Bahasa Penciptaan Cerita Novel Ular Keempat Karya Gus TF Sakai

commit to user melahirkan 11 buku? cuma dibalik karya itu ada satu keyakinan; apa pun profesi, tak mungkin ada penghargaan, ”ujar Gus, yang kini memiliki kekayaan berupa buku sekitar 3.000 judul, yang memenuhi dua kamar. “Harta kami yang utama adalah buku. Dan, ada kebanggaan kami bila bisa beli buku, apalagi menghasilkan buku.” www.geoticsastra.com.

c. Bahasa

Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu sarana dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Baik bahasa lisan ataupun bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Pengarang dalam menciptakan karya sastra berusaha untuk melakukan komunikasi dengan pembaca melalui bahasa. Agar bahasa yang digunakan oleh pengarang mudah dipahami oleh pembaca, pengarang bebas menggunakan bahasa. Pengarang dalam menggunakan bahasa sedikit puitis tetapi mudah dipahami. Kepuitisan bahasa yang digunakan pengarang untuk menambahkan keindahan dan sebagai bukti hasil sastra yang berkualitas, dengan keindahan pada bahasa dan tata kalimat yang tertata sesuai struktur akan kemudahan pemahaman pembaca terhadap novel. Salah satu usaha untuk memahami karya sastra seorang sastrawan, dengan cara membaca atau membandingkan karya-karya sastra lainnya. Hal tersebut commit to user dilakukan karena sastrawan satu dengan yang lainnya memiliki ciri khas yang berbeda Pradopo, 1997: 67. Demikian juga dengan Gus TF Sakai. Sebagai salah satu pengarang di Indonesia, Gus TF Sakai memiliki ciri khas tersendiri, ciri yang membedakan dirinya dengan pengarang atau sastrawan lain. Meski Gus banyak menulis dengan latar belakang budaya Minang, tidak semata-mata persoalan masyarakat Minang. Minang dalam cerita Gus diposisikan sebagai pandangan orang luar. Makanya, tidak heran apabila persoalan keindonesiaan dengan baik ia sajikan www.kompas.com. Seperti yang diutarakan oleh Yurnaldi www.kompas.com bahwa Gus merupakan seorang pengarang muda yang memiliki kreativitas dalam pemakaian bahasa dengan perumpamaan-perumpamaan yang bermakna. Kutipan dari data penelitian memperlihatkan bahasa perumpamaan yang digunakan Gus. Gus mengibaratkan perempuan buta seperti perempuan tua pencari rotan. Antara perempuan buta dengan perempuan tua disamakan dalam melakukan kegiatan yang lambat. Di balik gerakan perempuan buta yang lambat tersimpan makna ketulusan dan kegembiraan dalam menjalani kehidupan, ia berusaha menyembunyikan kesedihan yang dialami sebagai perempuan muda yang buta.

d. Tempat Tinggal