METODE PENELITIAN Kesepian Dan Depresi Pada Penderita Kanker Paru

BAB III METODE PENELITIAN

III.A. Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, dimana pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik atau keutuhan Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2000. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena ingin melihat pengalaman subjektif laki-laki dewasa madya yang menderita kanker paru, yaitu pengalaman kesepian dan depresi yang dihadapi, apa yang ia rasakan dan pikirkan tentang dirinya saat ini dan untuk masa mendatang dalam konteks menghadapi penyakitnya, bagaimana ia memaknai setiap kemunduran fungsi tubuhnya serta rasa sakit yang dirasakannya, dan bagaimana ia memaknai sikap dan perilaku orang-orang di sekelilingnya terhadap penyakit yang sedang dideritanya. III.B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka dan mendalam, serta observasi sebagai data pendukung. Peneliti menganggap bahwa metode wawancara terbuka dan mendalam sangat penting dalam penelitian ini karena dapat mengungkap sekaligus mengeksplorasi menggali lebih mendalam pengalaman-pengalaman pribadi subjek penelitian, dan memaknai pengalaman-pengalaman tersebut secara subjektif. Observasi Universitas Sumatera Utara digunakan sebagai data pendukung karena tidak semua hal dapat terungkap melalui wawancara, dan observasi dapat membantu mengamati gerak-gerik, ekspresi dan bahasa tubuh subjek, yang mewakili perasaan-perasaan dan pemikiran-pemikirannya. III.B.1. Wawancara Terbuka dan Mendalam Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain Banister dkk dalam Poerwandari, 2001. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka dan mendalam. Wawancara terbuka adalah jenis wawancara dimana subjek tahu bahwa dirinya sedang diwawancara dan mengetahui pula apa maksud wawancara tersebut Guba dan Lincoln dalam Moleong, 2000, sedangkan wawancara mendalam berusaha untuk mengungkap data yang dibutuhkan secara mendalam dan personal Creswell dalam Poerwandari, 2001. Selama wawancara dilakukan, peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai panduan agar hal-hal yang ingin diketahui tidak ada yang terlewat dan penelitian tetap pada jalur yang direncanakan sesuai kerangka teori. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk menanyakan sesuatu di luar pedoman untuk menambah keakuratan data penelitian. Universitas Sumatera Utara Bentuk pertanyaan yang digunakan pada umumnya adalah pertanyaan terbuka open ended question, yang memungkinkan partisipan bebas mengekspresikan diri mereka. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik funnelling, dimana peneliti memulai pertanyaan dari hal-hal umum dan makin lama makin khusus Smith dalam Poerwandari, 2001. III.B.2. Observasi Istilah observasi diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”. Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut Banister dkk, dalam Poerwandari, 2001 Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Poerwandari, 2001. Minauli 2002 menyatakan metode observasi dan wawancara memiliki kaitan yang sangat erat. Hal ini dikarenakan perilaku non verbal merupakan bagian terpenting dalam metode wawancara. Mengobservasi aspek-aspek non verbal selama melakukan wawancara akan sangat bermanfaat terutama saat menggali dan melihat sinkronisasi antara apa yang dikatakan subyek bahasa verbal dengan apa yang secara tersirat sebenarnya ingin disampaikannya bahasa nonverbal. Oleh karena itu, observasi menjadi metode pengumpulan data yang esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif Patton dalam Poerwandari, 2001. Universitas Sumatera Utara Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak terkendali uncontrolled observation dan non partisipan. Observasi tidak terkendali uncontrolled observation adalah jenis observasi yang mengamati perilaku subjek dalam situasi alami Arken dalam Minauli, 2002, sedangkan observasi non partisipan merupakan jenis observasi dimana observer, dalam hal ini adalah peneliti, hanya bertindak sebagai peneliti total yang tidak terlibat dalam peristiwa tersebut Abdullah dalam Minauli, 2002. Observasi dapat digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian ini karena melalui observasi, berbagai hal yang tidak terungkap melalui wawancara dapat diamati oleh peneliti, seperti ekspresi wajah subjek