37
sehingga menghasilkan 57 responden. Hasil penelitian diketahui sebagian besar perhatian orang tua diberikan baik yaitu 28 siswa
49,12 dan baik sekali 29 siswa 50,88 terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap motivasi
belajar. Sedangka untuk motivasi belajar ada 28 siswa 49,12, dan baik sekali 29 siswa 50,88 jadi dalam pengaruh ini orang
tua sangat berpengaruh dalam motivasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada orang tua lebih memberikan
perhatian kepada anak terutama perhatian yang bersifat non material dan perhatian terhadap lingkungan sepermainan anak,
sehingga anak dapat berkembang dan mempunyai miotivasi belajar yang lebih baik. Sedangkan bagi sekolah melakukan kerjasama
denga orang tua murid dalam menumbuhkan dan memberikan dorongan belajar sehingga prestasi belajar siswa dapat menjadi
lebih baik.
B. Kerangka Teoritik 1. Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Karakter Siswa
Komunikasi merupakan bagian penting dalam menjalankan aktivitas hidup manusia, melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan pesan
atau informasi kepada orang lain. Dengan melakukan komunikasi manusia dapat berhubungan atau berinteraksi antara satu dengan yang lain.
Komunikasi dapat berlangsung dengan melibatkan tiga komponen, yaitu pembicara orangtua, pendengar anak, dan pesan yang dikomunikasikan.
Ini artinya bahwa komunikasi hanya dapat berjalan dengan lancar apabila antara orangtua dan anak mampu mengemukakan diri secara jelas dan
bersedia mendengarkan pesan yang bersifat verbal maupun isarat non- verbal
atau gerakan tubuh lawan bicara. Komunikasi orangtua dan anak itu sangat penting bagi perkembangan
kepribadian anak. Orangtua bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak guna mengembangkan keseluruhan eksistensi anak, kebutuhan tersebut
meliputi kebutuhan biologis maupun kebutuan psikologis seperti rasa aman, dikasihi, dimengerti sebagai anak, sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang ke arah harmonis. Dengan melakukan komunikasi, orangtua dapat mengetahui pandangan-pandangan dan kerangka berpikir anaknya,
dan sebaliknya anak juga dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh orangtuanya.
Istilah karakter lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. Ada dua pengertian tentang karakter. Pertama, karakter menunjukkan bagaimana
seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, ataupun rakus, tentulah orang tersebut dianggap memiliki perilaku buruk.
Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut dianggap memiliki karakter mulia. Kedua, istilah karakter
erat kaitannya dengan
„personality’. Seseorang baru bisa disebut „orang yang berkarakte
r‟, apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral. Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu
38
spontanitas manusia dalam bersikap atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam dirinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diduga terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap karakter siswa.
2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Karakter Siswa
Keberhasilan seseorang dalam mewujudkan cita-cita, salah satunya melalui faktor motivasi. Motivasi merupakan hal yang paling penting dalam
diri seorang manusia untuk mencapai apa yang ia inginkan. Motivasi dapat berarti daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu seperti
yang diinginkan atau dikehendakinya. Motivasi terbagi menjadi dua bagian yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik berasal
dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik asalnya dari luar individu tersebut. Umumnya, motivasi intrinsik memiliki porsi
lebih kuat dalam diri individu. Bila seorang individu memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka akan lebih mudah ditingkatkan motivasinya
dengan diberi motivasi ekstrinsik. Apabila dikaitkan dengan dunia pendidikan, maka munculah istilah
motivasi belajar. Motivasi belajar dapat dimaknai sebagai daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa belajar itu tercapai.
Mengingat demikian pentingnya peranan dan fungsi motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat membangkitkan dan
meningkatkan motivasi belajar agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan perilaku
siswa di sekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang baru. Motivasi belajar yang tinggi
tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
Pendidikan karakter adalah keseluruhan dinamika relasional antara pribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar
dirinya, agar pribadi tersebut semakin dapat menghayati kebebasan sehingga dapat bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi
dan perkembangan orang lain dalam hidupnya. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku karakter kepada
warga sekolah yang meliputi kompenen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa YME, diri sendiri, sesama lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi paripurna insan kamil.
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Kemudian fungsi pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik, kemudian memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur dan meningkatkan peradaban
bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
39
Berdasarkan uraian di atas diduga terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap karakter siswa.
3. Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Motivasi Belajar
Keluarga sebagai suatu sistem yang terdiri atas individu-individu yang berinteraksi dan saling bersosialisasi dan mengatur. Keluarga merupakan
tempat di mana sebagian besar dari kita berkomunikasi. Komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak dalam satu ikatan keluarga di mana
orangtua bertanggung jawab dalam mendidik anak. Hubungan yang terjalin antara orangtua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan
pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana antara orangtua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan
interpersonal antara orangtua dan anak muncul melalui transformasi nilai- nilai. Transformasi nilai dilakukan dalam bentuk sosialisasi. Pada proses
sosialisasi di masa kanak-kanak orangtua adalah membentuk kepribadian anak-anaknya dengan menanamkan nilai-nilai yang dianut oleh orangtua.
Hal yang dilakukan orangtua pada anak di masa awal pertumbuhannya sangat mempengaruhi berbagai aspek psikologis anak-anak.
Motivasi merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri anak atau dapat juga berasal dari luar diri anak. Motivasi yang berasal dari luar diri
anak dapat berpengaruh terhadap diri anak, apalagi motivasi itu yang datang dari orangtua sendiri. Kaitannya dengan belajar, maka motivasi yang
diberikan orangtua adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dapat mempengaruhi karakter siswa, di mana dalam proses motivasi muncul
keinginan untuk berhasil dalam belajar. Dengan berhasil dalam belajar, banyak pengetahuan dan keterampilan yang didapat sehingga secara tidak
langsung dapat berpengaruh terhadap karakter siswa.
Berdasarkan uraian di atas diduga terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar.
40
Untuk memperjelas pemahaman di atas, maka penulis merancang kerangka teoritik seperti gambar di bawah sebagai berikut:
Komunikasi Orang tua: 1. Komunikasi Efektif
2. Pola Komunikasi 3. Kelancaran
Komunikasi Sumber: Rakhmat
2007; Yusuf 2007
Motivasi Belajar: 1. Motivasi Intrinsik
2. Motivasi Ekstrinsik Sumber: Syah 2005
Karakter Siswa: 1. Religius dan jujur
2. Toleransi dan disiplin 3. Kerja keras dan
kreatif 4. Mandiri dan
demokratis 5. Rasa ingin tahu dan
semangat kebangsaan 6. Cinta tanah air dan
menghargai prestasi 7. Bersahabat dan
komunikatif 8. Cinta damai dan
gemar membaca 9. Peduli lingkungan
sosial dan tanggung
Gambar 2. Desain Penelitian Analisis Jalur
C. Hipotesis Penelitian