Keadaan ini hendaknya dilihat sebagai peluang yang positif. Di saat kalangan usaha kecil dan menengah mulai beralih memanfaatkan pelayanan
jasa keuangan syariah yang ditawarkan oleh BMT. Misi
BMT adalah
membangun dan
mengembangkan tatanan
perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran, berkemajuan, serta makmur-maju berkeadilan berlandaskan syariah dan ridho
Allah SWT.
62
Maka dapat dipahami bahwa misi BMT bukanlah semata-mata mencari keuntungan dan penumpukan laba-modal pada segolongan orang kaya, tetapi
lebih berorientasi pada pendistribusian laba yang merata dan adil, sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Masyarakat ekonomi kelas bawah-
mikro harus didorong untuk berpartisipasi dalam modal melalui simpanan penyertaan modal, sehingga mereka dapat menikmati hasil-hasil BMT.
3. Ciri-Ciri BMT
Adapun ciri-ciri BMT adalah sebagai berikut: a.
Usahanya dimaksud untuk mendorong sikap dan perilaku menabung dari masyarakat banyak dengan menerima simpanan atas dasar balas jasa
berdasarkan bagi hasil. b.
Pengelolannya secara
profesional persis
mengikuti administrasi
pembukuan dan prosedur perbankan namun bukan lembaga perbankan.
62
Ibid., h.127-128
Dengan pengecualian tidak mengharuskan pakai jaminan uang atau harta benda untuk jumlah pinjaman yang kecil.
c. Modal awal untuk mendirikan BMT, lebih kurang Rp. 5.000.000,- sampai
dengan Rp. 10.000.000,- ditambah dengan fasilitassarana sekitar Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 1.500.000,-.
d. Pendirinya sebagai anggota inti, terdapat sekelompok orang 20 sampai 40
orang disekitar lokasi tempat didirikan BMT, yang diharapkan bersedia urunan modal awal.
e. Biaya operasionalnya sangat rendah, antara lain karena jumlah stafnya
kecil dan dapat beroperasi pada kondisi yang tidak mewah. f.
Jaminannya adalah dengan mengutamakan kepercayaan, rekomendasi tokoh setempat danatau tanggung renteng, saling kenal karena daerah
operasinya tidak terlalu luas. g.
Mitra operasinya terintegrasi dengan lembaga lokal; misalnya pengajian, lingkungan masjid dan pesantren.
63
4. Tujuan didirikan BMT
Lembaga mikro ini pada awalnya pendiriannya menfokuskan diri untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya melalui pemberian pinjaman modal. Pemberian modal pinjaman sedapat mungkin dapat memandirikan
63
Madjid dan Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syariah, h.182-183
ekonomi para peminjam. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, BMT memainkan peran dan fungsinya dalam beberapa hal:
a. Mengidentifikasi,
memobilisasi, mengorganisasi,
mendorong dan
mengembangkan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat dan daerah kerjanya.
b. Meningkatkan kualitas SDM anggota menjadi lebih professional dan
islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan global.
c. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota. Setelah itu BMT dapat melakukan penggalangan dan mobilisasi atas potensi tersebut sehingga mampu
melahirkan nilai tambah kepada anggota dan masyarakat sekitar. d.
Menjadi perantara keuangan antara agniyah sebagai shohibul maal dengan dhu’afah
sebagai mudhorib, terutama untuk dana-dana sosial seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf, hibah, dan lain-lain. BMT dalam fungsi ini
bertindak sebagai amil yang bertugas untuk menerima dana zakat, infaq, sadaqah, dan dana sosial lainnya dan untuk selanjutnya akan disalurkan
kembali kepada golongan-golongan yang membutuhkannya dhu’afah.
e. Menjadi perantara keuangan, antara pemilik dana, baik sebagai pemodal
maupun penyimpan dengan pengguna dana untuk pengembangan usaha produktif.
64
5. Prinsip Operasional BMT