25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca listrik, kertas perkamen, gunting, tissu gulung, cutton buds, lemari pengering, kompor,
batang pengaduk dan alat-alat gelas yang diperlukan.
3.1.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun salaon, gambir, biji alpukat, kapur, akuades, sampo dan rambut uban.
3.2 Prosedur Kerja 3.2.1 Pengumpulan sampel
Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah
daun salaon Indigofera tinctoria L. yang diambil dari Desa Salaon, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Ekstrak daun gambir Uncaria
gambir Hunter Roxb. dibeli dari Desa Sibande, Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara dan buah alpukat Persea americana Mill dibeli
di pasar Melati, Jl.Flamboyan raya, Kecamatan Medan Selayang, Sumatera Utara.
3.2.2 Identifikasi sampel
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor.
Universitas Sumatera Utara
26
3.2.3 Pengolahan sampel 3.2.3.1 Pembuatan serbuk daun tumbuhan salaon
Daun tumbuhan salaon yang telah disortasi, dipisahkan dari tangkai daunnya, dikumpulkan lalu dicuci, ditiriskan, dan ditimbang berat daun segar
yaitu 3000 gram. Kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada suhu ruangan, ditimbang berat keringnya yaitu 950 gram, selanjutnya diserbuk dengan
menggunakan blender, diayak dengan ayakan mesh 60, ditimbang berat serbuk halus simplisia yaitu 687,5 gram.
3.2.3.2 Pembuatan serbuk biji alpukat
Biji alpukat yang diambil dari alpukat yang sudah tua, matang, diambil bijinya lalu dicuci, ditiriskan lalu diiris-iris dan ditimbang berat basahnya 1500
gram, dikeringkan dengan cara mengeringkannya dilemari pengering dengan suhu 40-50
C selama 3 hari sampai kering lalu ditimbang berat keringnya yaitu 670 gram, selanjutnya diserbuk dengan menggunakan blender kemudian diayak
dengan ayakan mesh 60, ditimbang berat serbuk halus simplisia yaitu 475,5 gram.
3.3 Pembuatan Formula
Formula yang dipilih berdasarkan formula standar yang terdapat pada Formularium Kosmetika Indonesia 1985 seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Formula standard
Komposisi Coklat
Serbuk hena 40
Serbuk indigo 40
Universitas Sumatera Utara
27
Sebelum membuat formula pewarna rambut, dilakukan lebih dahulu orientasi dengan konsentrasi kapur yang berbeda dengan hasil pewarnaannya
terhadap rambut uban, seperti pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Formula orientasi
Komposisi Formula
A B
Serbuk salaon 10
10 Serbuk gambir
10 10
Serbuk biji alpukat 10
10 Kapur tohor
1 2
Air panas ad ml 100
100 Orientasi menunjukkan warna yang diperoleh lebih gelap dengan
konsentrasi kapur tohor 2 dengan demikian konsentrasi kapur tohor yang dipilih adalah 2. Selanjutnya dilakukan lagi orientasi terhadap rambut uban dengan
penambahan masing-masing bahan dalam sediaan pewarna rambut. a.
Rambut uban Blanko b.
Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 c.
Rambut uban dalam serbuk gambir 10 d.
Rambut uban dalam serbuk biji alpukat 10 e.
Rambut uban dalam kapur tohor 2 f.
Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk gambir 10 g.
Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk biji alpukat 10 h.
Rambut uban dalam serbuk gambir 10 + serbuk biji alpukat 10 i.
Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk gambir 10 + serbuk biji alpukat 10
j. Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + kapur tohor 2
k. Rambut uban dalam serbuk gambir 10 + kapur tohor 2
Universitas Sumatera Utara
28
l. Rambut uban dalam serbuk biji alpukat 10 + kapur tohor 2
m. Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk gambir 10 + kapur
tohor 2 n.
Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk biji alpukat 10 + kapur tohor 2
o. Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk gambir 10 +
serbuk biji alpukat 10 + kapur tohor 2 Rambut uban dimasukkan ke dalam masing-masing bahan atau
campuran bahan, dilakukan perendaman selama 6 jam, kemudian dikeluarkan, dicuci dan dikeringkan. Masing-masing diamati warna yang terbentuk.