saat menceritakan tentang apa yang dirasakan dan dipikirkannya yang berkaitan dengan ketakutannya, intonasi suara subjek yang terkadang terdapat penekanan- penekanan di dalamnya yang dapat menggambarkan tentang apa yang sesungguhnya dirasakan subjek, gerakan-gerakan anggota tubuh tertentu dari subjek, dan sebagainya. III.C. Alat Bantu Pengumpulan Data Penelitian Alat bantu pengumpul data dalam penelitian ini digunakan pada saat melakukan wawancara dengan subyek penelitian yaitu menggunakan peralatan bantu sebagai berikut: 1. Alat perekam tape recoder, kaset dan baterai Poerwandari 2001 menyatakan, sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkipnya secara verbatim kata demi kata, Universitas Sumatera Utara sehingga tidak bijaksana bila peneliti hanya mengandalkan ingatan. Untuk tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar peneliti mudah mengulangi kembali rekaman wawancara dan dapat menghubungi subyek kembali apabila masih ada hal yang belum lengkap atau belum jelas. Dengan adanya alat perekam ini, hasil wawancara yang direkam juga merupakan data yang utuh karena sesuai dengan apa yang disampaikan subyek dalam wawancara. Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan seizin subyek. 2. Pedoman umum wawancara Pedoman umum wawancara memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema-tema tanpa menentukan urutan pertanyaan karena akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan sekaligus sebagai daftar pengecek bahwa semua aspek yang relevan telah dibahas atau ditanyakan agar tidak menyimpang dari tujuan wawancara. Selain itu, pedoman wawancara berfungsi sebagai alat bantu untuk mengkategorikan jawaban sehingga peneliti mudah di dalam melakukan analisis data Poerwandari, 2001. 3. Lembar Observasi dan catatan subyek Lembar observasi dan catatan subyek digunakan untuk mempermudah proses observasi yang dilakukan. Observasi yang dilakukan seiring dengan wawancara. Lembar observasi dan catatan subyek antara lain memuat tentang penampilan fisik subyek, setting Universitas Sumatera Utara wawancara, suasana lingkungan, sikap dan reaksi subyek, serta hal-hal yang menarik maupun yang menggangu dalam pelaksanaan wawancara. III.D. Subjek penelitian III.D.1. Prosedur Pengambilan Subjek Penelitian Pada penelitian ini, prosedur pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan prosedur snowball sampling, yaitu pengambilan subjek penelitian yang bisa bertambah dalam dan selama proses penelitian berlangsung Poerwandari, 2001. Dalam hal ini peneliti menanyakan kepada subjek penelitian yang telah didapat tentang informasi individu yang dapat dihubungi untuk diminta menjadi subjek dalam penelitian ini, yang memiliki kriteria yang sama dengan subjek penelitian tersebut. III.D.2. Jumlah Subjek Penelitian Prosedur penentuan subjek dalam penelitian kualitatif menurut Sarkantos dalam Poerwandari, 2001 memiliki karakteristik berikut ini: 1 tidak ditentukan secara kaku sejak awal tetapi dapat berubah, baik dalam hal jumlah maupun karakteristik subjek, sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian; 2 tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah maupun peristiwa random melainkan kecocokan konteks; 3 subjek tidak diarahkan pada jumlah yang besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian. Seperti dinyatakan oleh Banister dkk. dalam Poerwandari, 2001, dengan fokusnya pada kedalaman dan proses, penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Suatu kasus tunggal Universitas Sumatera Utara pun dapat dipakai, bila secara potensial memang sangat sulit bagi peneliti untuk memperoleh kasus lebih banyak, dan bila dari kasus tunggal tersebut memang diperlukan informasi yang memang mendalam. Apabila data yang dikumpulkan telah cukup mendalam maka dapat diambil subjek penelitian dalam jumlah kecil. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 3 orang. III.D.3. Kriteria Subjek Penelitian Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah : 1. Laki-laki dewasa madya. Masa dewasa madya merupakan suatu masa dimana seseorang banyak mengalami kemunduran fisik yang akan menyebabkan tubuhnya rentan terhadap penyakit, dimana akhirnya penyakit tersebut akan mempengaruhi kondisi psikologis individu Hurlock, 1999. Usia dewasa madya juga merupakan usia dimana resiko berkembangnya kanker semakin meningkat Sarafino, 1998. Selain itu, berdasarkan data statistik yang diperoleh, jumlah penderita kanker paru di Medan paling banyak berada pada kelompok umur 55-64 tahun. Menurut Hurlock 1980, masa dewasa madya dimulai dari usia 40 tahun sampai 60 tahun. Oleh sebab itu, kriteria usia subjek yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 40-60 tahun. 