Perumusan Strategi Dakwah Rohis SMAN 1 Leuwiliang
b. Tahapan Pencocokan
Dalam tahapan pencocokan ini tentunya sebuah organisasi harus bisa memprediksikan peluang keberhasilan sebauh strategi
diukur melalui kekuatan dan kelemahan organisasi, Peneliti melihat dalam tahapan pencocokan ini Rohis kurang mampu melihat
permasalahan sasaran dakwahnya. Sehingga hanya sebagian kecil dari kegiatan yang dilakukan diarahkan kepada pihak-pihak tertentu.
c. Tahapan Keputusan
Dalam tahapan keputusan ini sebuah strategi alternatif yang dihasilkan kemudian diputuskan untuk digunakan atau tidak. Adapun Rohis itu
sendiri disa terlihat pertimbangan menggunakan waktu kegiatan setelah selsai KBM.
d. Pengenalan sasaran dakwah
Dalam hal ini pengenalan sasaran dakwah Rohis SMAN 1 Leuwiliang diarahkan pada Siswa dan siswi SMAN 1 Leuwiliang
terutama pada anggota Rohis itu sendiri. e.
Pengkajian tujuan
Dalam sebuah strategi tentunya pengkajian tujuan haruslah jelas dengan begitu program yang sudah tersusun agar tidak sia-sia.
Maka dengan demikian haruslah mengetahui siapa sasaran dakwah
mereka, strategi seperti apa yang akan mereka lakukan dan apa tujuan utama Rohis.
Sesuai dengan yang peneliti dapatkan di lapangan tentang pengkajian tujuan oleh Rohis SMAN 1 Leuwiliang dengan pemaparan
Ahmad Fahrudin Ketua Rohis yang saya kutip. “Pada dasarnya tujuan dibentuknya Rohis adalah untuk
memotivasi peningkatan kemampuan dan keberhasilan siswa dalam memahami Islam serta menumbuh kembangkan
semangat hidup beragama di lingkungan sekolah umum. Terlebih, pelajar kini mulai kehilangan jati dirinya dengan
melakukan hal-hal yang negatif. Kami sebagai wadah dakwah di sekolah menginginkan lingkungan pelajar yang sehat buakan
hanya dari segi jasmani akan tetapi dari segi rohani pula.
”
71
Dari pemaparan tujuan oleh Ketua Rohis, bisa dilihat bahwa tujuan Rohis adalah untuk menanamkan nilai-nilai Islam pada diri
siswa dan siswi serta mengarahkan siswa dan siswi kepada prilaku yang sesuai dengan tuntunan agama.
Untuk mempermudah kerja mereka dalam mencapai tujuan dibuatlah sistem kerja yang terstruktur sesuai kebutuhan dalam
mobilisasi dakwahnya dan pembagian tugasnya. Seperti: Divisi DPUdewan pembina umat, divisi kaderisasi, divisi medikom media
71
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Fahrudin Ketua Rohis SMA 1 Leuwiliang, bogor, 9 Agustus 2013.
dan komunikasi, divisi sarana dan prasarana, serta divisi keputrian. Dengan begitu, mempermudah pula dalam pembagian kerja mereka.
72
f. Efektifitas dan efesiensi strategi dakwah
Efektifitas dan efesiensi dalam strategi dakwah haruslah diperhatikan. Hal ini, karena berkaitan dengan sumber daya organisasi
yang dimiliki yang nantinya akan berpengaruh kepada keberhasilan dalam dakwahnya.Untuk mengukur efektifitas dan efesiensi tentunya
harus melihat proses in put masukan dan out put keluaran. Berkaitan dengan efektifitas dan efesiensi peneliti berpendapat
bahwa adanya pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh Rohis. Baik dari segi situasi dan kondisi yang menurutnya
berpengaruh terhadap efektifitas dan efesiensi dakwahnya. Seperti yang saya kutip dari ketua Rohis:
“Kami sangat menyadari sangat terbatasnya waktu dalam melaksanakan kegiatan, namun kami berusaha mencari
jalan keluar dengan cara memaksimalkan waktu yang ada seperti menggunakan waktu yang sedikit namun berulang dan
serinng. Hal ini bisa di lihar dari belajar membaa Al- Qur’an,
meski waktu yang kami miliki hanya lima menit sebelum waktu pembelajaran sekolah dimualai. Namun, dengan
rutinitas dan terus berulang dilaksanakan setiap hari menjadi sangat efektif dan efisien. Dalam hal lain kami lebih
72
Laporan Program Kerja ROHIS SMAN 1 Leuwiliang Bogor dari ketua ROHIS Ahmad Fahrudin pada 9 Agustus 2013
menggunakan waktu di luar jam pelajaran atau di jam-jam yang kosong.”
73
Peneliti berpendapat bahwa kegiatan harian seperti membaca Al-
Qur’an yang dilaksanakan hanya lima menit sebelum KBM kegiatan belajar mengajar. Hal ini, dikarenakan terbatasnya waktu
yang tersedia. Namun, dengan begitu terlihat efektif dan efisien karena pelaksanaanya rutin setiap hari sebeum KBM. Sehingga apabila
dikomulatifkan dalam satu minggu mereka membaca Al- Qur’an
selama 30 menit. Dengan begitu siswa dan siswi bisa lancar dalam membaca Al-
Qur’an. Dalam kegiatan, Rohis juga sering melibatkan SDM sumber
daya manusia dari luar organisasi. Seperti yang saya kutip: “Dari pihak lain pun banyak salah satunya dari TIM
ALUMNI Rohis, bahkan kadangkala kami memanggil pendakwah-pendakwah yang sudah mumpuni dalam mengisi
acara dan kegiatan kami, seperti dulu kami pernah mengundang Ust. Zaky Mirza. Serta, tidak kami lupakan pihak
sponsor pun ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang kami
lakukan.”
74
Hal ini, dikarenakan SDM dari luar lebih kredibel dibandingkan dengan sumber daya manusia yang ada di dalam Rohis
73
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Fahrudin Ketua Rohis SMA 1 Leuwiliang, bogor, 9 Agustus 2013.
74
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Fahrudin Ketua Rohis SMA 1 Leuwiliang, bogor, 9 Agustus 2013.
itu sendiri. Karena dalam penanaman nilai-nilai keagamaan diperlukan orang-orang yang mumpuni juga dalam bidang keagamaan.
Dalam hal ini Rohis mampu melihat situasi dan perkembangan zaman. Hal ini terlihat dari beberapa variasi pengunaan media yang
beragam baik media elektronik, online, dan media cetak. Sehingga mereka bisa melakukan aktifitas dakwahnya tidak hanya dalam
sekolah saja. Misalkan, mengirim pesan bermuatan dakwah kepada siswa-siswi setiap minggunya yang dilakukan oleh divisi medikom.
Serta menggaunakan facebook dan blog untuk sarana dakwahnya juga. Hal ini juga dirasa sangat praktis dan menghemat dana. Jadi
penanaman nilai-nilai keagamaan bisa dilakukan kepada siswa dan siswi bukan hanya di sekolah saja.