Dalam menyusun anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi
hanyalah angan-angan, 2.
Untuk memotivasi manajer pelaksana, diperlukan partisipasi top manajer. Penyusunan anggaran dapat dilakukan secara top down, yaitu anggaran yang
disusun oleh manajemen puncak untuk manajemen dibawahnya. Langkah-langkah yang diambil dalam penyusunan anggaran secara top down, yaitu sebagai berikut :
a. Manajemen puncak mengirim prinsip-prinsip penyusunan anggaran termasuk
tujuan umum perusahaan ke masing-masing bagian serta membentuk komite anggaran jika belum memiliki komite,
b. Masing-masing bagian menyusun anggaran operasional rencana laba dimulai
dengan membuat anggaran penjualan, c.
Bagian departemen keuangan menyusun anggaran keuangan perusahaan, d.
Negosiasi antar bagian dan komunikasi dengan atasan, e.
Koordinasi dan perubahan kembali terhadap rancangan anggaran yang diajukan masing-masing departemen oleh komite anggaran,
f. Persetujuan akhir dari manajemen puncak.
3. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi
Penyusunan anggaran biaya produksi dimulai dengan anggaran penjualan. Hal ini menjadi dasar perencanaan berkala dalam perusahaan, karena praktis semua
perencanaan lainnya disusun berdasarkan anggaran ini. Kemudian penyusunan
Universitas Sumatera Utara
angggaran selanjutnya adalah anggaran produksi, karena rencana penjualan yang telah disusun harus direalisasikan dengan memproduksi barang-barang yang telah
dianggarkan. Langkah selanjutnya adalah penyusunan anggaran biaya produksi bertitik tolak dari anggaran produksi dan anggaran penjualan.
Dalam bukunyan Glen A. Welsch 2000: 180 menggambarkan hubungan anggaran penjualan, anggaran produksi dan anggaran biaya produksi sebagai berikut :
Gambar 1 : Perencanaan Organisasi Manufaktur Sumber : Welsch, Glen A, Ronald W, Hilton dan Paul N Gordon, Anggaran,
Perencanaan dan Pengendalian Laba, diterjemahkan oleh Purwatiningsih, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2000, hal. 180.
1. Anggaran Produksi
Aktivitas selanjutnya setelah anggaran penjualan disusun adalah penyusunan anggaran produksi. Total unit yang harus diproduksi tergantung pada penjualan yang
direncanakan dan tingkat perubahan persediaan yang diharapkan. Jadi anggaran produksi adalah rencana terperinci yang menunjukkan jumlah unit yang harus
diproduksi selama satu periode dengan memperhatikan besarnya penjualan dan keperluan persediaan barang jadi. Jumlah unit yang akan diproduksi dalam satu
periode anggaran dihitung dengan cara: Penjualan menurut anggaran
xxx Persediaan
akhir xxx
Rencana Penjualan Perubahan Persediaan
Produk Jadi Rencana Produksi
Anggaran Bahan Langsung
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Anggaran Biaya Overhead Manufaktur
Universitas Sumatera Utara
-------------- +
Jumlah xxx
Persediaan awal xxx
--------------- - Unit yang akan diproduksi
xxx Adapun tujuan penyusunan anggaran produksi adalah :
a. Menunjang kegiatan penjualan agar produk dapat disediakan sesuai dengan
yang direncanakan. b.
Menjaga tingkat persediaan yang memadai. c.
Sebagai informasi untuk menyusun anggaran lainnya. d.
Mengatur jadwal produksi. e.
Menetapkan jumlah aturan fisik yang akan diproduksi dalam waktu atau periode tertentu.
f. Menentukan waktu berproduksi.
g. Menentukan penggunaan fasilitas lainnya.
h. Menentukan penggunaan bahan baku, tenaga kerja, service, dan peralatan.
Berikut akan disajikan contoh anggaran produksi :
Tabel 1 PT. CHARISMA
Anggaran Produksi PRODUK
A B
Unit Penjualan Ditambahkan dengan persediaan akhir
Total unit yang diperlukan Dikurangi persediaan awal
Produksi yang direncanakan 80.000
12.000 92.000
1.000 91.000
110.000 15.000
125.000 1.000
124.000
Sumber : Munandar, M, Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja dan Pengawasan Kerja, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2001, hal 113.
Universitas Sumatera Utara
2. Anggaran Biaya Produksi