Kaitan antara disiplin diri dan disiplin kelompok digambarkan seperti dua sisi dari mata uang. Kedua sisi saling melengkapi dan menunjang.
Sifatnya komplementer, disiplin diri tidak dapat dikembangkan secara optimal tanpa dukungan disiplin kelompok.Sebaliknya, disiplin kelompok
tidak dapat ditegakkan tanpa adanya disiplin diri. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat Disiplin Kerja
adalah: 1 memacu karyawan untuk meningkatkan kinerja yang akhirnya
akan meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan. 2 untuk menumbuhkan atau mempertahankan rasa hormat dan
saling percaya diantara atasan dan bawahan. 3 untuk memastikan bahwa perilaku karyawan konsisten dengan
aturan perusahaan. 4 merupakan kekuatan positif bagi perusahaan ketika tindakan itu
diterapkan secara tidak bertanggung jawab dan adil.
4. Kinerja karyawan
a. Pengertian Kinerja Karyawan
Menurut Hani
Handoko 2002
mengistilahkan kinerja
performance dengan prestasi kerja yaitu proses mengavaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Winardi 1992 berpendapat bahwa
kinerja merupakan konsep yang bersifat universal yang merupakan efektivitas operasional suatu organisasi. Bagian organisasi dan bagian
karyawannya berdasar standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia.
Maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam
memainkan peran yang mereka lakukan dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan hasil
yang diinginkan. Mangkunegara 2000 berpendapat bahwa kinerja karyawan
adalah prestasi kerja atau hasil kerja output baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tugas kerjanya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dessler 1997 menyatakan bahwa penilain kinerja adalah memberikan
umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau berkinerja lebih tinggi
lagi. Kinerja merupakan hal terpenting dalam menentukan kemajuan suatu perusahaan. Kinerja juga merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh
pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai perannya dalam organisasi.
Menurut munandar 2008, penilaian kinerja adalah proses penilaian ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja, dan hasil kerja seseorang tenaga kerja
atau karyawan pekerja dan manajer, yang dianggap menunjang unjuk kerjanya, yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan tentang tindakan-tindakan terhadap bidang ketenagakerjaan. Menurut Bangun 2012 Kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai
seseorang atau kelompok seperti standar hasil kerja, target yang ditentukan selama periode tertentu yang berpedoman pada norma, standar
operasional prosedur, kriteria dan fungsi yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam perusahaan.
Suatu perusahaan
melakukan penilaian
kinerja didasarkan
pertimbangan bahwa perlu adanya suatu sistem evaluasi yang objektif terhadap organisasional. Selain itu, dengan adanya penilaian kinerja, manajer
puncak dapat memperoleh dasar yang objektif untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masing-masing pusat pertanggung
jawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini diharapkan dapat membentuk motivasi dan rangsangan kepada msing-masing bagian untuk
bekerja lebih efektif dan efisien.
b. Tujuan Penilaian Kinerja
Didalam Mangkunegara 2000, secara spesifik, tujuan penilaian kinerja sebagai berikut:
1 Meningkatkan saling
pengertian antara
karyawan tentang
persyaratan kinerja. 2 Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, , sehingga
mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang- kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
3 Memberikan perluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap
karier atau pekerjaan yang diembannya sekarang. 4 Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan,
sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.