Polisemi Kategori Verba Kategori Bentuk Kata Polisemi dalam bahasa Jawa Ngoko

29

4.2.1 Polisemi Kategori Verba

Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kaimat. Polisemi kategori verba terdiri dari kata dasar dan kata kompleks dalam tatran klausa atau kalimat. Contoh polisemi dalam kategori verba dalam bahasa Jawa Ngoko yaitu: Lungo, Menceblokan, Leren dan Ngadek. ‘ Bahasa Jawa Ngoko ‘ ‘ Artinya ‘ ‘ Makna baru ‘ ‘ Lungo ‘ ‘ Pergi ‘ ‘ Mau dan berangkat ‘ ‘ Menceblokan ‘ ‘ Menjatuhkan ‘ ‘ Menabur ‘ ‘ Leren ‘ ‘ Beristirahat ‘ ‘ Berhenti ‘ ‘ Ngadek ‘ ‘ Mendirikan atau berdiri ‘ ‘ Membangun ‘ Untuk membuktikan bahwa kata-kata tersebut adalah polisemi kategori verba, dapat dilihat dari konteks kalimat berikut: 7. a. Uwes lungo ayah ke ladang Sudah pergi ayah ke sawah Bapak pergi ke sawah Universitas Sumatera Utara 30 b. Uwes lungo kawin anak iku Sudah pergi kawin anak itu Anaknya itu mau kawin c. Uwes teko buse abang lungolah Sudah datang busnya abang pergilah Berangkatlah abang, busnya sudah datang Dari kalimat di atas, pada kalimat 7a kata Lungo memiliki makna ‘pergi’ adalah makna dasar dari kata tersebut, dan dalam kalimat 7b dan 7c kata Lungo memiliki makna ‘mau’ dan ‘berangkat’ yang merupakan makna baru kata tersebut, dari kalimat itu tampak bahwa kata Lungo adalah polisemi kategori verba yang maknanya menyatakan perbuatan atau tindakan. Kata Lungo yang bermakna ‘pergi’ sebagai makna konseptualnya, masih memiliki hubungan makna dengan makna ‘mau’ dan ‘berangkat’ walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks kalimat. 8. a. Kakang yang menceblokan kayu bakar iku? Abang yang menjatuhkan kayu bakar itu? Abangnya yang menjatuhkan kayu bakar itu? b. Uwes menceblokan bebet uwong iku Sudah menjatuhkan benih orang itu Orang tiu sudah menaburkan benih Universitas Sumatera Utara 31 Dari kalimat di atas, pada kalimat 8a kata Menceblokan memiliki makna ‘menjatuhkan’ sebagai makna dasar dari kata tersebut. Sedangkan pada kalimat 8b kata Menceblokan memiliki makna ‘menabur’ yang merupakan makna baru yang timbul setelah makna dasarnya. Dari kedua kalimat tersebut tampak, bahwa kata Menceblokan adalah polisemi kategori verba. Kata yang Menceblokan yang bermakna ‘menjatuhkan’ sebagai makna dasar masih memiliki hubungan makna dengan makna ‘menabur’ makna baru yang muncul setelah makna dasar walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat. 9. a. Ayo kita leren desek, hari uwes panas Ayo kita istirahat dulu, hari sudah panas Beristirahatlah dulu kita, hari sudah panas b. Ayo kita mangan desek mumpung leren bes iki Ayo kita makan dulu berhubungan berhenti bus ini Makanlah dulu kita, berhubungan bus ini berhenti Dari kalimat di atas, pada kalimat 9a kata Leren memiliki makna ‘beristirahat’ sebagai makna dasar dari kata tersebut, sedangkan pada kalimat 9b kata Leren memiliki makna ‘berhenti’ yang merupakan makna baru yang timbul setelah makna dasarnya. Dari kedua makna tersebut tampak, bahwa kata Leren adalah polisemi kategori verba yang terbentuk dari bentuk dasar Ler + en sebagai afiks. Universitas Sumatera Utara 32 Kata Leren yang bermakna ‘beristirahat’ sebagai makna dasar masih memiliki hubungan makna dengan makna ‘berhenti’ makna baru yang muncul setelah makna dasarnya walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat. 10. a. Ngadeke bambu iku Dirikan bambu itu Dirikan bambu itu b. Arek ngadeke omah uwong iku Mau mendirikan rumah orang itu Orang itu, mau mendirikan rumah Dari kalimat di atas, pada kalimat 10a kata Ngadeke memiliki makna ‘mendirikan’ atau ‘dirikan’ sebagai makna dasar dari kata tersebut. Sedangkan pada kalimat 10b kata Ngadeke memiliki makna ‘membangun’ yang merupakan makna baru ynag timbul setelah makna dasarnya. Dari kedua kalimat tersebut tampak, bahwa kata Ngadeke adalah polisemi kategori verba. Kata Ngadeke yang bermakna ‘mendirikandirikan’ sebagai makna dasar masih memiliki hubungan makna dengan makna ‘membangun’ makna baru yangmuncul setelah makna dasar walau hanya sedikitatau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat.

4.2.2 Polisemi Kategori Nomina