informasi dari penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan pendampingan dan penanganan yang bersifat suportif kepada korban
eksploitasi seksual sektor prostitusi.
I.E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah :
BAB I : Pendahuluan
Pendahuluan berisi mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Landasan teori berisi teori yang digunakan sebagai landasan penelitian
BAB III : Metodologi Penelitian
Pada bab ini dijelaskan alasan digunakannya pendekatan kualitatif, responden penelitian, teknik pengambilan responden, teknik
pengumpulan data, alat bantu pengumpulan data serta prosedur penelitian.
BAB IV : Analisa Dan Interpretasi Data
Analisa Data dan Interpretasi berisi pendeskripsian data responden, analisa dan interpretasi data yang dperoleh dari hasil wawancara
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan dan pembahasan data-data penelitian sesuai dengan
teori yang relevan dan diskusi. BAB V
: Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan, dan Saran yang menjelaskan kesimpulan dari penelitian ini, diskusi mengenai hasil penelitian yang ada serta
saran-saran yang dianjurkan mengenai penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
LANDASAN TEORI
II.A. RESILIENSI II.A.1. Pengertian Resiliensi
Kata resiliensi sendiri berasal dari bahasa latin abad pertengahan ’resilire’ yang berarti ’kembali’. Dalam bahasa inggris, kata ’resiliency’ atau ’resilient’
biasa digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi seseorang yang berhasil kembali dari kondisi terpuruk. Jika dilihat dari asal dan makna kata, maka
resiliensi secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk kembali pada kondisi semula ketika menghadapi tantangan atau kondisi yang
terpuruk Putrantie, 2008. Resiliensi merupakan konstruk psikologi yang diajukan oleh para ahli
behavioral dalam mengetahui, mendefinisikan, dan mengukur kapasitas individu untuk tetap bertahan dan berkembang pada kondisi yang menekan adverse
conditions dan untuk mengetahui kemampuan individu untuk kembali pulih recovery dari kondisi tekanan Manara Untung, 2008. Sementara itu resiliensi
menurut Grotberg 2000 merupakan sebagai proses dinamis individu dalam mengembangkan kemampuan diri untuk menghadapi, mengatasi, memperkuat dan
mentrasformasikan pengalaman-pengalaman yang dialami pada situasi sulit menuju pencapaian adaptasi yang positif .
Universitas Sumatera Utara
Desmita 2005 mengatakan resiliensi merupakan kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki seseorang, kelompok atau masyarakat yang
memungkinkannya menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak
menyenangkan, atau bahkan mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Adanya resiliensi akan membuat
seseorang berhasil menyesuaikan diri dalam berhadapan dengan kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan Desmita, 2005.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit kembali pada kondisi semula ketika
menghadapi tantangan atau kondisi yang terburuk, dimana resiliensi merupakan proses dinamis individu dalam mengembangkan kemampuan diri untuk
menghadapi, mengatasi, memperkuat dan mentransformasikan pengalaman- pengalaman yang di alami pada situasi sulit menuju pencapaian adaptasi yang
positif.
II.A.2. Karakteristik Resiliensi
Karakteristik resiliensi menurut Wolin dan Wolin 1999, dalam Rezki Rahayu, 2008 adalah sebagai berikut :
1. Insight
Insight adalah kemampuan mental untuk bertanya pada diri sendiri dan menjawab dengan jujur. Hal ini untuk membantu individu untuk dapat
memahami diri sendiri dan orang lain serta dapat menyesuaikan diri dalam
Universitas Sumatera Utara
berbagai situasi. Insight adalah kemapuan yang paling mempengaruhi resiliensi.
2. Kemandirian
Kemandirian adalah kemampuan untuk mengambil jarak secara emocional maupun fisik dari sumber masalah dalah hidup seseorang. Kemandiran
melibatkan kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara jujur pada diri sendiri dengan peduli pada orang lain.
3. Hubungan
Seseorang yang resilien dapat mengembangkan hubungan yang jujur, saling mendukung dan berkualitas bagi kehidupan atau memiliki role
model yang sehat. 4.
Inisiatif Inisiatif melibatkan keinginan yang kuat untuk bertanggung jawab atas
kehidupan sendiri atau masalah yang sedang dihadapi. Individu yang resilien bersikap proaaktif, bukan kreatif, bertanggung jawab dalam
pemecahan masalah, selalu berusaha memperbaiki diri ataupun situasi yang dapat diubah, serta meningkatkan kemampuan untuk menghadapi
hal-hal yang tidak dapat diubah. 5.
Kreativitas Kreativitas melibatkan kemampuan memikirkan berbagai pilihan,
konsekuensi, dan alternatif dalam menghadapi tantangan hidup. Individu yang resilien tidak terlibat dalam perilaku negatif, sebab ia mampu
mempertimbangkan konsekuensi dari tiap perilakunya dan membuat
Universitas Sumatera Utara
keputusan yang benar. 6.
Humor Humor adalah kemampuan untuk melihat sisi terang kehidupan,
menertawakan diri sendiri, dan menemukan kebahagiaan dalam situasi apapun. Individu yang resilien menggunakan rasa humornya untuk
memandang tantangan hidup dengan cara yang baru dan lebih ringan. 7.
Moralitas Moralitas atau orientasi pada nilai-nilai dengan keinginan untuk hidup
secara baik dan produktif. Individu yang resilien dapat mengevaluasi berbagai hal dan membuat keputusan yang tepat tanpa rasa takut akan
pendapat orang lain. Mereka juga dapat mengatasi kepentingan diri sendiri dalam membantu orang yang membutuhkan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik resiliensi merupakan kemampuan mental bertanya pada diri sendiri, kemandirian
yang dimiliki individu, hubungan yang saling mendukung, inisiatif pada individu, kemampuan kreatif yang dimiliki individu, kemampuan humor yang individu
dalam menjalani kehidupan serta orientasi nilai yang dimiliki.
II.A.3. Faktor dan Sumber Resiliensi
Grotberg 2000 mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi seseorang. Faktor-faktor tersebut meliputi dukungan eksternal dan
sumber-sumber yang ada pada diri seseorang misalnya keluarga, lembaga pemerhati dalam hal ini yang melindungi perempuan, kekuatan personal yang
Universitas Sumatera Utara
berkembang dalam diri seseorang seperti self esteem, a capacity for self monitoring, spritualits dan altruism, dan kemampuan sosial seperti mengatasi
konflik dan kemampuan berkomunikasi. Grotberg 2000 mengemukakan faktor-faktor resiliensi yang di
identifikasikan berdasarkan sumber-sumber yang berbeda. Untuk dukungan eksternal dan sumber-sumbernya digunakan istilah I Have, untuk kekuatan