Uji Tingkat Kesukaran Uji tingkat kesukaran soal adalah mengkaji soal Uji Daya Pembeda Menganalisis daya pembeda artinya me

3. Uji Tingkat Kesukaran Uji tingkat kesukaran soal adalah mengkaji soal

kesulitannya sehingga dapat mudah, sedang, dan sukar. dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P i = Keterangan : P i = Tingkat kesukaran butir i ∑x i = Jumlah skor butir i yang dijawab oleh Sm i = Skor maksimum N = jumlah test. 29 Adapun kategori tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut: Anas Sudijono menyatakan butir kesukaran butir cukup sedang. penelitian ini, digunakan butir yaitu 28 Ibid, h. 47. 29 Budiyono, Statistik untuk Penelitian, 30 Ibid, h. 373. Kesukaran Uji tingkat kesukaran soal adalah mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. 28 Tingkat kesukaran soal tes dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: = Tingkat kesukaran butir i = Jumlah skor butir i yang dijawab oleh testee = Skor maksimum 29 Adapun kategori tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran Nilai P Kategori P 0,3 0,3 P ≤ 0,7 P 0,7 Sukar Sedang Mudah Anas Sudijono menyatakan butir soal dikategorikan baik jika derajat kesukaran butir cukup sedang. 30 Untuk keperluan pengambilan data dalam penelitian ini, digunakan butir-butir soal dengan kriteria cukup sedang, Statistik untuk Penelitian, Surakarta: UNS Press, 2009, h. 112. 49 soal tes dari segi soal mana yang termasuk Tingkat kesukaran soal tes dapat diukur Adapun kategori tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut: soal dikategorikan baik jika derajat Untuk keperluan pengambilan data dalam butir soal dengan kriteria cukup sedang, Surakarta: UNS Press, 2009, h. 112. dengan membuang butir terlalu sukar.

4. Uji Daya Pembeda Menganalisis daya pembeda artinya me

kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam kategori lemah atau rendah dan kategori kuat atau tinggi prestasinya. 31 Rumus menentukan daya pembeda yaitu: Keterangan: = angka indeks deskriminasi = proporsi tes = banyaknya tes kelompok atas. = jumlah tes yang termasuk dalam atas = proporsi tes kelompok = banyaknya tes kelompok = jumlah tes yang termasuk kedalam kelompok 31 Novalia dan Muhamad Syazali, 32 Ibid, h. 49. dengan membuang butir-butir soal dengan kategori terlalu mudah dan Pembeda Menganalisis daya pembeda artinya mengkaji soal- kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam kategori lemah atau rendah dan kategori kuat atau tinggi Rumus menentukan daya pembeda yaitu: = angka indeks deskriminasi item. = proporsi tes kelompok atas. = banyaknya tes kelompok = jumlah tes yang termasuk dalam kelompok = proporsi tes kelompok bawah. = banyaknya tes kelompok bawah. jumlah tes yang termasuk kedalam kelompok bawah. Novalia dan Muhamad Syazali, Op. Cit., h. 49. 50 butir soal dengan kategori terlalu mudah dan -soal tes dari segi kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam kategori lemah atau rendah dan kategori kuat atau tinggi bawah. 32 X . Indeks Daya Pembeda Berdasarkan hal tersebut, daya beda yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes yang memiliki daya beda 0,20 sampai dengan 0,70 dengan kriteria baik. 5. Teknik Analisis Data

a. Uji Normalitas Pada penelitian ini untuk menguji kenormalitasan data digunakan Uji

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 4 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 6 25

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 25

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Upaya Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Melalui Penerapan Model Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IVC SD Muh

0 2 18

PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Melalui Penerapan Model Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IVC SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun 2012/2013.

0 2 10

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Upaya Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Melalui Penerapan Model Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IVC SD Muh

0 0 16

Skripsi Student Facilitator and Explaining\BAB 1

0 1 13

PENGARUH PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN PERCAYA DIRI SISWA

0 0 18

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 SOMAGEDE

0 0 17