Jaringan Usaha Kinerja Usaha Terkini Rencana Usaha Pengertian Gaji dan Upah

10. Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris untuk seksi pelayanan nasabah yang akan dituangkan ke dalam rencana kerja anggaran tahun bank 11. Mengadministrasikan pembukuan dan penutupan rekening serta membuat dan memelihara buku register nasabah dan daftar hitam black list 12. Memriksa status calon nasabah simpanan giro dalam daftar hitam Bank Indonesia 13. Membuat referensi Bank, dana blokir dan sejenisnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

D. Jaringan Usaha

Dalam hal jaringan usaha, PT Bank SUMUT Cabang Asia Mega Mas masih bekerja sama dengan Dinas Tata kota kodya medan, dan kantor Arsip daerah kota medan dengan memberikan pelayanan yang sebaik- baiknya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, PT Bank SUMUT Cabang Asia Mega Mas merupakan kantor yang belum lama didirikan, dimana diharapkan dengan adanya kerjasama dengan instansi-instansi swasta ataupun negeri yang dapat mendukung adanya tambahan dana dalam melakukan salah satu pencapaian target kerja berupa ekspansi perluasan jaringan usaha dalam operasional bank.

E. Kinerja Usaha Terkini

TABEL II.1 Kinerja Bank SUMUT Cabang Asia Mega Mas Medan URAIAN APRIL MEI Pertumbuhan RKAT Pencapaian NOM May 15 NOM DPK 5,624,295 5,166,866 457,429 -8,13 7.088,688 1,921,822 72,89 Pendapatan 91,041 133,074 42,033 46,17 205,083 72,009 64,89 Non Operasional 84,674 123,632 38,958 46,01 204,450 80,8180 60,47 Biaya bunga 291,836 434,823 142,987 49,00 491,728 56,905 88,43 Keterangan : DPK : Dana Pihak Ketiga yaitu terdiri dari Giro, Tabungan, Deposito Pendapatan : terdiri dari bunga, operasional lainnya, Non operasional BiayaBebn: Terdiri dari bunga, biaya operasional lainnnya, dan biaya Non operasioanal lainnya. Sumber : Bagian Divisi Operasional PT Bank SUMUT

F. Rencana Usaha

Kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan PT Bank SUMUT diantarnya adalah mempromosikan kemabali produk dan jasa unggulan bank untuk meningkatkan jumlah nasabah serta berusaha untuk memperluas Jaringan Usaha dengan adanya bekerja sama dengan instansi-instansi swasta maupun negeri dalam menjalankan pencapaian target operasioanal Bank. BAB IIII PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP GAJI DAN UPAH PADA PT BANK SUMUT CABANG ASIA MEGA MAS MEDAN

A. Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalian Internal menurut Mulyadi 2001:163 Menyatakan bahwa “Pengendalian internal sebagai suatu proses yang dijadikan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian Empat Golongan tujuan berikut : 1. Menjaga kekayaan organisasi 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. Mendorong Efisiensi 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Menurut Tujuannya, Pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua macam : Pengendalian Internal akuntansi dan Pengendalian Internal Administratif. Pengendalian internal menurut Bambang Hartadi 2000:3 yaitu “ Pengendalian internal meliputi struktur organisasi semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan”. Berdasarkan defenisi yang telah dikemukan diatas, dapat dipahami bahwa pengendalian intern adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan, pegawai dan staf pemeriksa internal. Guy 2002:226 Mendefenisikan pengendalian internal bahwa” Pengendalian Internal merupakan alat untuk mengendalikan aktivitas entitas guna membantu menjamin bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Meskipun pengendalian internal pada setiap entitas berbeda- beda,tergantung dari tujuan masing-masing perusahaan, namun pengendalian internal sering kali relevan terhadap audit laporan keuangan entitas. Pengendalian Internal yang dilakukan membantu manajemen dalam mengkoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, merupakan tanggung jawab direksi dan manajemen untuk membuat dan memelihara sistem pengendalian internal di dalam perusahaan. Namun pihak lain yang terkait seperti internal auditor dapat memberikan pertimbangan bagi manajemen dan direksi dalalam merumuskan model pengendalian internal yang sesuai untuk dijalankan perusahaan. 1. Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang hendak dicapai, baik itu tujuan jangka pendek,menengah maupun jangka panjang dimana tujuan dari tiap-tiap perusahaan mungkin berbeda. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, sriap perusahaan membutuhkan sistem yang baik dan pengelolahan yang cermat. Dari defenisi intern tersebut terdapat beberapa konsep cermat. Dari defenisi pengendalian intern tersebut terdapat beberapa konsep dasar sebagai berikut : 2. Pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian internal merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat persuasive dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas. 3. Pengendalian internal dijalankan oleh orang, pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan formulir, namun dijalankan oleh orang setiap jenjang organisasi yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personel lain. 4. Pengendalian internal diharapkan maupun memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian internal dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam mencapai tujuan pengendalian internal tidak dapat memberikan keyakinan mutlak. 5. Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu menjaga kekayaan organisasi, mengecek, ketelitian dan keandalan data akuntansi, efisiensi, dan kepatuhan manajemen.

1. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Baridwan 2007:124 mendefenisikan “pengendalian internal meliputi rencan organisasi dan metode serta kebijaksanaan yang terkoordinasikan dalam suatu perusahaan untuk bertujuan : a. Menjaga Keamanan harta milik suatu organisasi b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi c. Menegakan efisiensi dalam operasi d. Membantu menjaga kebijakan manajemen Menurut Puradinedja 2002:171 mendefenisikan “Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan persinel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian ketiga golongan tujuan berikut ini : a Keandalan Pelaporan keuangan, b efektivitas dan efesiensi operasi dan c kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku “ Dari defenisi diatas dapat disimpulkan tujuan dilakukan pengendalian internal adalah sebagai berikut : 1. Keandalan Pelaporan Keuangan Manajemen bertanggung jawab menyediakan laporan keuangan untuk, investor, kreditor dan pemakai lainnya baik secara hukum maupun profesionalnya untuk meyakinkan bahwa informasi tersebut disajikan secra wajar dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Kefektifan dan Efesiensi Operasi. Pengendalian dalam suatu perusahaan merupakan alat untuk mengurangi kegiatan dan pemborosan yang tidak perlu serta mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efesien. Bagian penting lain dari efektivitas dan efesiensi adalah penggunakan aktiva dan catatan fisik perusahaan yang dapat dicuri, disalah gunakan atau dirusak apabila tidak dilindungi oleh pengendalian yang memadai. Kondisi yang sama juga berlaku untuk aktiva non fisik seperti piutang usaha, dokumen-dokumen kontrak dan sebagainya. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan Dalam akuntansi tidak semua hukum dan undang-undang berhubungan dengan akuntansi. Hukum dan peraturan yang tidak berhubungan dengan akuntansi yaitu perlindungan terhadap lingkungan. Sedangkan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan akuntansi yaitu peraturan tentang Perpajakan. Menurut Hall 2001:150 sistem kontrol internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu : a. Untuk menjaga aktiva perusahaan b. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi. c. Untuk mempromosikan efesiensi perusahaan. d. Untuk mengukur kesesuain dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

2. Unsur-Unsur Pengendalian Internal

Agar dapat tercapainya tujuan perusahaan manajemen merancang pengendalian internal yang didalamnya terdapat lima unsur yang saling berhubungan yang digunakan oleh manajemen utnuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian internal dapat dipenuhi. Apabila salah-satu unsur tidak mencukupi maka keseluruhan pengendalian internal tidak akan efektif walaupun keempat unsur lainya efektif. Adapun Unsur-unsur penegndalian Internal dikemukakan oleh Messier 2005:252 sebagai berikut:

a. Lingkungan Pengendalian.

lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mengerti kesadaran pengendalian orang - orangnya . lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua unsur pengendalian internal yang efektif , menyediakan disiplin dan struktur, lingkungan pengendalian termasuk tingkah laku, kewaspadan,kebijakan dan tindakan manajemen dan dewan komisaris, mengenai pengendalian internal entitas dan kepentingannya bagi entitas

b. Proses Penentuan Resiko Entitas

Proses untuk mengindentifikasi dan menanggapi resiko bisnis dan hasilnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan , proses penetuan resiko entitas termasuk bagaimana manajemen mengindentifikasi resiko yang relevan terhadap persiapan laporan keuangan yang disajiakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum memperkirakan signifikannya, menentukan kemungkinan kejadiannya dan memutuskan tindakan untuk mengelolahnya

