mikroorganisme Gram positif, tidak membentuk spora, katalase-negatif yang tidak memiliki sitokrom dan anaerobik namun aerotoleran. BAL toleran terhadap asam,
dan melakukan homofermentasi maupun heterofermentasi, asam laktat adalah produk akhir utama dari fermentasi gula Axelsson, 1998. Namun, beberapa
spesies dapat membentuk katalase atau sitokrom pada media yang mengandung hematin atau senyawa terkait dan beberapa lactobacilli juga dapat menghasilkan
non-heme katalase,
yang disebut
pseudocatalase, yang menyebabkan
kebingungan untuk identifikasi BAL Holzapfel et al., 2001. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang sama
dengan penelitian ini dimana ditemukan BAL yang menghasilkan Katalase positif. Menurut Orla-Jensen 1950 pada penelitian pada mikroflora keju Cheddar, telah
ditemukan strain Lactobacillus yang memiliki aktivitas katalase kuat dan lemah. Tiga strain Lactobacillus plantarum, yang diisolasi oleh Sherwood dari keju
Cheddar yang berasal dari Selandia Baru, ditemukan katalase-positif. Dua dari strain memberikan reaksi katalase yang kuat sedangkan strain lainnya jauh lebih
lemah Sherwood, 1939. Beberapa BAL menghasilkan hidrogen peroksida dalam kondisi pertumbuhan aerobik dan karena kurangnya katalase
seluler, pseudokatalase atau peroksidase, mereka melepaskannya ke lingkungan untuk melindungi diri dari patogen sebagai bagian dari tindakan antimikroba.
merupakan oksidator kuat dan dapat mengoksidasi gugus -SH protein membran bakteri Gram-negatif, yang sangat rentan Ray, 2004.
4.2 Seleksi BAL Potensial Sebagai Kandidat Probiotik
Seleksi BAL potensial dilakukan terhadap empat jenis isolat yaitu: AK1, AK3, EK2 dan US7, dengan menggunakan uji antagonis terhadap patogen Escherichia
coli, Staphylococcus aureus dan Salmonella thypimurium. Hasil uji tantang antara BAL potensial dengan bakteri patogen pangan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Diameter zona hambat isolat BAL terhadap bakteri patogen pangan. Isolat
Diameter zona hambat terhadap bakteri patogen mm E. coli
S. aureus S. thypimurium
AK1 11,88
10,93 10,11
Universitas Sumatera Utara
AK3 8,86
EK2 US7
10,8 16,32
13,54
Dari hasil uji tantang antara isolate BAL dengan bakteri patogen saluran pangan diketahui bahwa terdapat 2 isolat yang memiliki zona hambat pada ketiga
bakteri patogen yaitu : AK1 dan US7, terdapat isolat yang hanya mampu menghambat E. coli dengan zona hambat sebesar 8,86 mm yaitu AK3 dan
terdapat 1 isolat yang tidak menghasilkan indeks antimikrobial yaitu EK2. Dari kedua isolat yang menghasilkan indeks antimikrobial dapat dilihat bahwa US7
memiliki potensi yang lebih besar dengan zona hambat sebesar 10,8 mm pada E. coli, 16,32 mm pada S. aureus dan 13,54 mm pada S. thypimurium.
Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan diameter zona hambat yang lebih besar dibandingkan dengan penelitian sebelumnya sehingga
dapat dikatakan berpotensi dalam menghambat patogen saluran pencernaan. Hasil ini dapat dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya dengan metode
yang berbeda. Pada penelitian Jamaly et al., 2011, uji antagonis beberapa strain Lactobacillus dengan bakteri patogen Listeria innocua LMHAE-LI 107,
Escherichia coli LMHAESA EC 108, Escherichia coli ATCC25922, Enterococcus faecalis ATCC 25212, Streptococcus D, Klebsiella Pneumonia CIP
53153 menunjukkan diameter zona hambat rata-rata lebih besar dari 6 mm pada setiap patogen dengan menggunakan metode sumur.
Kotikalapudi 2009 melaporkan bahwa pada beberapa probiotik yang dilakukan uji antagonis dengan patogen enterik menunjukkan zona hambat lebih
besar dari 0,4 cm. L. acidophilus menunjukkan zona hambat yang paling besar pada E. coli O157 dan Cl. sordeli dengan diameter zona hambat 0,8±0,13 cm dan
1,4±0,2 cm dengan metode totol. Casey et al. 2004 melaporkan bahwa 26 isolat bakteri asam laktat yang
dilakukan uji antagonis dengan Salmonella thypimurium menunjukkan diameter zona hambat rata-rata diatas 6 mm dengan metode totol pada media MRSA.
Pannu et al. 2014 melaporkan bahwa probiotik Aquapro
TM
mampu menghambat patogen Salmonella sp. dan S. aureus dengan diameter penghambatan masing-
Universitas Sumatera Utara
masing 16,67 ± 0,3 dan 16,67 ± 1,88 mm sedangkan probiotik Lactobacillus sporogenes mampu menghambat patogen dengan diameter penghambatan 8,33 ±
0,67 mm terhadap Salmonella sp. dan 10,67 ± 0,67 mm terhadap S. aureus. Beberapa zat antimikroba yang dihasilkan oleh BAL memiliki kelebihan
yang cukup besar dalam kompetisi dengan patogen dan bakteri berbahaya lainnya Soomro et al., 2002. Zat-zat ini ialah asam lemak, asam organik, hidrogen
peroksida, diacetyl, asetoin serta peptida kecil yang stabil terhadap panas yang disebut bakteriosin Simova et al., 2009. Lactobacillus spp. yang paling umum
dikenal untuk menghasilkan bakteriosin ialah Lactobacillus sakei dan Lactobacillus curvatus. Lactobacillus sakei telah terbukti memiliki aktivitas
antimikroba terhadap Listeria monocytogenes karena produksi bakteriosin sakacin A, M, P, 674, K, dan T Schillinger dan Lucke, 1989.
4.3 Kurva Pertumbuhan BAL Potensial Isolat US7