36
untuk pengajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman lebih efektif dibandingkan dengan pengajaran bahasa Jerman dengan metode konvensional.
Penelitian tersebut memiliki persamaan dalam hal media yang digunakan, yaitu media
Schlangen und Leitern.
Selain itu juga memiliki persamaan keterampilan yang diteliti, yaitu keterampilan berbicara bahasa
Jerman. Namun, jenis penelitian yang digunakan berbeda. Pada penelitian karya Shinta Amalia menggunakan jenis penelitian eksperimen. Sedangkan, pada
penelitian ini menggunakan jenis penelitian
action research
. Penelitian ini menggunakan 1 kelas sebagai sujek penelitian.
C. Kerangka Pikir
Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Peningkatan prestasi belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas X-C SMA N 1 Prambanan Klaten melalui penggunaan media
Schlangen und Leitern.
2. Peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas X-C SMA N 1 Prambanan
Klaten melalui penggunaan media permainan
Schlangen und Leitern.
37
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir yang dikemukakan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan prestasi belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman
peserta didik kelas X-C SMA N 1 Prambanan Klaten melalui penggunaan media permainan
Schlangen und Leitern.
2. Terdapat peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas X-C SMA N 1
Prambanan Klaten melalui penggunaan media permainan
Schlangen und Leitern.
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
Classroom Action Research
. Penelitian ini langsung tertuju pada masalah konkret di kelas. Selain memberikan tindakan, penelitian ini juga memberikan solusi. Sehingga,
keterampilan peserta didik dapat ditingkatkan. Desain tindakan yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart yang berlangsung dalam dua siklus. Berikut
ini adalah gambar desain penelitian model Kemmis dan Taggart.
Re
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart Sumber: Arikunto, 2008: 16
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
SIKLUS I
Pengamatan
Pengamatan Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
SIKLUS II
?