c. Sistem Informasi entitas data proses bisnis yang terkait yang

relevan terhadap pelaporan keuangan dan komunikasi Sistem informasi yang relevan terhadap tujuan pelaporan keuangan, termasuk sistem akuntansi terdiri atas prosedur apakah otomatis atau manual dan catatan yang ditetapkan untuk memulai, mencatat,memproses serta melaporkan tranksaksi entitas dan untuk mempertahankan akuntanbilitas aktiva,kewajiban dan ekuitas terkait. Komunikasi melibatkan pemahaman atas peran dan bertanggung jawab individu yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

d. Prosedur Pengendalian

Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan misalkan tindakan yang diperlukan untuk menyikapi resiko terhadap pencapaian sasaran entitas. Prosedur pengendalian apakah otomatis atau manual. Memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai tingkat organisasional dan fungsional

e. Pemantauan Pengendalian

Suatu proses untuk menentukan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pengawasan atas pengendalian melibatkan penentuan rancangan dan operasi pengendalian secara tepat waktu dan mengambil tindakan koreksi yang dilakukan. Mulyadi2001:164 menguraikan unsur-unsur Pengendalian internal sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan

fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasari pada prinsip-prinsip berikut ini: 1 Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpangan dari fungsi akuntans 2 Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu tranksaksi.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan,utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap tranksaksi hanya terjadi atas dasar otoritas dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya tranksaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat pengendalian yang mengatur pembagian wewenang untuk otoritas atas terlaksanakanya setiap tranksaksi.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi

setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan pengendalian wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksanakan dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara yang umunya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat dalam melaksanakanya

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. Jika

perusahaan memiliki karyawan yang berkompeten dan jujur, unsur- unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggung jawaban keuangan yang dapat diandalkan

3. Keterbatasan Pengendalian Internal

Menurut Sukrisno 2004:8 mengenai keterbatasan dari pengendalian internal adalah : “Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya , pengendalian internal hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagai manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas. Kemungkinan pencapian entitas tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan yang melekat dalam pengendalian internal. Hal ini mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian internal dapat dirusak Karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut seperti kekeliruan atau kesalahan yang bersifat sederhana. Disamping itu pengendalai dapat tidak efektif karena adanya kolusi diantara dua orang atau lebih atau manejemen mengesampingkan pengendalian internal. Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian internal entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut. Meskipun hubungan manfaat biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangan dalam pendesainan penegndalian internal, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umunya tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi kualitatif dari kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya manfaat tersebut. Menurut Boynton 2003:375:376 “sebaik apapun perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal suatu perusahaan, tetap hanya menyajikan jaminan yang layak berdasarkan pencapaian tujuan pengendalian suatu perusahaan. Beberapa keterbatasan pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1. Kesalahan dalam pertimbangan Kadang-kadang manajemen dan personel lainnya dapat melakukan pertimbangan yang buruk dalam membuat keputusan bisnis atau dalam melaksanakan tugas rutin karena informasi yang tidak mencukupi , keterbatasan waktu atau prosedur lainnya 2. Kemacetan Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi ketika personel salah memahami intruksi atau membuat kekeliruan akibat kecerobohan, kebingungan atau kelelahan. Perubahan sementara atau permanen dalam personel atau dalam personel atau dalam sistem atau prosedur juga dapat berkontribusi terjadinya kemacetan 3. Kolusi. Individu yang bertindak bersama, seperti karyawan yang melaksanakan suatu pengendalian penting bertindak bersama dengan karyawan lain, konsumen atau pemasok, dapat melakukan sekaligus menutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalian internal. 4. Penolakan manajemen Manajemen dapat mengesampingkan kebijakan atau prosedur tertulis untuk tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi atau presentasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas yang dinaikan atau status ketaatanmisalnya, menaikan laba yang dilaporkan untuk menaikan pembayaran bonus atau nilai pasar dari saham entitas atau menyembunyikan pelanggan dari perjanjian hutang atau ketidaktaatan terhadap hukum dan peraturan.praktik penolakan termasuk membuat penyajian yang salah dengan sengaja kepada auditor dan lainnya seperti menerbitkan dokumen palsu untuk mendukung pencatatan tranksaksi penjualan fiktif. 5. Biaya versus Manfaat Biaya pengendalian internal suatu entitas seharusnya tidak melebihi manfaat yang diharapkan untuk diperoleh. Karena pengukuran yang tepat dari biaya dan manfaat biasanya tidak memungkinkan, manajemen harus membuat baik estimasi kuatitatif maupun kualitatif dalam mengevaluasi hubungan antara biaya manfaat

