Latar Belakang Manajemen Dakwah Politik PKS
cara ini Islam dapat diterjemahkan secara lebih leluasa termasuk soal politik.
5
Banyak ayat Al- Qur’an yang mengungkap masalah dakwah. Tetapi,
dari sekian banyak ayat yang memuat prinsip-prinsip dakwah itu ada satu ayat yang memuat sandaran dasar dan fundamen pokok bagi metodologi
dakwah. Ayat yang dimaksud adalah sebagai berikut :
“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-o rang yang mendapat petunjuk”. Q.S An-Nahl:
125
Banyak yang tidak menyadari bahwa politik menyangkut kekuasaan, cara menggunakan kekuasaan serta proses pengelolaan pemerintahan dan
negara maka politik termasuk salah satu alat untuk dakwah. Sudah menjadi kata sepakat bagi para ahli, bahwa perkembangan pemikiran politik itu
mempunyai hubungan langsung yang tidak terpisah dengan perkembangan sejarah Political Science History
. Soal ini terbukti jelas dalam ―Pemikiran Politik Islam‖ di mana Sejarah Islam itu sendirilah yang membawa dan
mencetuskan ―Politik Islam‖. Dengan kata lain dapat disebut, bahwa ―Politik Islam‖ dengan ―Sejarah Islam‖ sejalan dan masing-masing
5
Endang Saifuddin Ansari, Wawasan Islam; Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam dan Umatnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993, Cet. Ke-4, 178
sempurna menyempurnakan ibarat darah dan daging. Maka tidaklah dapat diketahui mana yang menimbulkan yang lain laksana ayam dan telur dan
mana yang menjadi sebab dan mana pula yang menjadi musabbab ibarat kata dan bahasa. Kait mengait ini didapatkan di dalam ―Sejarah Islam‖
secara keseluruhan, sejarah tidak terpisah dari politik dan politik adalah sebahagiaan daripada sejarah. Kalau diambil arti politik yang luas itu, maka
didapatkan bahwa politik itu terkadang ditimbulkan oleh pribadi manusia, terkadang oleh sekelompok manusia dan terkadang pula oleh satu aliran
tertentu.
6
Sistem politik dalam pandangan Islam adalah hukum atau pandangan yang berkaitan dengan cara bagaimana urusan masyarakat
dikelola dan diatur dengan hukum Islam.
7
Setelah runtuhnya rezim orde baru, proses demokrasi di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan.
Hal ini terlihat dengan berubahnya sistem kepartaian, dari tiga partai menjadi sistem multi partai.
8
Alam reformasi telah melahirkan banyak partai politik, baik yang berlabel agama maupun non agama. Ada partai politik yang menggunakan
label agama, seperti Partai Kristen dan Partai Islam PI, sedangkan partai politik nonagama, diantaranya berlabel sosialisme, nasionalisme, dengan
berbagai variannya.
9
Pandangan-pandangan mengenai unsur-unsur lain, misalnya mengenai konsep dan ideologi perjuangan umat Islam, yang
6
Fuad Mohd. Fachruddin, Pemikiran Politik Islam, 11
7
Hafidz Abdurrahman, diskursus ―Islam Politik Spiritual” Bogor : Al-Azhar Press, 2007, 202
8
http: Partisipasi Politik Non Muslim Dalam Partai Politik Islam Analisa Terhadap PK Sejahtera _ Garam Manis.htm
9
A.M Fatwa, Satu Islam Multi Pertai, Bandung: MIZAN, 2000, 93
menjadi bagian integral dari batang tubuh politik Islam, menjadi jelas dengan sendirinya.
10
Sebagai contoh peran dakwah dalam politik, pada masa kejayaan umat Islam era Khalifah Abbasiah, hingga Turki Usmani dan Kerajaan
Islam Aceh masa Sultan Iskandar Muda, semua aktifitas dakwah Agama ditopang oleh para pemegang kekuasaan atau pelaku politik, bahkan mereka
sendiri juga merupakan politisi- politisi yang sekaligus sebagai da’i,
sehingga kita tidak heran bagaimana jayanya Islam dan kaum Muslimin ketika itu.
