63
5.2. Faktor- Faktor yang tidak Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
Rawat Jalan di Puskesmas Batang Toru
5.2.1 Pendidikan Responden
Hasil penelitian responden menunjukkan pendidikan sebanyak 58
responden 58 dengan tingkat pendidikan tinggi, sedangkan sebanyak 42 responden 42 dengan tingkat pendidikan rendah. Hasil yang diperoleh dari
tabulasi silang antara pendidikan dengan pemanfaatan diperoleh bahwa sebanyak 58 responden yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi, sebesar 69.0
tidak memanfaatkan pelayanan rawat jalan. Dari 42 responden yang termasuk dalam tingkat pendidikan rendah, sebesar 69.1 tidak memanfatkan pelayanan
rawat jalan.Hasil analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,104 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan
dengan pemanfaatan pelayanan rawat jalan di puskesmas. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin besar
keputusan untuk memanfaatkan pelayanan rawat jalan di puskesmas, hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan masih
banyak responden yang berpendidikan tinggi yang tidak memanfaatkan pelayanan rawat jalan di puskesmas sebab tingkat pendidikan seseorang tidak bisa menjamin
dia akan memanfaatkan pelayanan rawat jalan ke puskesmas ketika ia sakit melainkan pengetahuan dan informasi lah yang memengaruhi seseorang untuk
mengambil suatu keputusan.
PDF Create 3 Trial
www.scansoft.com
Universitas Sumatera Utara
64
Penelitian ini
sesuai dengan
penelitian Handayani
2013, yang
menyatakan bahwa pendidikan tidak berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan oleh peserta jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia.
5.2.2. Pendapatan Responden
Hasil penelitian responden menunjukkan berpendapatan UMR sebanyak
65 responden 65,0, sedangkan sebanyak 35 responden 35,0 berpendapatan UMR. Tabulasi silang antara pendapatan dengan pemanfaatan diperoleh bahwa
sebanyak 35 responden yang termasuk dalam kategori pendapatan UMR,
sebesar 69.2 tidak memanfaatkan pelayanan rawat jalan di puskesmas.Dari 35 responden yang termasuk dalam kategori pendapatan
UMR, sebesar 68.6 tidak memanfatkan pelayanan rawat jalan di puskesmas. Hasil analisis dengan uji
chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,125 p 0,05 yang berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan pemanfaatan pelayanan rawat jalan.
Berdasarkan fakta di lapangan dibuktikan bahwa 56 responden yang berpendapatan
UMR hanya sebanyak 20 responden saja yang berobat ke puskesmas, hal ini terjadi karena mereka mengatakan bahwa biaya yang
dikeluarkan untuk transportasi ke puskesmas sebesar Rp 8.000- Rp 10.000 sama dengan biaya pengobatan ke mantri karenamantri sendiri yang akan langsung
menghampiri rumah mereka serta tak jarang juga mereka lebih membeli obat- obatan yang ada di warung yang tentunya biaya yang dikeluarkan lebih murah.
Responden yang berpendapatan UMR pun masih banyak yang tidak
memanfaatkan pelayanan rawat jalan di puskesmas padahal biaya pengobatan di
PDF Create 3 Trial
www.scansoft.com
Universitas Sumatera Utara
65
puskesmas tidak mahal. Hal ini dikarenakan mereka ingin mencari pengobatan yang lebih baik dan dapat segera sembuh.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Handayani 2013, dalam penelitiannya menyatakan
bahwa pendapatan
tidak berpengaruh terhadap
pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia.
5.2.3. Keterjangakaun