56 membangun sesuatu kemampuan pada seorang individu khususnya atau
kelas secara umum, maka anak-anak harus mempelajari semua hal yang berhubungan dengan materi tertentu, bagaimana fungsinya, dan bagaimana
penggunaannya. Tentu saja, guru harus berhati-hati, untuk memastikan waktu yang dibutuhkan dalam upaya mencapai hasil belajar itu.
Guru harus memahami dengan baik bahwa tahap pengembangan tentang suatu materi terdiri dari sekelompok atau serangkaian pengalaman,
bukan pengalaman yang tunggal. Kadang-kadang para guru berencana untuk memulai materi melalui tampilan film. Film A dapat digunakan pada tahap
perkenalan unit, tapi pengalaman ini harus didukung oleh pengalaman yang didapat dari materi yang sudah diuraikan sebelumnya, sehingga proses
berlangsung adalah lanjutan dari materi sebelumnya. Dengan demikian setiap pembelajaran materi baru adalah kesiapan untuk materi selanjutnya.
e. Mengembangkan Pembelajaran: Permasalahan, Pengalaman, atau
Kegiatan
Karakteristik yang membedakan antara seorang guru SD yang baik dengan guru SD yang biasa adalah kemampuan untuk mengajak anak-anak
dalam kegiatan-kegiatan dengan cara yang menarik, sehingga membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu permasalahan dalam
pembelajaran IPS di SD adalah suatu kegiatan dilakukan tanpa dikaitkan dengan tujuan. Hal ini berlaku untuk kegiatan tradisional, seperti membaca
buku sesuai tugas dari guru dan mengerjakan laporan tugas, dan juga kegiatan yang lebih informal seperti kerja kelompok atau beberapa jenis
pengalaman ekspresif. Kegiatan merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Kegiatan digunakan untuk membantu anak-anak mempelajari sesuatu. Oleh
karena itu, penting bagi guru untuk menentukan tujuan dan tahu dengan jelas apa yang seharusnya dipelajari anak-anak sebelum memutuskan kegiatan apa
yang akan dilakukan.
57 Pengembangan materi pembelajaran yang baik selalu menggunakan
ketentuan untuk melibatkan anak dalam perencanaan kegiatan pembelajaran. Keterlibatan dan partisipasi dalam perencanaan berguna untuk mengurang
bahkan menghilangkan perasaan bahwa mereka hanya melakukan tugas untuk guru. Partisipasi tersebut juga berguna untuk mengklarifikasi tujuan
pembelajaran bagi anak-anak dan memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi secara psikologis kegiatan yang harus dilakukan dalam
materi. Perencanaan yang seperti itu perlu didokumentasikan dengan baik, dan sehingga bisa diakui di berbagai tempat sebagai suatu prosedur mengajar
yang bagus yang dihasilkan oleh guru. Guru harus merencanakan bersama dengan anak-anak berbagai tugas
belajar spesifik yang dilakukan dalam materi tertentu, seperti daftar pertanyaan tentang informasi yang diinginkan, membuat grafik mengenai
apa yang harus dilakukan, mencari, dan mendaftar sumber informasi, membuat laporan kemajuan, menyatukan saran, dan merencanakan kegiatan
lanjutan. Secara umum, pengembangan materi pembelajaran terdiri dari urutan
prosedur yang saling terkait. Dalam bentuk yang paling sederhana, pola ini bisa digambarkan sebagai berikut:
1 Mengidentifikasi masalah dan mengumpulkan informasi terkait;
kegiatan pemecahan
masalah, seperti
membaca, wawancara,
mendengarkan, melihat, mengumpulkan, menggunakan referensi, menggambar peta.
2 Aplikasi melalui kegiatan ekspresif seperti mendiskusikan,
mengilustrasikan, memamerkan,
mendramatisir, membangun,
menggambar, dan menulis. 3
Meringkas, generalisasi, dan mentransfer ke situasi baru sehingga identifikasi masalah-masalah baru yang bersifat lebih kompleks,
selanjutnya siklus tersebut kemudian diulang.
