11
Pendekatan ekologi merupakan studi antara organisme hidup dengan lingkungan. Organisme hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan
saling berintraksi dengan lingkungannya seperti listosfer, atmosfer dan hidrosfer Subyoto dkk,1999:68.
c. Pendekatan kewilayahan
Pendekatan kewilayahan merupakan kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi. Analisa komplek wilayah didasarkan
pada areal deferentiation yaitu interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakikatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya
Subyoto dkk, 1999:72.
B. Defenisi Peranan
Menurut “Giroth” 2004 : 29 Peranan adalah sekumpulan fungsi yang dilakukan oleh seseorang sebagai tanggapan terhadap harapan-harapan dari
pada anggota penting dalam sistem sosial yang bersangkutan dan harapan- harapannya sendiri dari jabatan yang ia duduki sistem sosil itu. Sementara
peranan yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam kegiatan pengelolahan hutan tertuang dalam pasal 21 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan menyebutkan pengelolahan hutan meliputi kegiatan: “1.Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolahan hutan. 2.Pemanfaatan
hutan dan penggunaan kawasan hutan. 3.Rehabilitasi dan reklamasi hutan. 4.Perlindungan hutan dan konservasi alam.”
12
Peranan pemerintah yang diterapkannya maka pemerintah sudah selayaknya dapat mengelolah dan melestarikan hutan yang ada di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai asal-usul daerah. W.J.S.
Poerwadarminta 1991: 735 berpendapat bahwa Peranan adalah suatu jadi bagian atau yang pemegang pimpinan yang terutama dalam
terjadinya suatu hal atau peristiwa. Lebih lanjut “Soerjono Soekanto” 1996: 269 menjelaskan bahwa paling tidak peranan itu mencakup tiga pengertian,
sebagai berikut : 1.
Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti sempit ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang dibimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3.
Peranan dapat juga dikatakan sebagai prilaku individu yang penting bagi stuktur masyarakat sosial.
C. Definisi Hutan
Menurut Arief, A 2001
Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang yang hidup dalam lapisan di permukaan tanah dan terletak pada
suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang seimbang dan dinamis. Hutan adalah suatu areal yang luas dikuasai oleh pohon, tetapi
hutan bukan hanya sekedar pohon. Termasuk di dalamnya tumbuhan yang kecil seperti lumut, semak belukar dan bunga –bunga hutan. Di dalam hutan
13
juga terdapat beranekaragam burung, seranga, dan
berbagai jenis binatang yang menjadikan hutan sebagai habitat. Hutan negara adalah
hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah, sementara itu hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat
hukum adat. Adanya perbedaan hutan negara dan hutan adat, maka dalam
penguasaannya pada dasarnya dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dan tetap memperhatikan hak masyarakat hukum adat,
sepanjang kenyataannya masih ada dan diakui keberadaanya, serta tidak bertentangan dengan kepentingan nasional. Sehingga penguasa hutan oleh
negara memberi wewenang kepada pemerintah untuk: 1.
Mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan.
2. Menentapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan
hutan sebagai bukan kawasan hutan. 3.
Mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara antara orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hokum mengenai
kehutanan. Berdasarkan wewenangan tersebut yang diberikan kepada Pemerintah
dalam hal ini pejabat kehutanan polisi kehutanan sebagai kepolisian yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan dalam pasal 36 ayat 2 khususnya untuk: a.
Mengadakan patroli atau perondaan di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya.
14
b. Memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan
pengangkutan hasil hutan di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya.
c. Menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang
menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan. d.
Mencari keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan.
e. Dalam hal tertangkap tangan, wajib menangkap tersangka untuk
diserahkan kepada yang berwenang . f.
Membuat laporan dan menandatangani laporan tentang terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil
hutan. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 pasal 36 ayat 2
Mengendalikan bentuk ganguan dan hambatan hutan dan hasil hutan, akan diciptakan sistem dan prosedur penanggulangan dan pengendalian yang
mantap implementasinya diarahkan pada usaha preventip dan represif. Dengan adanya kegiatan perambahan hutan merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh orang di dalam kawasan hutan atau di luar kawasan hutan yang tidak didasari hukum atau peraturan perundang-undangan yang ada dan
telah ditentukan oleh pemerintah. Perlindungan Hutan merupakan usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit,
serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat
yang berhubungan dengan pengelolahan hutan. D.
Definisi Perambahan
Pada dasarnya perambahan hutan dapat dikatagorikan sebagai penyerobotan kawasan hutan yang berarti perbuatan yang dilakukan orang
atau badan hukum secara tidak sah tanpa izin dari pejabat yang berwenang,