Kedudukan Wanita sebagai Isteri

memperhatikan bagaimana kosakata atau ungkapan itu digunakan al-Qur’an, lalu memahami arti surat atas dasar penggunaan kata tersebut oleh al-Qur’an. 34 h. Karya-karya lainnya Selain karya-karya di atas banyak karya-karya yang lainnya yang semuanya berkaitan dan memang membahas sekitar penafsiran al-Qur’an seperti Lentera Hati 1994, Manusia Menurut al-Qur’an, Mahkota Tuntunan Ilahi 1998, dan lain sebagainya. Untuk lentera hati, Howard M. Federspiel mempunyai pandangan khusus tentangnya, seperti yang dikatakan dalam kutipannya berikut ini : “ lentera Hati adalah sebuah antologi esay tentang makna dan ungkapan Islam sebagai sistem religius bagi individu mukmin dan bagi komunitas muslim Indonesia. Terungkap di dalamnya pendekatan sebagaimana yang di ambil dalam kebanyakan leterature inspirasional mutakhir yang ditulis oleh para penulis Indonesia, yang banyak sekali mengacu kepada tulisan muslim Timur Tengah yang berbahasa Arab. Lentera Hati merupakan buku penting dan bermanfaat bagi kaum muslim awam dalam meletakkan dasar bagi kepercayaan dan praktek Islam yang benar. Sementera beberapa esay pertamanya membahas al-Qur’an dan seringnya kutipan dari al-Qur’an dilakukan sepanjang kajian”

C. Kedudukan Wanita sebagai Isteri

Apabila seseorang wanita memasuki masa perkawinan, ia tidak kehilangan haknya yang telah ia miliki sebagai anggota masyarakat. Ia tetap bebas melakukan pekerjaan apa saja, bebas membuat perjanjian, bebas membelanjakan harta miliknya sesuka hatinya dan ia tak sekali-kali meleburkan dari dalam suami. Tetapi memang benar, bahwa wanita memasuki masa perkawinan, ia harus memikul 34 Quraish shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim:Tafsir Atas Surat-Surat Pendek Berdasarkan Atas Turunnya Wahyu, Bandung: Mizan, 1997, h. 6 tanggung jawab kehidupan yang baru, yang mendatangkan hak dan kewajiban yang baru pula. 35 Al-Qur’an menggariskan suatu prinsip sebagai berikut : ë,}ü¶ õdÈoÎ ™9ßÁÏΩ¶ ˚f“ }7”9æ™å í“U õd”h”nä´ç“ 228 : ☯™ø¢=¯ ˇ¶„ä©ë¶ Artinya: “dan istri mempunyai hak yang sama seperti kewajiban yang dipikulkan kepadanya dengan cara yang baik QS.Al-baqarah: .228 Inilah hak dan kewajiban dalam rumah tangga. Selain al-Qur’an hadist pun menggambarkan kedudukan wanita dalam rumah tangga sebagai ra’iyyah atau pemimpin. “ Setiap orang di antara kamu adalah pemimpin, dan setiap orang diantara kamu akan diminta pertanggung jawabannya mengenai rakyat yang dipimpinnya: raja adalah pemimpin; suami adalah pemimpin yang memimpin seluruh keluarganya, istri adalah pemimpin rumah tangga, dan setiap orang dintara kamu adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawabannya mengenai rakyat yang dipimpinnya Jadi mengenai rumah tangga, istri mempunyai kedudukan sebagai pemimpin, dan rumah tangga adalah daerah kekuasannya. Begitu seorang wanita kawin, ia menduduki kedudukan yang tinggi dan memperoleh hak istemewa, tetapi disamping itu, ia dibebani tanggung jawab baru. Adapun hak yang diberikan kepada istri oleh suami, itu dikuatkan oleh sebuah hadist yang menerangkan sabda Nabi Muhammad kepada Abdullah bin Umar sebagai berikut ” Tubuhmu mempunyai hak 35 Lily Riaz Hasan : Keragaman Iman , Jakarta : Raja grafindo persada, 2006 , h. 189 atas engkau, dan jiwamu mempunyai hak atas engkau, dan istrimu mempunyai hak diatas engkau” HR.Bukhari.67:90 36

D. Pembagian Kerja dan Hubungan Timbal Balik antara Suami Isteri Pembagian kerja