Satu hal yang sangat menggembirakan apabila semangat untuk mendakwahkan Islam tumbuh di masyarakat dan pemerintah kita. Karena
hal yang demikian berarti umat ini mulai menuju kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Maka langkah apapun yang bisa kita lakukan untuk
mendukung masyarakat atau pemerintah kita dalam menghidupkan ajaran- ajaran Islam ini, hendaknya kita berikan dukungan.
Profesionalisme politik yang tipikal Islam harus dirumuskan. Dikalangan umat dibina dan ditumbuhkan kader yang tangguh berakidah
kuat, berakhlaq mulia, menguasai persoalan politik serta kaitannya dengan masalah sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Syaikh Hasan Al Banna
menegaskan, ―Setelah batasan global dari makna Islam yang syamil dan substansi makna politik yang luas dan tidak terkait dengan kepartaian ini,
saya bisa mengatakan secara terus terang bahwa seorang muslim tidak akan
10
Bahtiar Effendy, “Islam dan Negara” Transformasi Pemikiran dan Praktik
Politik Islam di Inonesia Jakarta : Paramadina, 43
sempurna Islamnya kecuali jika ia seorang politisi, mempunyai jangkauan pandangan yang jauh, dan mempunyai kepedulian yang besar terhadap
uma tnya‖.
Allah berfirman : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang maruf dan
mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. QS. Ali Imran : 104
Telah sama-sama diketahui bahwa cara yang efektif untuk mencegah kemungkaran adalah dengan terlibat dalam pengambilan kebijakan atau
kekuasaan. Apabila kekuasaan berada di tangan orang-orang salih, atau didukung oleh orang-orang salih, maka memiliki kesempatan yang lebih
besar untuk menolak kemungkaran dalam kehidupan masyarakat luas. Sebaliknya, jika kekuasaan di tangan orang zhalim, maka akan bisa
digunakan untuk mengembangkan kemungkaran dan kezhaliman secara luas. Salah satu sarana perubahan yang cukup efektif dalam sistem
demokrasi saat ini adalah partai politik. Diskursus seputar politik dakwah dan dakwah politik terus bergulir
yang berawal sebenarnya dari sebuah kekhawatiran akan terjadinya distorsi pemetaan antara dakwah dan politik di ranah kenegaraan. Politik identik
dengan kekuasaan yang berarti menghalalkan segala cara, sementara dakwah adalah untuk kebaikan dan perbaikan masyarakat yang jelas tujuan
dan misi yang diembannya. Lewat kiprah partai politik tersebut, diharapkan gerakan dakwah memiliki peran dan pengaruh positif dalam mengelola
pemerintahan Negara. Dalam hal ini jelas kebenaran ajaran Islam bahwa berpolitik bagian dari dakwah dan dakwah merupakan tujuan dari berpolitik.
Tentu karena ini wilayah politik maka strategi dan upaya yang dilakukan harus juga sesuai dengan praktik perpolitikan dengan senantiasa
mengacu kepada koridor nilai-nilai Islam yang universal. Di sini setiap kita dituntut arif mencermati setiap strategi kebijakan yang coba dijalankan oleh
sebuah partai yang menjadikan dakwah sebagai basis aktivitasnya. Munculnya sejumlah partai yang menggunakan simbol dan asas Islam atau
yang mempunyai pendukung utama komunitas Islam, maka tidak terlalu salah untuk mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah munculnya
kembali kekuatan politik Islam.
11
Paradigma ini terus berlangsung sekian lama sampai lahirnya PKS, sebuah partai yang mengusung jargon dan misi dakwah dalam praktik
perpolitikannya. Partai Keadilan Sejahtera PKS, sebelumnya bernama Partai Keadilan PK, hadir menjadi sebuah alternatif cara pandang Islam
yang baru, selain NU dan Muhammadiyah. Partai Keadilan Sejahtera memberikan harapan baru bagi masyarakat Indonesia yang memiliki
karakter : muda, religius Islam, loyal pada organisasi, berjiwa nasionalisme, dan peduli pada persoalan internasional wa bil khusus Palestina. Beda
dengan gerakan politik berhaluan Islam yang lain. Mereka jelas mengambil jalur politik bergabung dengan sistem demokrasi dengan nilai-nilai
perjuangan Ikhwanul Muslimin yang teramat kental.
