Tujuan membaca permulaan menurut Julie Salmons 2008 yang tertuang dalam jurnal internasional menyatakan pendapat dalam bahasa inggris
sebagai berikut :
J ulie Sa lmons, who coa ches tea chers in rea ding a nd tutor s struggling
readers, believes the data meetings’a”sense of urg
ency to increa se student
achievement”which is may, she says, the meetings are far from being merely
a review of number s.
Maksud dari peryataan di atas adalah bahwa Julie Salmons adalah seorang pelatih para guru dalam membaca dan guru pribadi para pembaca
yang berjuang mempercayai data dari pertemuan yang membahas tentang tujuan membaca permulaan adalah dapat membantu untuk menciptakan dan
mempertahankan suatu pengertian atau pengetahuan yang didapat siswa yang berfungsi untuk menambah meningkatkan hasil belajar prestasi siswa.
Pembelajaran membaca permulaan di Sekolah Dasar mempunyai nilai yang strategis bagi pengembangan kepribadian dan keterampilan siswa.
Pengembangan kepribadian dapat ditanamkan melalui materi teks bacaan wacana, kalimat, kata, suku kata, huruf bunyi bahasa yang berisi pesan
moral, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai emosional -spiritual, dan berbagai pesan lainnya sebagai dasar pembentuk kepribadian yang baik pada siswa.
Demikian pula dengan pengembangan keterampilan juga dapat diajarkan secara terpadu melalui materi teks bacaan yang berisi berbagai pengetahuan
dan pengalaman baru yang pada akhirnya dapat berimplikasi pada pengembangan keterampilan siswa.
g. Tahapan Membaca Permulaan
Dalam pelaksanaannya, membaca permulaan bagi siswa kelas I Sekolah Dasar dapat dibedakan ke dalam dua tahapan, yakni belajar membaca tanpa buku
dan belajar membaca dengan menggunakan buku. Mengenai hal itu Momo dalam Hairuddin, dkk 2002: 32 -33 menjelaskan
langkah-langkah membaca permulaan tanpa buku sebagai berikut : a merekam
commit to users
bahasa anak, Bahasa yang digunakan oleh anak di dalam percakapan mereka, direkam untuk digunakan sebagai bahan bacaan. Karena bahasa yang digunakan
sebagai bahan bacaan adalah bahasa anak sendiri maka anak tidak akan mengalami kesulitan. b Menampilkan gambar sambil bercerita, Dalam hal ini,
memperlihatkan gambar kepada anak, sambil bercerita sesuai dengan gambar tersebut. Kalimat-kalimat yang digunakan guru dalam bercerita itu digunakan
sebagai pola dasar bahan membaca. c membaca gambar, memperlihatkan gambar seorang ibu yang sedang memegang sapu, sambil mengucapkan kalimat
“ini ibu”. Anak melanjutkan membaca gambar tersebut dengan bimbingan lebih lanjut. d membaca gambar dengan kartu kalimat, setelah siswa dapat membaca
gambar dengan lancar, kemudian menempatkan kartu kalimat di bawah gambar. Untuk memudahkan pelaksanaannya dapat digunakan media berupa papan selip
atau papan flanel, kartu kalimat, kartu kata, kartu huruf, dan kartu gambar. Dengan menggunakan kartu-kartu dan papan selip atau flanel, untuk menguraikan
dan menggabungkan kembali akan lebih mudah. e membaca kalimat secara struktural S, setelah anak mulai membaca tulisan di bawah gambar, sedikit demi
sedikit gambar dikurangi sehingga akhirnya mereka dapat membaca tanpa dibantu gambar. Dalam kegiatan ini yang digunakan kartu-kartu kalimat serta papan selip
atau papan flanel. Dengan dihilangkannya gambar maka yang dibaca anak adalah kalimat. f proses Analitik A, sesudah anak dapat membaca kalimat, mulailah
menganalisis kalimat itu menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. g proses Sintetik S, setelah anak mengenal huruf-huruf dalam kalimat
yang digunakan, huruf-huruf itu dirangkaikan lagi menjadi suku kata, suku kata menjadi kata menjadi kalimat seperti semula.
Dalam membaca permulaan menggunakan buku, siswa diperkenalkan dengan lambang-lambang tulisan yang tertulis dalam buku. Langkah awal
yang paling penting di dalam membaca permulaan dengan buku adalah bagaimana menarik minat dan perhatian anak agar mereka merasa tertarik
dengan buku bacaan dan mau belajar dengan keinginannya sendiri, tanpa merasa terpaksa untuk melakukanya.
h. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca Permulaan