaran daerah juga bermanfaat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, dilihat dari meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat dan membaiknya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara

2.8. Kerangka Pemikiran