Dari hasil orientasi di atas, dibuat formula dengan variasi konsentrasi masing-masing bahan seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Formula pewarna rambut yang dibuat
Komposisi Formula
A B
C D
Serbuk daun salaon 10
15 10
10 Serbuk gambir
10 10
15 10
Serbuk biji alpukat 10
10 10
15 Kapur tohor
2 2
2 2
Air panas ad ml 100
100 100
100 Keterangan:
Formula A= Konsentrasi serbuk daun salaon 10, serbuk gambir 10, serbuk biji alpukat 10, dan kapur tohor 2
Formula B = Konsentrasi serbuk daun salaon 15, serbuk gambir 10, serbuk biji alpukat 10, dan kapur tohor 2
Formula C = Konsentrasi serbuk daun salaon 10, serbuk gambir 15, serbuk biji alpukat 10, dan kapur tohor 2
Formula D = Konsentrasi serbuk daun salaon 10, serbuk gambir 10, serbuk biji alpukat 15, dan kapur tohor 2
Universitas Sumatera Utara
29
Prosedur kerja: Dicampurkan serbuk daun salaon, serbuk gambir, serbuk biji alpukat dan
kapur tohor kedalam lumpang digerus homogen. Dipindahkan massa ke dalam beaker glass yang sudah dikalibrasi, kemudian ditambahkan dengan akuades
panas sampai 100 ml. Pengujian terhadap rambut uban:
Tiga ikat rambut uban masing-masing seratus helai yang telah dipotong kira-kira 7 cm dan dicuci dengan sampo, dimasukkan ke dalam sediaan pewarna
rambut, dilakukan perendaman selama 1 sampai 6 jam, satu ikat rambut diambil setiap 2 jam kemudian dicuci, dikeringkan, dan dipisahkan serta diamati warna
yang terbentuk sesuai dengan waktu perendaman.
3.4 Evaluasi 3.4.1 Pengamatan secara visual dengan waktu perendaman yang berbeda
Pengamatan ini dilakukan terhadap masing-masing formula untuk tiap kali perendaman. Dari hasil percobaan yang dilakukan, ditentukan warna
perendaman yang optimal, yaitu dengan membandingkan hasil pewarnaan setelah 2 jam, 4 jam, sampai 6 jam perendaman. Kemudian masing-masing fomula
diamati hasil akhir pewarnaannya dan warna tersebut diklasifikasikan menurut Natural Color Levels seperti pada Gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
30
Gambar 3.1 Natural color levels Dalton, 1985
Keterangan: Blonde= Pirang; Brown= Coklat; Black= Hitam; Light= Terang; Medium=
Sedang; Dark = Gelap 3.4.2 Pengamatan stabilitas warna
3.4.2.1 Stabilitas warna terhadap pencucian
Prosedur kerja: Uban yang telah direndam selama 6 jam dalam sediaan dicuci dengan
menggunakan sampo dan dikeringkan. Pencucian dilakukan sebanyak 15 kali, kemudian diamati apakah terjadi perubahan warna rambut setelah pencucian.
3.4.2.2 Stabilitas warna terhadap sinar matahari
Uban yang telah diwarnai dan dibilas bersih dibiarkan terkena sinar matahari langsung selama 5 jam mulai dari pukul 10.
00
- 15.
00
WIB, setelah itu diamati perubahan warnanya.
3.4.2.3 Uji biologis Uji iritasi
Menurut Ditjen POM 1985 sukarelawan yang dijadikan sebagai panel dalam uji iritasi pada formula pewarna rambut adalah orang terdekat dan sering
berada disekitar pengujian sehingga lebih mudah diawasi dan diamati bila ada reaksi yang terjadi pada kulit yang sedang diuji dengan kriteria sebagai berikut:
1.
Wanita berbadan sehat
2.
Usia antara 20-30 tahun
Universitas Sumatera Utara
31 3.
Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi, dan
4.
Bersedia menjadi relawan Prosedur kerja:
Kulit sukarelawan yang akan diuji dibersihkan dan dilingkari dengan spidol diameter 3 cm pada bagian belakang telinganya, kemudian pewarna rambut yang
telah disiapkan dioleskan dengan menggunakan cotton buds pada tempat yang akan diuji dengan diameter 2 cm, lalu dibiarkan selama 24 jam dengan diamati
setiap 4 jam sekali apakah terjadi eritema, papula, vesikula, dan edema. Bila terjadi eritema diberi tanda +, terjadi eritema dan papula diberi tanda ++, terjadi
eritema, papula dan vesikula diberi tanda +++, terjadi edema dan vesikula diberi tanda ++++, dan bila tidak terjadi reaksi diberi tanda 0 Scott,dkk., 1976; Ditjen
POM, 1985.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Sampel
Hasil identifikasi tumbuhan menunjukkan bahwa bahan uji adalah tumbuhan salaon Indigofera tinctoria L. famili Fabaceae, tumbuhan gambir
Uncaria gambir Hunter Roxb. famili Rubiaceae, tumbuhan alpukat Persea
americana Mill famili Lauraceae.