11
Bahtiar Effendy, “RePolitisasi Islam” Pernahkan Islam Berhenti Berpolitik?,
195
Sejak awal idiom partai dakwah merupakan tantangan terbesar bagi para politikus Muslim. Di satu pihak, nilai Islam harus selalu hadir dalam
keseharian politik mereka. Manakala sistem perpolitikan yang sekian lama berlangsung justru berseberangan dengan nilai dakwah dan politik Islam itu
sendiri, tentu kekhawatiran itu wajar saja muncul karena memang mempertemukan politik dengan dakwah merupakan satu fenomena dan
ijtihad yang baru di arena perpolitikan Indonesia yang sekian lama jauh dari nilai dakwah atau sama sekali tidak beririsan dengan dakwah. Karenanya
menjadi sebuah keharusan jika kita memberikan kesempatan bagi munculnya sebuah partai Islam, yang mengaspirasikan suara umat muslim
untuk mewujudkan cita-cita plitik yang tidak pernah padam mengingat tugs dakwah
amar ma‟ruf nahi munkar.
Ini bisa saja menjadi upaya politisasi dakwah dalam konotasi positif, yaitu mengemas dakwah dalam kemasan politik yang menjunjung tinggi
nilai kebaikan dan kemanusiaan. Atau akan menjadi dakwahisasi politik, dalam arti membawa dakwah dalam wilayah politik sehingga praktik
dakwah sedikit demi sedikit akan bergeser menjadi praktik yang sesuai dengan nilai siyasah syariyyah yang dijunjung tinggi oleh Islam. Pada
tataran ini, kembali semangat menjunjung siyasah syariyyah dalam wilayah politik praktis direduksi perannya atau dimarginalkan.
PKS pada dasarnya adalah partai dakwah, yang tidak berhenti pada peraihan suara, suara bagi PKS adalah sarana untuk melompat ke tahapan
berikutnya, maka PKS tidak hanya melakukan ekstentifikasi atau perluasan
dakwah melalui pemilu dan kampanye akan tetapi setelah itu berlanjut ke tahap berikutnya yaitu melakukan intensifikasi.
12
Kondisi yang demikian mengandung indikasi bahwa persoalan dakwah akan semakin berat dan meningkat. Untuk penanggulangan dakwah
tidak mungkin dilakukan sendiri-sendiri dan sambil lalu, tetapi hendaklah dilakukan secara bekerjasama dalam satu kesatuan yang teratur rapi. Hal ini
menghendaki adanya tenaga-tenaga terampil dan mampu untuk mengelola dan mengatur pelaksanaan dakwah atau disebut dengan manajemen dakwah.
Kemampuan itu dimulai dari mengidentifikasikan masalah menyusun rencana yang tepat, mengorganisir para pelaksana sumber daya manusia
dan daya lainnya yang tersedia, menggerakkan kepada pencapaian tujuan dan melakukan penggendalian atau pengawasan terhadap tindakan-tindakan
dakwah. Manajemen sangat diperlukan dalam mencapai tujuan dakwah,
karena manajemen merupakan suatu sistem dan metode atau teknik untuk melakukan pengelolaan yang baik, mendapatkan hasil yang memuaskan,
menghindarkan perbuatan yang merugikan dan mubazir, menghindari kesalahan dan kekeliruan dan upaya untuk menegak kebenaran dalam suatu
lembaga. Semua itu akan terwujud jika manajemen tersebut sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dalam al-
Qur’an dan Hadis. Seperti efesiensi yang mengajarkan kepada manusia untuk tidak boros, seimbang,
pencapaian manfaat dan adil. Dalam bekerja dan mengambil keputusan
12
Adi Andriana, “Momentum Politik Dakwah PKS‖. Terbit 31 Maret 2014,
diakses pada tanggal 15 Apri 2014 dari http:www.muharrikdakwah.com201403momentum-dakwah-politik-pks.html
hendaklah memegang prinsip berfikir positif, bermusyawarah, disiplin, kebersamaan dalam hal-hal yang konstruktif dan sebagainya.
Atas dasar pemikiran tersebut, penulis mencoba mengangkat pembahasan yang terangkum dalam skripsi yang berjudul:
“Manajemen Dakwah Politik Partai Keadilan Sejahtera
” Study Dewan Perwakilan Daerah DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Depok.