10. Pengelasan
Las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Untuk berhasilnya penyambungan
diperlukan bebebrapa persyaratan yang harus dipenuhi, yakni Sriwidharto, 1987:
a. Bahwa benda padat tersebut dapat cairlebur oleh panas
b. Bahwa antar benda-benda padat yang disambung tersebut terdapat
kesuaian sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan tersebut
c. Bahwa cara-cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan
tujuan penyambungan
1. Klasifikasi proses pengelasan
Dewasa ini teknologi pengelasan telah berkembang begitu pesat, lebih dari 40 jenis pengelasan telah dikenal orang dan digunakan dalam praktek
penyambungan logam. Karena begitu banyaknya jenis-jenis pengelasan maka dibuatlah klasifikasi. Menurut cara pelaksanaan sambungannya, proses
pengelasan diklasifikasikan menjadi las cair las gas, las listrik, dan solder atau brazing sriwidharto, 1987
a. Las Gas
Las gas adalah cara pengelasan dimana panas yang digunakan untuk pengelasan diperoleh dari nyala api pembakaran bahan bakar gas dengan
oksigen zat asam. Bahan bakar gas yang biasa digunakan pada
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI PISANGAN CIPUTAT TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: Dian Rawar Prasetyo
106101003313
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H2010 M
pengelasan gas adalah gas asetilen gas karbit. Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan suhu terlalu tinggi digunakan jenis gas lain, misalnya
propan, gas alam methan dan LPG liquid petroleum gas. Gas-gas tersebut mempunyai nilai panas yang rendah dari gas asetilen. Bahan
bakar gas yang paling banyak digunakan dalam proses pengelasan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan sebagai las
oksiasetilen. b.
Las Listrik
Las listrik atau las busur adalh cara pengelasan dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panasnya . beberapa macam proses las yang
termasuk pada kelompok las listrik adalah las listrik terak, las listrik gas, las resisitansi listrik, las resistansi titik.
c. Solder atau Brazing
Penyolderan adalah cara penyambungan logam dibawah pengaruh penyaluran panas dengan bantuan logam menyambung solder yang
mempunyai titik lebur rendah dari pada logam yang akan disambungkan. Pada proses solder atau brazing, hanya bahan penyambungannya saja
yang dicairkan , sedangkan bahan dasrnya dipanaskan sampai suhu cair bhan penyambung tersebut.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI PISANGAN CIPUTAT TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: Dian Rawar Prasetyo
106101003313
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H2010 M
d. Spot Welding
Las titik atau spot welding biasanya banyak digunakan dalam pembuatan mobil. Kurang lebih 4000 las titik terdapat dalam pengelasan
satu kendaraan utuh. Spot welding merupakan salah satu jenis dari las tahanan listrik. Las tahanan listrik adalah suatu cara pengelasan dimana
permukaan pelat yang disambung ditekankan satu sama lain dan pada sat yang sama arus listrik dialirkan sehingga permukaan tersebut menjadi
panas dan mencair karena adanya resistansi listrik 2.
Potensi Bahaya Pengelasan
Potensi bahaya pengelasan yang dapat ditimbulkan dari proses
pengelasan antara lain meliputi National Safety Council, 2002 : a.
Bahaya cahaya dan sinar berbahaya
Selama proses pengelasan akan timbul cahaya dan sinar yang dapat membahayakan juru las dan pekerja lain yang ada di sekitar pengelasan.
Cahaya tersebut meliputi cahaya yang dapat dilihat atau cahaya tampak, sinar ultraviolet dan sinar infra merah. Karena hal ini maka pencegahan
terhadap bahaya dari cahaya harus dipersyaratkan. 1
Sinar ultra violet Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah
terserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh. Bila sinar ultraviolet yang
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI PISANGAN CIPUTAT TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: Dian Rawar Prasetyo
106101003313
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H2010 M
terserap oleh lensa dan kornea mata melebihi jumlah tertentu maka pada mata akan terasa seakan-akan ada benda asing didalamnya.
Dalam waktu antar 6 sampai 12 jam kemudian mata menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umumnya rasa sakit ini akan hilang
setelah 48 jam. 2
Cahaya tampak Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan
oleh lensa dan kornea ke retina. Bila cahaya ini terlalu kuat maka mata akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu lama mungkin akan
menjadi sakit. Rasa lelah dan sakit ini sifatnya juga sementara. 3
Sinar infra merah Adanya sinar infra merah tidak segera terasa oleh mata,
karena itu sinar ini lebih berbahaya sebab tidak diketahui, tidak terlihat dan tidak terasa. Pengaruh sinar infra merah terhadap mata
sama dengan pengaruh panas, yaiutu menyebabkan pembengkakan mata pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea, presbiopia yang
terlalu dini dan terjadinya kerabunan. Jelas disini bahwa akibat dari pada sinar inframerah jauh lebih berbahaya dari pada kedua cahaya
yang lainnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI PISANGAN CIPUTAT TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: Dian Rawar Prasetyo
106101003313
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H2010 M
b. Bahaya Arus Listrik