10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Konsep Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility CSR merupakan sebuah komitmen perusahaan atau suatu entitas bisnis dalam berkontribusi untuk pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan
lingkungan Untung, 2007. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang disebut juga Corporate
Social Responsibility CSR, secara teoritis sampai saat ini memiliki definisi yang beragam atau kontradiksi. Salah satu definisi CSR yang terkenal adalah yang
diungkapkan oleh Caroll 1991 yang mendefinisikan CSR kedalam empat bagian yaitu : tanggung jawab ekonomi economic responsibilities, tanggung jawab
hukum legal responsibilities, tanggung jawab etis ethical responsibilities, dan tanggung jawab filantropis philanthropic responsibilities. Keempat bagian CSR
ini oleh Caroll digambarkan kedalam sebuah piramid yang dimulai dengan tanggung jawab ekonomi sebagai dasar untuk tanggung jawab yang lain.
Pada saat yang sama, perusahaan diharapkan untuk mematuhi hukum, karena hukum adalah kodifikasi yang dapat diterima masyarakat berkenaan
dengan perilaku yang dapat diterima dan perilaku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Selanjutnya, perusahaan harus bertanggung jawab secara etis. Dan
yang terakhir, perusahaan diharapkan untuk dapat menjadi warga perusahaan
Universitas Sumatera Utara
11
yang baik good corporate citizen. Definisi mengenai CSR sangatlah beragam, seperti definisi CSR yang dikemukan oleh World Bank 2002, sebagai berikut:
“.......... CSR is committment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local
community and society at large to improve quality of live, in ways that are both good for business and good for development. ..........”
Maksud dari definisi ini adalah CSR merupakan suatu komitmen bisnis untuk berperan dalam pembangunan ekonomi yang dapat bekerja dengan karyawan dan
perwakilan mereka, masyarakat sekitar dan masyarakat yang lebih luas untuk memperbaiki kualitas hidup mereka, dengan cara yang baik bagi bisnis maupun
pengembangan Sumedi, 2010. Commission of the European Communities 2001 mendefinisikan CSR
sebagai berikut : “A concept whereby companies integrate social and environmental
concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basis.”
Dari pengertian di atas konsep CSR adalah perusahaan seharusnya mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka
dan dalam interaksi mereka dengan para stakeholder secara sukarela. Sementara menurut WBCSD World Business Council for Sustainable
Development, yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak dibidang “pembangunan berkelanjutan” sustainable
development mendefinisikan CS R sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
12
“…CSR is the continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the
workforce and their families as well as of the local community and society at large.”
Ini berarti bahwa perusahaan harus dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi beriringan dengan meningkatkan kualitas hidup tenaga
kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat luas. Ini bisa dilakukan dengan cara berusaha untuk mengerti aspirasi dan kebutuhan
stakeholder dan kemudian berkomunikasi dan berinteraksi dengan para stakeholder.
Akibat banyaknya definisi CSR yang sangat beragam, lebih lanjut dalam penelitian Dahlsrud 2006 meneliti komponen yang terdapat dalam definisi-
definisi CSR yang telah ada sebelumnya. Dahlsrud menemukan bahwa berbagai definisi CSR yang diteliti secara konsisten mengandung lima komponen, yaitu :
ekonomi, sosial, lingkungan, pemangku kepentingan dan voluntarisme. Jika hasil analisis frekuensi diterapkan, maka urutan paling konsisten dari lima komponen
adalah pemangku kepentingan dan sosial keduanya memiliki rasio 88, disusul ekonomi 86, voluntarisme 80, dan lingkungan 59.
Dauman dan Hargreaves 1992 dalam Hasibuan 2001 menyatakan bahwa CSR dapat dibagi menjadi tiga level sebagai berikut :
1. Basic responsibility. Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama dari suatu perusahan yang muncul karena keberadaan
perusahaan tersebut seperti: perusahaan harus membayar pajak, memenuhi
Universitas Sumatera Utara
13
hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan
dampak yang sangat serius. 2. Organization responsibility. Pada level kedua ini menunjukan tanggung
jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan stakeholder seperti pekerja, pemegang saham, dan masyarakat di sekitarnya.
3. Sociental responses. Pada level ketiga ini, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian
kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya
secara keseluruhan. Dalam ISO 26000:2010, guidance on social responsibility, menyebutkan:
“Responsibility of an organization for the impacts of its decisions and activities on society and the environment, through transparent and ethical
behaviour that contributes to sustainable development, health and the welfare of society; takes into account the expectations of stakeholders; is
in compliance with applicable law and consistent with international norms of behaviour; and is integrated throughout the organization and practiced
in its relationships.”
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek inti tanggung jawab sosial dapat diurai dengan gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
14
Gambar 2.1 Subjek Inti CSR
Sumber: ISO 26000: 2010 Guidance on Social Responsibility dikutip dari www.csrindonesia.com
2.2 Teori-Teori Dalam Corporate Social Responsibility CSR Disclosure