tersebut merupakan tambahan upah bonus karena adanya prestasi kerja. Inilah yang disebut dengan pengupahan insentif untuk mempertahankan karyawan yang
berprestasi. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa insentif merupakan
bentuk penghargaan yang diberikan pihak pimpinan organisasi kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan prestasi dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Design dari sebuah program insentif harus menggambarkan nilai dan tujuan
sistem pelayanan kesehatan, dimana menggabungkan penilaian kinerja secara obyektif dan faktor- faktor kontekstual dari sebuah design insentif yang baik
Custers et al., 2008: 1 Menurut Sadili Samsudin 2006: 194-195, jenis insentif dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Insentif untuk karyawan operasi
Pembayaran gaji karyawan operasi dibedakan program insentif individual gaji diberikan atas gaji pokok kepada karyawan individual yang melebihi standar
kerja dan program insentif kelompok gaji diberikan kepada semua anggota tim ketka suatu tim mencapai standar tertentu.
b. Insentif untuk para manajer dan eksekutif
Pemberian bonus tahunan bertujuan untuk memotivasi kinerja jangka pendek dari para manajer dan eksekutif. Biasanya semakin tinggi jabatan maka semakin
besar pula nilai prosentase yang didapat. Seorang eksekutif yang mendapat gaji
150.000 bisa memperoleh bonus sebesar 80 dari gajinya. Sementara seorang manajer pada perusahaan yang sama memperoleh gaji 80.000 hanya bisa
memperoleh 30 dari gajinya sebagai bonus. Rata-rata bonus berkisar antara 10 sampai 80.
c. Insentif untuk para penjual
Pemberian insentif bagi para penjual terdiri dari beberapa macam. Seorang penjual akan menerima gaji pokok setiap periode tertentu atau ditambahkan
komisi bila berhasil memasarkan produk. Pemberian komisi pada penjual akan merangsang tingkat penjualan ke arah yang lebih tinggi.
d. Insentif untuk profesional lain
Untuk profesional lain diberikan bonus tambahan berupa kenaikan gaji bila ia berhasil dalam kerjanya.
e. Insentif organisasi
Pemberian laba pada para karyawan untuk meningkatkan komitmen, partisipasi, dan kemitraan mereka pada perusahaan sehingga mampu mengurangi
tingkat ke luar masuk karyawan. Program pembagian perolehan gainsharing merupakan suatu rencana insentif yang melibatkan karyawan dalam suatu usaha
bersama untuk mencapai sasaran produktivitas. Untuk karyawan yang telah pensiun diberikan kepemilikian saham karyawan setiap tahunnya.
Dessler 1998: 141, membedakan rencana insentif menjadi beberapa jenis antara lain :
a. Program insentif individual, dilakukan dengan cara memberikan pemasukan lebih dari dan di atas gaji pokok kepada karyawan individual yang memenuhi
satu standar kinerja individual spesifik. b. Program insentif kelompok, sifatnya hampir sama dengan rencana insentif
individual namun bedanya program, insentif kelompok ini memberikan upah lebih dan di atas gaji pokok kepada semua anggota tim ketika kelompok atau
tim secara kolektif mencapai satu standar yang khusus untuk kinerja, produkstivitas atau perilaku sehubungan dengan kerja lainnya.
c. Rencana pembagian laba secara umum, merupakan program insentif di seluruh organisasi yang memberikan kepada karyawan satu bagian share
dari laba organisasi dalam satu periode khusus. d. Program pembagian peroleh gainsharing, adalah rencana upah di seluruh
organisasi yang dirancang untuk mengimbali karyawan atas perbaikan dalam produktivitas organisasi
Mathis 2002: 169, menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian insentif adalah konsistensi dengan budaya perusahaan,
insentif dididentifikasikan secara terpisah, menjalin perbedaan waktu, kinerja yang dihasilkan dikaitkan dengan insentif, rencana yang teliti, searah, diupdate,
detail atau jelas dan dapat dipahami, , terkait dengan sasaran perusahaan, tersedia sumber finansial yang memadai.
Selanjutnya Heidjarchman dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara 2001: 90, beberapa sifat dasar dari insentif yang harus dipenuhi agar sistem insentif
dapat berhasil antara lain pembayaran hendaknya sederhana, penghasilan yang diterima buruh hendaklah langsung menaikkan output dan efisiensi, pembayaran
dilakukan secepat mungkin, standar kerja ditentukan secara hati-hati, merangsang untuk bekerja lebih giat.
Anwar Prabu Mangkunegara Mangkunegara 2001: 90, penentuan insentif ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu berdasarkan produktivitas individu dan
produktivitas kelompok. Sistem produktivitas individu, digunakan untuk karyawan produksi yang hasil
produksinya dapat diukur. Sistem ini yang sering digunakan adalah unit yang dihasilkan Piece Rate dan premi berdasarkan waktu Time Bonuses.
Sedangkan sistem produktivitas kelompok, dikemukakan oleh Summanth yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara 2001: 91, bahwa ada dua teknik
dalam menentukan insentif berdasarkan produktivitas kelompok, yaitu Teknik Scanlon Plan dan Teknik Rucker Plan.
3. Rotasi