dengan informasi
yang disampaikan
sehingga bisa
terjadi kesalahpahaman dan human error.
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan tipe-tipe konflik organisasi pada level konflik yang dialami individu dalam organisasi
berdasarkan yang disampaikan oleh Schermerhorn dkk 2002 yang menyatakan konflik pada level individu dalam organisasi terbagi atas:
1. Intrapersonal conflict 2. Interpersonal conflict
C. KARYAWAN
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003, karyawan dapat diartikan setiap orang yang bekerja dengan menerima imbalan
dari tempat ia bekerja dan memiliki hubungan kerja dengan adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerjakaryawan. Karyawan atau pekerja di suatu
organisasi menerima imbalan atau upah sesuai konrtribusi pekerjaannya dan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
D. HUBUNGAN ANTARA KONFLIK INDIVIDU DI ORGANISASI
DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS KARYAWAN.
Karyawan merupakan sumber penentu keberhasilan utama disebuah organisasi. Organisasi memerlukan karyawan yang mampu bekerja secara
produktif, inovatif, dan memiliki performa kerja yang baik. Untuk memperoleh karyawan yang memiliki kemampuan kerja yang baik, salah
satu caranya dengan mensejahterakan psikologis karyawan Vallerand, 2012. Karyawan yang sejahtera baik secara fisik maupun psikologis akan
memiliki performa kerja yang baik serta mampu produktif berkerja secara maksimal di tempat ia bekerja. Menurut Maenapothi 2007 Kesejahteraan
psikologis karyawan merupakan situasi dimana ketika individu bekerja akan merasa senang dan tidak merasa seperti bekerja, lebih efektif dan memiliki
target pencapaian kerja baik untuk dirinya sendiri maupun untuk organisasi. Kesejahteraan psikologis karyawan akan rendah ketika karyawan berada
dalam keadaan tidak nyaman, terganggu dan mengalami stres ditempat kerja yang pada akhirnya akan menganggu performasi kerja, produktifitas, tingkat
absen dan kepuasan Akintayo, 2012. Stres yang terjadi pada karyawan akan mempengaruhi kesejahteraan psikologis dan mengganggu aktifitas
harian karyawan ketika bekerja, sesuai pendapat Atkinson 2000, mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan
membahayakan kesejahteraan baik fisik maupun psikologis seseorang. Kesejahteraan fisik berkaitan dengan kesehatan jasmani sedangkan
kesejahteraan psikologis merupakan apa yang dirasakan individu mengenai
Universitas Sumatera Utara
aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari Ryff Keyes, 1995.
Owens 1991 menjelaskan adanya suatu konflik akan menghasilkan stres kerja dan berdampak pada penurunan performa kerja karyawan, dan
bila konflik ini berlangsung lama akan berakibat pada intensitas turnover dan rendahnya kesejahteraan psikologis ditempat kerja. Rice 1992;
Akintayo, 2012 mengungkapkan seseorang akan mengalami stres ketika tidak bisa menentukan sebuah keputusan, ada pertentangan dengan nilai-
nilai, tidak bisa membangun hubungan baik dengan orang lain yang mengindikasikan telah timbulnya konflik. Penelitian lain juga menambahkan
bahwa stres kerja memiliki dampak pada kesehatan dan kesejahteraan psikologis karyawan dan efek tugas pada sikap mereka ketika bekerja
Akintayo, 2012 Munculnya konflik dalam suatu organisasi tentunya saling terkait
dengan keberadaan karyawan yang bekerja diorganisasi tersebut. Konflik individu akan berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada karyawan, karyawan akan tidak nyaman dengan adanya konflik sehingga berpengaruh pada produktifitas kerja dan performa yang dihasilkan
Robins Judge, 2007. Ketidakseimbangan dalam bekerja dan tingginya konflik ditempat
kerja akan mengurangi kepuasan kerja, rendahnya komitmen terhadap organisasi, rendahnya produktifitas dan performa kerja, meningkatnya absen
dan turnover serta menurunkan kesejahteraan psikologis dan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
fisiologis. Waltman Sullivan, 2007; Wang, 2006; Bell, Rajendran, Theiler, 2012. Karyawan yang mengalami konflik akan merasa tidak
nyaman dan terganggu dengan konflik yang muncul di dalam organisasi. Konflik individu yang muncul akan berpengaruh pada kesejahteraan
psikologis, kinerja dan efektifitas karyawan diorganisasi. Robbins, 1996 Schermerhorn dkk 2002 mengungkapkan dampak-dampak yang
muncul dari konflik individu di organisasi pada karyawan. Konflik interpersonal yang terjadi dalam organisasi akan berpengaruh dengan
kesejahteraan psikologis karyawan pada dimensi positive relationship terganggu, artinya ketika interaksi atau hubungan dengan atasan, bawahan
maupun sesama rekan kerja tidak harmonis maka positive relation rendah. Hubungan positif yang dibangun dilingkungan kerja akan meningkatkan
komunikasi dan dukungan sosial yang akan mengurangi absensi dan turnover Gilbert Benson, 2004
Intrapersonal conflict dikatakan oleh Schermerhorn dkk 2002 terjadi pada diri individu karena tekanan sebenarnya atau yang dirasakan
dari ketidaksesuaian tujuan dan harapan, ketika konflik intrapersonal muncul maka akan mengganggu kesejahteraan pada dimensi Self-
acceptance, autonomy, environmental mastery, dan purpose in life. Karyawan yang tidak bisa memenuhi harapan dirinya sendiri dan menjadi
pribadi yang memenuhi harapan orang lain intrapersonal conflict maka dapat dikatakan dimensi pada self-acceptance rendah. Karyawan yang tidak
mampu untuk menentukan diri sendiri dan tidak mampu mengatur tingkah
Universitas Sumatera Utara
laku maka pada dimensi autonomy rendah sehingga performa kerja karyawan akan rendah ketika dimensi well being juga rendah Cropanzano
Wright, 1999. Karyawan tidak bisa mengatur kehidupan sehari-hari, serta tidak
memiliki kontrol terhadap lingkungan luar disekitarnya dengan kata lain karyawan yang mudah terpengaruh dengan lingkungan, tidak bisa
menciptakan keadaan yang sesuai dengan dirinya serta tidak memiliki kontrol terhadap lingkungan dikatakan memiliki konflik intrapersonal dan
kemampuan pada dimensi enviromental mastery rendah Ryff, 1989. Karyawan yang tidak memiliki tujuan dan target pencapaian kerja serta
merasa bahwa tidak ada kesesuaian antara dirinya dengan tujuan dan harapan ia dalam bekerja maka ia memiliki konflik intrapersonal
Schermerhorn dkk, 2002. Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas terdapat kaitan antara
Konflik individu di organisasi dengan kesejahteraan psikologis pada karyawan.
E. HIPOTESA PENELITIAN