Proses perekrutan SDM di FEB Kualifikasi yang harus dimiliki calon dosen FEB

75

4.3.2. ATRIBUT PENDUKUNG

4.3.2.1. PeopleHuman Resource Management

Seperti telah disebutkan pada bagian sebelumnya, jasa memiliki karakteristik inseparability, artinya jasa tersebut diproduksi serta dikonsumsi pada waktu yang sama. Untuk itu, people memegang peranan penting dalam menyampaikan jasa kepada pelanggan. Penyedia jasa harus mengelola sumber daya manusia yang dimiliki sedemikian rupa agar dapat menghasilkan value yang diharapkan pelanggan dari jasalayanan yang diberikan. Hasil mengenai atribut ini terkait dengan sejumlah isu:  Proses perekrutan SDM di FEB  Kualifikasi yang harus dimiliki calon dosen FEB  Gaya kepemimpinan di FEB  Etos kerja yang dituntut dari staf FEB  Mekanisme kontrol terhadap PBM yang diselenggarakan oleh dosen FEB

1. Proses perekrutan SDM di FEB

Dalam bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa penerimaan mahasiswa baru diselenggarakan oleh Universitas. Demikian pula halnya dengan penerimaan SDM di FEB. Kebutuhan FEB akan dosen baru harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan pihak 76 Universitas. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan responden A: “Pengadaan dosen baru di FEB diserahkan kepada Universitas. Nanti Pembantu Rektor IV yang akan mengumumkan terlebih dahulu tentang kebutuhan dosen di FEB, kemudian dibentuk panitia khusus dari FEB untuk merekrut. Untuk karyawan non dosen tidak perlu dibentuk panitia khusus.Tapi tetap harus dengan persetujuan Universitas ”. Staf pengajar yang dimiliki FEB saat ini adalah 62 orang dosen tetap dan 2 orang dosen tidak tetap kontrak. Sebanyak 13 orang dari dosen tetap saat ini sedang studi lanjut baik di dalam maupun di luar negeri.

2. Kualifikasi yang harus dimiliki calon dosen FEB

a. Pendidikan minimal S2 b. Menguasai bahasa inggris c. Mampu mengajar 3. Gaya kepemimpinan di FEB a. Melayani. Responden A menyatakan pendapatnya melalui wawancara berikut: “…menjadi pemimpin itu bukan untuk dilayani tapi justru mau melayani, mau mendengar keluhan pihak lain atau stakeholder.” b. Menjadi inisiator gagasan c. Demokratis, sesuai dengan yang dikemukakan oleh responden A: “…sebagian besar pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama. Tidak ada keputusan yang diambil 77 secara sepihak atau memaksakan kehendak, harus dibicarakan dulu melalui rapat ”. Dengan gaya kepemimpinan demikian, staf memiliki hak yang sama untuk mengutarakan pendapat, diberikan kebebasan dalam menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan, melakukan penelitian- penelitian, namun di sisi lain dituntut untuk selalu menghasilkan progress. d. Menganggap semua dosen sebagai rekan kerja. Hal ini dinyatakan oleh responden C dalam hasil wawancara berikut: “…lalu dengan teman-teman dosen sudah seperti rekanan. Melihat jabatan hanya seperti pelayanan, bukan hubungan atasan dan bawahan. Makanya kita saling memanggil dengan inisial nama tujuannya itu. Di dunia pendidikan harusnya tidak ada pengkotak-kotakan.Masalah hubungan, jangan ada gap antara senior-junior.Budaya yang dibangun adalah kebersamaan, kekeluargaan ”. Sifat kepemimpinan yang kolektif ditunjukkan dengan tidak membuat jarak berdasarkan senioritas atau kepangkatan. Setiap dosen memiliki inisial nama yang menjadi panggilan akrab di antara sesama dosen.

4. Etos kerja yang dituntut dari staf FEB