B. Pengertian Gaji dan Upah

Ada banyak pemahaman yang dikemukakan tentang gaji dan upah. Menurut Mulyadi 2001:373 penegrtian gaji dan upah adalah “Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa seseorang yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah adalah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana Buruh. Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan, sedangakn upah dibayarkan berdasarkan hari kerja,jam kerja,atau satuan jumlah produk yang dihasilkan oleh karyawan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpukan bahwa gaji adalah balas jasa yang diberikan secara berkala kepada tenaga kerja yang mempunyai jenjang jabatan yang lebih tinggi, seperti staf sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan saat karyawan diterima bekerja dan lainnya tetap serta tergantung pada prestasi yang diberikan oleh karyawan tersebut. Sedangkan upah adalah suatu penghargaan kepada karyawan berdasarkan prsetasi kerja, unit produksi yang dihasilkannya berdasarkan waktu. Disamping itu terdapat dual hal yang saling berhubungan yaitu mengenai hak dan kewajiban baik untuk pihak perusahaan maupun bagi pihak karyawan. Perusahaan harus memenuhi kewajibannya yaitu dengan memberikan imbalan sesuai dengan prestasi yang diberikan karyawan pada perusahaan, sebaliknya karyawan juga harus memberikan hasil kerja yang baik pada perusahaan. Menurut Purwono 2003:3 pengertian gaji dan upah adalah sebagai berikut Gaji salary biasanya dikatakan Upah wages yang dibayarkan kepada pimpinan, pengawasan, dan tata usaha pegawai kantor atau manajer lainnya. Gaji umumnya tingkatnya lebih tinggi dari pada pembayaran kepada pekerja upahan. Upah adalah pembayaran kepada karyawan atau pekerja yang dibayar menurut lamanya jam kerja dan diberikan kepada mereka yang biasanya tidak mempunyai jaminan untuk dipekerjakan secara terus-menerus. Menurut Soemarsoe 2003:288 yaitu: ”Istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas-tugas administratif dan pimpinan. Pada umumnya jumlah gaji ditetapkan secara bulanan atau tahunan. Imbalan yang diberikan kepada buruh yang melakukan perkerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan Fisik biasanya disebut upah”. Prosedur sistem gaji dan upah menurut S.Ruky 2002:35 adalah sebagai berikut : 1. Sistem dan prosedur penempatan karyawan Sistem dan prosedur ini merupakan kegiatan bagian personalia yang terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut: mencari karyawan baru, membuat catatan karyawan yang berhentidiberhentikan, memelihara hubungan dengan sumber tenaga kerja, memasang iklan, mengadakan wawancara, mengeluarkan surat pengangkatan, melaksanakan macam-macam tugas lainnya, seperti: membuat catatan mengenai pengelokasian karyawan, membuat catatan mengenai potongan-potongan pembayaran, membuat catatan mengenai sebab berhentinya karyawan, membuat daftar cuti karyawan. 2. Sistem dan prosedur pencatatan waktu Prosedur pencatatan wakt hadir terbagi menjadi dua yaitu; pencatatan waktu hadir meliputi menyusun kartu, mengawasi kartu-kartu yang dicap, melakukan pemeriksaan misalnya pengawasan tentang tepatnya waktu, menentukan tariff yang layak, menghitung dan menjumlahkan waktu yang hadir, mencocokan waktu kehadiran dengan catatn waktu kerja,membuat laporan kebagian pembayaran gajidan upah , membuat perhitungan gaji dan upah dimuka, mengawasi lemari pakaian karyawan. 3. Pencatatan waktu kerja meliputi membuat job ticket, mengecek karyawan ketika mereka bekerja dalam waktu kerja, mencocokan catatan waktu hadir dengan waktu kerja dan membuat peneyesuaian jika ada perbedaan menjumlah jam kerja yang sesungguhnya untuk tiap operasi mengalihkan jumlah produksi dengan jumlah jam menurut standart, membuat laporan hasil produksi setiap karyawan dalam tiap bagian.

C. Pengendalian Intern Penggajian