2. Berdomisilidirawat di kota Medan. Peneliti memilih subjek penelitian yang berdomisilidirawat di kota Medan karena alasan yang bersifat teknis, yaitu dekat dengan tempat tinggal peneliti, sehingga memudahkan berjalannya proses penelitian. Universitas Sumatera Utara III.E. Prosedur Penelitian III.E.1. Tahap Persiapan Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk berjalannya penelitian, antara lain : 1. Mengumpulkan teori-teori yang dibutuhkan untuk penelitian, yaitu teori-teori loneliness, depresi dan kanker paru. 2. Membuat pedoman wawancara interview guide yang bermanfaat dalam membantu peneliti selama proses wawancara dengan subjek penelitian. Pertanyaan dalam pedoman wawancara berkaitan dengan pengalaman atau perilaku, pendapat atau nilai, respon emosional dan pengetahuan, indera serta latar belakang Moleong, 2000. 3. Mencari informasi tentang laki-laki dewasa madya yang menderita kanker paru pada stadium lanjut. Informasi ini diperoleh dari Rumah Sakit, teman-teman, dan saudara. 4. Menghubungi subjek penelitian untuk menanyakan kesediaannya diwawancarai, sekaligus membina rapport. III.E.2. Tahap Pelaksanaan Salah satu karakteristik dalam penelitian ini adalah bahwa subjek penelitian berdomisilidirawat di kota Medan. Hal ini ditetapkan untuk memudahkan penelitian secara teknis, dimana lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti. Peneliti berusaha mencari informasi tentang penderita kanker paru yang berdomisili di kota Medan, melalui berbagai sumber seperti rumah sakit dan beberapa sumber informal seperti teman-teman peneliti. Universitas Sumatera Utara Pada saat wawancara dimulai, peneliti mulai melakukan percakapan ringan dengan subjek, untuk menciptakan suasana yang santai. Setelah itu, peneliti mulai melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara. Pertanyaan yang diajukan kepada subjek dimulai dari pertanyaan yang sifatnya umum, kemudian mengarah pada pertanyaan yang sifatnya khusus. Wawancara yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian direkam dengan menggunakan tape recorder. Peneliti juga harus cermat mengobservasi hal-hal apa saja yang muncul selama proses wawancara, misalnya ekspresi wajah subjek, bahasa tubuh subjek, dan sebagainya. Hasil observasi tersebut dicatat dengan menggunakan kata-kata kunci key words yang akan disempurnakan setelah wawancara selesai. III.E.3. Tahap Pencatatan Data Semua data yang telah disampaikan oleh subjek selama proses wawancara ditranskripkan secara verbatim untuk dianalisis. Verbatim adalah mendengarkan lalu menulis kata per kata hasil rekaman wawancara, kemudian diketik. III.F. Prosedur Analisis Data Prosedur analisis data dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut Poerwandari, 2001 : 1. Mencatat data menjadi bentuk teks. Peneliti mendengarkan kembali rekaman hasil wawancara, kemudian menuliskannya ke dalam bentuk teks yang disebut dengan verbatim hasil wawancara. Kemudian pencatatan data tersebut dilakukan secara berurutan Universitas Sumatera Utara 2. Mengelompokkan data dalam kategori-kategori tertentu sesuai dengan pokok permasalahan yang ingin dijawab. Dalam tahap ini, pertama-tama dilakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok permasalahan dan tahap kedua dilakukan koding atau pengelompokan data dalam berbagai kategori. 3. Melakukan interpretasi awal terhadap setiap kategori data. Setiap kelompok data yang diperoleh kemudian dianalisa dan diinterpretasi secara terpisah tanpa dikaitkan dengan kelompok data yang lain untuk memperoleh gambarannya. 4. Mengidentifikasi tema utama dari data yang terkumpul. Hal ini dilakukan untuk melihat gambaran apa yang paling utama tampil dan dirasakan oleh subjek penelitian. 5. Menulis hasil akhir. Analisis dari ke-3 subjek tersebut kemudian dirangkum dalam satu kesimpulan yang menjadi hasil akhir dari penelitian yang dilakukan. Universitas Sumatera Utara 1

BAB IV HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN