Tujuan Perkiraan Manfaat dan Dampak Teori Kebijakan

3 sarana pendukungnya. Agar tercapai swasembada, target produksi yang harus di capai pada tahun 2015 adalah produksi padi 73,40 juta ton dengan pertumbuhan 2,21 tahun, jagung 20.33 j uta ton dengan pertumbuhan 5,57 tahun dan kedelai 1,50 juta ton dengan pertumbuhan 60.81 tahun. Pada prakteknya untuk mencapai swasembada pangan nasional banyak menghadapi hambatan. Seperti alih fungsi lahan, perubahan iklim, urbanisasi, dan pertumbuhan penduduk membawa dampak terhadap tata kelola bidang pertanian secara keseluruhan. Program swasembada pangan masih bergantung pada luasan lahan yang tersedia. Selain itu ketersediaan air khususnya irigasi sangat menentukan keberhasilan swasembada tersebut. Menurut keputusan menteri PU Nomor 293 Kpts.M 2014 tanggal 10 Juni tahun 2014, sawah yang mempunyai irigasi seluas 7.145.168 hektar dengan tingkat kerusakan jaringan irigasi primer dan sekunder seluas 3.289.069 hektar serta kerusakan jaringan tersier seluas 3.518.227 hektar. Berdasarkan Undang- undang nomor 7 tahun 2004 tentang sumberdaya air dan Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2006 tentang irigasi, tanggung jawab pengelolaan jaringan primer dan sekunder terbagi menjadi tiga kewenangan yaitu: Pemerintah Pusat Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten kota, sementara jaringan tersier menjadi tanggung jawab petani. Kementerian Pertanian telah menetapkan upaya khusus pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan kegiatan pendukung lainnya seperti Pengembanga Jaringan I rigasi, optimasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu GP-PTT, optimasi perluasan areal tanam kedelai melalui indeks pertanaman PAT-PI P kedelai, perluasan areal tanam jagung PAT jagung, penyediaan sarana dan prasarana pertanian benih, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian dan pengawalan pendampingan.

1.3. Tujuan

1. Menganalisis kinerja kebijakan peningkatan produksi pangan strategis padi di Provinsi Bengkulu. 2. Menganalisis capaian sasaran program peningkatan produksi padi yang telah di targetkan di Provinsi Bengkulu. 4 3. Menganalisis efektifitas pelaksanaan program peningkatan produksi pangan strategis padi di Provinsi Bengkulu. 1.4.Keluaran Yang Diharapkan 1. Kinerja kebijakan peningkatan produksi pangan strategis padi di Provinsi Bengkulu. 2. Capaian sasaran program peningkatan produksi padi yang telah di targetkan di Provinsi Bengkulu. 2. Efektifitas pelaksanaan program peningkatan produksi pangan strategis padi di Provinsi Bengkulu. 1.5 . Hasil yang Diharapkan Tersedianya informasi tentang kinerja kebijakan peningkatan produktivitas dan produksi pangan strategis di Provinsi Bengkulu, capaian sasaran produksi yang telah di targetkan di Provinsi Bengkulu, efektifitas pelaksanaan program peningkatan produktivitas dan produksi pangan strategis di Provinsi Bengkulu.

1.6. Perkiraan Manfaat dan Dampak

1. Hasil pengkajian diharapkan dapat menjadi bahan dalam penyusunanserta penyempurnaan kebijakan pengembangan swasembada pangan padi di Provinsi Bengkulu. 2. Peningkatan adopsi teknologi berdampak terhadap peningkatan produksi padi dan juga pendapatan petani padi. 5 I I . TI NJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Kebijakan

Kebijakan publik adalah tindakan kolektif melalui kewenangan pemerintah dan ditetapkan berdasarkan prosedur yang legitimate. Bidang liputan sintesa kebijakan adalah kebijakan publik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan petani dan perilaku agribisnis lainnya. Salah satu spesifikasi aspek sintesa kebijakan adalah metoda atau prosedur operasionalnya tidak mengikuti standard ilmiah baku, tetapi merupakan review dan sintesis teori, informasi, dan hasil penelitian ilmiah secara sistematis dan logis Balitbangtan, 2003. Kebijakan pemerintah adalah serangkaian tindakan yang akan, sedang dan telah dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan kebijakan pertanian di indonesia adalah untuk memajukan pertanian, mengusahakan pertanian menjadi lebih produktif, produksinya efisien, pendapatan meningkat dan kesejahteraan akan lebih merata Mubyarto, 1993. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah pusat maupun daerah mengeluarkan peraturan yang berbentuk undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, keputusan menteri, keputusan gubernur dan lain-lain. Analisis kebijakan adalah proses atau kegiatan mensintesa informasi, termasuk hasil- hasil penelitian untuk menghasilkan rekomendasi opsi desain kebijakan publik. Kebijakan publik adalah keputusan atau tindakan pemerintah yang berpengaruh atau mengarah pada tindakan individu dalam kelompok masyarakat, pada prinsipnya bertujuan memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat Sutopo dan Sugiyanto, 2001; Simatupang, 2003.

2.2. Teori Pangan