4.2 Pengaruh Penambahan Bahan dan Perbedaan Konsentrasi Terhadap Perubahan Warna Rambut Uban
4.2.1 Hasil orientasi perbedaan konsentrasi kapur terhadap perubahan warna rambut uban
Konsentrasi kapur tohor ditentukan berdasarkan hasil orientasi seperti
pada Gambar 4.1 berikut:
a b
Gambar 4.1. Pengaruh perbedaan konsentrasi kapur terhadap perubahan warna
rambut uban dengan lama perendaman 6 jam. Keterangan:
a = rambut uban dalam serbuk daun salaon 10, serbuk gambir 10, serbuk
biji alpukat 10, kapur tohor 1 b
= rambut uban dalam serbuk daun salaon 10, serbuk gambir 10, serbuk biji alpukat 10, kapur tohor 2
Universitas Sumatera Utara
33
Gambar 4.1.a menunjukkan bahwa rambut uban dalam formula yang mengandung serbuk daun salaon 10, serbuk gambir 10, serbuk biji alpukat
10 dan kapur tohor 2 dapat mengubah warna rambut uban dari putih menjadi pirang sedang, sementara rambut uban dalam formula yang mengandung kapur
tohor 2 dengan jumlah serbuk daun salaon, serbuk gambir dan serbuk biji alpukat yang sama, mengubah warna rambut uban putih menjadi coklat sedang
seperti pada Gambar 4.1.b. Dengan demikian, konsentrasi kapur tohor yang akan digunakan dalam formula pewarna rambut adalah 2.
4.2.2 Hasil orientasi penambahan bahan dan campuran bahan terhadap perubahan warna rambut uban
Berdasarkan hasil orientasi yang dilakukan diperoleh hasil pewarnaan rambut uban seperti pada Gambar 4.2 berikut:
a b c d
e f
g h
Universitas Sumatera Utara
34
i j
k l
m n o Gambar 4.2.
Pengaruh penambahan bahan dan campuran bahan terhadap perubahan warna rambut uban dengan lama perendaman 6 jam.
Keterangan: a.
Rambut uban Blanko b.
Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 c.
Rambut uban dalam serbuk gambir 10 d.
Rambut uban dalam serbuk biji alpukat 10 e.
Rambut uban dalam kapur tohor 2 f.
Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk gambir 10 g.
Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk biji alpukat 10 h.
Rambut uban dalam serbuk gambir 10 + serbuk biji alpukat 10 i.
Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk gambir 10 + serbuk biji alpukat 10
j. Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + kapur tohor 2
k. Rambut uban dalam serbuk gambir 10 + kapur tohor 2
l. Rambut uban dalam serbuk biji alpukat 10 + kapur tohor 2
m. Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk gambir 10 + kapur
tohor 2 n.
Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk biji alpukat 10 + kapur tohor 2
o. Rambut uban dalam serbuk daun salaon 10 + serbuk gambir 10 +
serbuk biji alpukat 10 + kapur tohor 2
Universitas Sumatera Utara
35
Hasil perendaman rambut uban dalam serbuk daun salaon 4.2.b terjadi perubahan warna yaitu dari putih menjadi biru, dalam serbuk gambir 4.2.c
berwarna pirang terang, dalam serbuk biji alpukat 4.2.d warna pirang terang, dalam kapur tohor 4.2.e warna tidak berubah, dalam serbuk daun salaon +
serbuk gambir 4.2.f berwarna pirang sedang, dalam serbuk daun salaon + serbuk biji alpukat 4.2.g berwarna coklat kemerahan, dalam serbuk gambir + serbuk biji
alpukat 4.2.h berwarna pirang terang, dalam serbuk daun salaon + serbuk gambir + serbuk biji alpukat 4.2.i berwarna pirang sedang, dalam serbuk daun salaon +
kapur tohor 4.2.j berwarna biru, dalam serbuk gambir + kapur tohor 4.2.k berwarna pirang gelap, dalam serbuk biji alpukat + kapur tohor 4.2.l berwarna
pirang sedang, dalam serbuk daun salaon + serbuk gambir + kapur tohor 4.2.m berwarna coklat terang, dalam serbuk daun salaon + serbuk biji alpukat + kapur
tohor 4.2.n berwarna biru kehijauan, dalam serbuk daun salaon + serbuk gambir + serbuk biji alpukat + kapur tohor 4.2.o berwarna coklat sedang.
Gambar 4.2.b menunjukkan bahwa perendaman rambut uban dalam serbuk daun salaon menghasilkan warna biru. Warna biru kurang cocok
digunakan sebagai pewarna rambut. Dengan penambahan zat warna serbuk gambir, serbuk biji alpukat dan kapur tohor dapat dihasilkan warna
coklat sedang yang dapat terlihat pada Gambar
4.2.o. Penggunaan kapur tohor sebagai pembangkit dan pelekat warna pada zat warna alam akan menghasilkan warna
yang lebih kuat Fitrihana, 2007.
Universitas Sumatera Utara
36
4.2.3 Hasil pewarnaan rambut uban sesuai dengan formula yang dibuat 4.2.3.1 Formula A