58 Prosedur ini mencakup konsumsi dan kegiatan ekspresif. Anak-anak
tidak hanya menerima pengetahuan tetapi juga harus bertindak berdasarkan pengetahuan yang diperoleh. Selain itu, mereka harus menggeneralisasikan
dan menerapkan pengetahuan mereka untuk masalah-masalah dan situasi baru .
Ketika unit bergerak ke tahap pengembangan, setiap periode kelas harus memberikan tiga kegiatan pembelajaran: 1 kesiapan, 2 bekerja-
belajar, dan 3 ringkasan dan evaluasi. Guru bisa memulai periode pembelajaran IPS dengan seluruh kelas dalam satu kelompok. Pada saat itu,
kemajuan yang telah dicapai pada hari sebelumnya ditinjau kembali, menguraikan rencana pekerjaan yang akan dilakukan pada hari itu, dan
menjelaskan tujuan kerja. Anak-anak kemudian melakukan berbagai tugas, sementara guru bergerak dari satu anak ke anak lain atau dari satu kelompok
ke kelompok lain, membimbing, membantu, memperjelas, mendorong, dan menyarankan. Guru akan mengakhiri proses belajar lebih awal untuk
mengumpulkan seluruh kelompok, mendiskusikan kemajuan, untuk mengevaluasi kerja, dan untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang belum
selesai yang harus dilanjutkan keesokan harinya. Guru kemudian mengatur waktu supaya anak-anak dapat menyelesaikan berbagai kegiatan dan siap
untuk berbagi dengan kelas. Pada hari selanjutnya, anak-anak dapat menghabiskan seluruh waktunya untuk berbagi, menyajikan laporan,
mendiskusikan, dan merencanakan. Kemudian, hari berikutnya lagi mungkin dihabiskan seluruhnya dengan membaca dan meneliti, atau kegiatan lain
yang telah disiapkan pada lembar kerja guru karena kebutuhan khusus kelas, dan pada bagian hari-hari lain ada kelompok yang membaca, sementara yang
lain mempersiapkan mural, dan yang lainnya lagi sedang merencanakan laporan.
Kebutuhan untuk meluangkan waktu pada akhir periode kerja untuk meringkas apa yang telah dipelajari atau untuk meninjau pekerjaan yang
59 telah dicapai harus digarisbawahi. Dengan cara demikian, siswa memahami
tujuan kegiatan belajar dengan jelas dan mengetahui kemajuan belajarnya. Ketika guru menghabiskan beberapa waktu untuk menyimpulkan apa yang
telah dicapai atau dipelajari, anak-anak dapat bekerja selama berhari-hari tanpa merasa bahwa mereka telah belajar sesuatu atau bahwa mereka
memperoleh banyak hal di berbagai tempat. Guru disarankan membuat ringkasan harian dalam bentuk grafik yang berfungsi sebagai catatan
mengenai topik pembelajaran yang sedang berlangsung. Catatan ini sangat membantu dan juga dapat berguna untuk mengevaluasi kegiatan yang
berhubungan dengan materi pembelajaran. Pembelajaran dengan melakukan suatu pekerjaan atau tahapan
pemecahan masalah di kelas tinggi dan kelas rendah ditangani dengan cara yang berbeda. Walaupun anak-anak dari segala usia perlu banyak
pengalaman langsung untuk memperluas pemahaman tentang konsep IPS, anak yang lebih tua memiliki keakraban yang lebih besar dengan berbagai
hal. Oleh karena itu, mereka mempunyai pengalaman yang jauh lebih besar daripada siswa kelas rendah. Selain itu, anak yang lebih tua dapat
menggunakan buku sebagai alat untuk belajar IPS, sedangkan anak muda kurang mampu melakukannya. Susunan fisiologis dan psikologis siswa kelas
tinggi diperlukan untuk melakukan kegiatan belajar yang melibatkan anak secara aktif berdasarkan pengalaman langsung.
Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan belajar untuk semua tingkatan kelas:
1 Berbagi
Kelas Pak Sadikan sedang belajar mengenai masyarakat pantai. Dengan menggunakan bak pasir dan berbagai macam benda yang telah
dikumpulkan dan dibawa dari rumah, mereka membuat model yang mendeskripsikan sebuah pantai. Anak laki-laki dan perempuan berbicara
tentang barang yang mereka bawa dan dari mana barang-barang tersebut
60 berasal. Mereka mendiskusikan apakah barang-barang tersebut berasal
dari alam atau buatan manusia.
2 Konstruksi
Kelas Bu Tatik mempelajari cara memasak yang dilakukan oleh orang-orang pada jaman dahulu. Peralatan dan bahan memasak yang
digunakan, seperti tongkat, batu, dan tanaman merambat, didapatlan dari hutan. Setiap anak menunjukkan cara menggunakannya.
3 Percobaan
Ketika mempelajari tentang pertanian di kelasnya, Bu Siti menyediakan jagung dan kacang-kacangan. Anak-anak membandingkan
bentuk dan jenis biji-bijian tersebut. Selanjutnya, beberapa biji-bijian tersebut ditanam, kemudian dibandingkan antara waktu dan munculnya
tunas pertama.
4 Mendengarkan
Di kelas Pak Purwo, fokus dari studi adalah pengaruh kebudayaan Hindu-Budha. Dalam memotivasi anak-anak, Pak Purwo membaca
sebuah legenda tentang Roro Jonggrang dan meminta mereka untuk memutuskan adakah keterkaitan antara pengaruh kebudayaan tersebut
dengan kehidupan mereka, menggunakan legenda sebagai petunjuk untuk sistem nilai mereka.
5 Diskusi
Kelas Bu Tugiyem sedang mempelajari tentang kejadian terkini. Seorang anak membawa sebuah artikel dari koran sore menceritakan
tentang penjualan beras dari Indonesia ke negara lain. Selanjutnya, para siswa berdiskusi untuk menimbang keuntungan dan kerugian dari
tindakan ini bagi rakyat Indonesia.
61
6 Menuliskan Pengalaman
Kelas Bu Qori menulis surat kepada kakek-nenek mereka meminta mereka untuk berbagi kenangan saat masih sekolah. Kakek-nenek yang
tinggal berdekatan diminta untuk mengunjungi kelas Bu Qori.
7 Drama Kegiatan
Selama studi mereka di Indonesia, setiap anak di kelas Bu Dewi membuat wayang kulit. Dalam kelompok kecil mereka mendramatisir
situasi dari kehidupan Indonesia.
8 Seni Pengalaman
Dalam kelas pertama anak-anak melakukan perjalanan ke sebuah perkebunan. Setelah kembali ke kelas, anak-anak mengecat mural yang
menunjukkan hewan, peralatan, orang, dan bangunan mereka telah diamati.
9 Karyawisata
Sehari dihabiskan di wajar selama studi negara. Anak-anak melihat apa produk yang ditampilkan dan apa yang mereka wilayah
negara telah memberikan kontribusi.
10 Pengolahan
Selama studi sejarah kolonial kelas dibagi menjadi kelompok untuk membuat sabun, lilin, roti panggang, mentega, membuat pewarna,
dan menenun. Beberapa kegiatan unit seperti contoh-contoh di atas akan melibatkan
seluruh kelompok, sedangkan yang lain melibatkan individu atau kelompok kecil. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, guru harus memastikan bahwa
setiap anak tahu apa yang diharapkan. Ruang kelas yang beroperasi dengan cara ini adalah tempat di mana anak-anak melakukan hal-hal, akibatnya,
mereka akan bergerak, bertanya, dan berkomunikasi dengan satu sama lain, dan suasana yang umumnya informal namun tugas-berorientasi akan
menang.
62
e. Evaluasi Belajar