Rianto Sitorus : Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak Adoptie Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing Sk Menteri Sosial Ri No.13 Huk Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan
Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Pada tahun 2001 Departemen Sosial kembali ada pada kabinet reformasi, sehingga rancangan undang-undang yang dimaksud kembali diajukan ke DPR
yang sampai saat ini belum selesai dibahas.
D. kasus: “Perdagangan bayi yang berkedok adopsi yang dilakukan oleh Joseh
Dowse warga negara Irlandia terhadap anak WNI atas nama Tristan”.
Perkawinan Suryani dengan Sarkawi membuahkan dua anak laki-laki. Pada tahun 1998 setelah kelahiran anak ke dua, Suryani ditinggal pergi oleh
suaminya Sarkawi. Pada tanggal 26 Juni 2001 Suryani melahirkan seorang anak laki-laki hasil hubungan di luar nikah. Biaya kelahiran si anak ditanggung oleh
seorang perempuan yang mengaku bernama Rosdiana, karena Suryani tidak mempunyai biaya untuk melahirkan. Sejak kelahiran si anak, Suryani tidak pernah
melihat wajah anaknya, apalagi menyusui atau memberi nama si anak. Empat tahun kemudian Polda Metro Jaya membongkar sindikat perdagangan bayi.
Kedok Rosdiana terbongkar sebagai pelaku penjualan bayi dan sudah puluhan bayi yang di jual termasuk salah satunya bayi laki-laki yang dilahirkan Suryani.
Terbongkarnya jaringan Rosdiana, membuka tabir riwayat bayi laki-laki anak Suryani tersebut. Rosdiana menjual bayi tersebut saat berusia dua bulan pada
pasangan yang belum mempunyai anak yaitu Joseph-Lala warga negara Irlandia sebesar Rp 20 juta. Joseph kemudian memberi nama bayi itu Tristan Dowse.
Pada perkembangan selanjutnya setelah pasangan suami istri Joseph-Lala mempunyai anak kandung, pasangan suami istri inipun menelantarkan Tristan saat
Rianto Sitorus : Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak Adoptie Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing Sk Menteri Sosial Ri No.13 Huk Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan
Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
usianya dua tahun. Kemudian menitipkan Tristan ke Panti Asuhan Emmanuel di Bogor dan sekaligus Jeseph meminta kepada Pengadilan di negaranya untuk
membatalkan persetujuan adopsi terhadap Tristan. Namun permintaan ditolak dan proses hukum di Irlandia terus berjalan. Mahkamah Agung Dublin Irlandia
menjatuhkan hukuman kepada Joseph dan harus membayar konvensasi pada Tristan lebih kurang Rp 220 juta dan ditambah biaya hidup tiap bulan sebesar
Rp3,8 juta hingga Tristan berumur 18 tahun. Sebagian uang itu akan di investasikan Mahkamah Agung Irlandia demi masa depan Tristan.
93
Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial No.356.A PRS-AN VIII 2005 kepada Menteri Sosial RI di Jakarta perihal
Laporan Penyelesaian Kasus Adopsi Ilegal Anak WNI oleh Warga Negara Irlandia, menyatakan: sehubungan dengan kasus perdagangan bayi yang berkedok
adopsi yang dilakuakn oleh Joseph Dowse, warga negara Irlandia terhadap anak Kembali ke
masalah Rosdiana, yang pada akhirnya berhasil di penjarakan. Sedangkan Tristan dititipkan di Panti Asuhan Yayasan Anak Bangsa di Cipayung.
Pada Agustus 2005 atas bantuan dari Departemen Sosial RI dan wartawan dari Irlandia mempertemukan Suryani dengan anaknya Tristan di Panti Asuhan
Yayasan Anak Bangsa di Cipayung. Selama dua minggu Suryani melakukan pendekatan pada Tristan yang saat itu sudah disapa dengan nama Erwin tanpa
alasan dan selanjutnya oleh ustad di Desanya, Tristan di beri nama Ahmad Chaeroni.
93
. “Tristan, Kecil-kecil Jadi Jutawan, Setelah Diadopsi Lalu Ditelantarkan”, Tabloit Nova No. 940XIX tanggal 5 Maret 2006.
Rianto Sitorus : Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak Adoptie Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing Sk Menteri Sosial Ri No.13 Huk Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan
Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
WNI atas nama Tirstan telah dilakukan penangkapan terhadap para pelaku pada tanggal 26 Juni 2005 dengan hasil sebagai berikut:
Tersangka Rosdiana sudah tertangkap adalah pelaku utama yang bertugas menghimpun para wanita miskin hamil baik dari pasangan keluarga
resmi maupun mereka yang hamil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Titik Juniati Worten belum tertangkap adalah warga negara Amerika
yang sebelumnya pernah melakukan adopsi melalui Yayasan Sayap Ibu, dan hal tersebut dilakukan secara Ilegal, tetapi cara mendapatkan anak tersebut tidak
sesuai dengan peraturan, dimana bayi yang diserahkan oleh Rosdiana kepada Juniati Worten tersebut tidak sepengetahuan ibu kandungnya Mulyani alias
Kimung dan tidak ada surat pernyerahan dari ibu kandung ke Juniati Worten. Mulyani mau menyerahkan anak ke Rosdiana karena dikatakan akan diserahkan
pengasuhannya kepada saudara kandung Rosdiana. Bukan kepada orang asing. Berdasarkan pengalaman tersebut maka Juniati Worten menjadi
“pelanggan tetap” Rosdiana dalam mencari orang asing yang akan mengadopsi anak Indonesia. Juniati Worten bertindak sebagai pencari, penghimpun orang
asing yang menginginkan anak. Termasuk penyerahan Tristan ke Joseph Dowse warga negara Irlandia adalah “buah tangan” Juniati Worten dan Rosdiana dalam
menyediakan bayi. Joseph Dowse belum tertangkap adalah warga negara Irlandia yang
membeli Tristan dari Rosdiana dan Juniati Worten yang kemudian ditelantarkan
Rianto Sitorus : Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak Adoptie Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing Sk Menteri Sosial Ri No.13 Huk Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan
Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
dan dititipkan di panti serta mencari pasangan asing yang akan menggantikannya dalam mengadopsi Tristan selanjutnya.
Selanjutnya berdasarkan Surat Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Nomor 360 PRS-AN VIII 2005 tanggal 18 Agustus 2005
perihal Informasi Terakhir Kasus Adopsi Ilegal Anak WNI atas nama Tristan oleh warga negara Irlandia kepada Pusat Komunikasi Departemen Luar Negeri RI di
Jakarta menyatakan: Bahwa kasus adopsi anak WNI yang dilakukan warga negara Irlandia atas
nama Joseph Dowse tersebut dikategorikan sebagai Ilegal karena tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu SEMA No.6 Tahun 1983 dan Mensos No.13
HUK 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan Anak. Beberapa hal yang termasuk kategori Ilegal berdasarkan peraturan yang
berlaku antara lain: a.
Dokumen yang digunakan untuk mengajukan permohonan ke pengadilan palsu.
b. Anak yang akan di adopsi tidak melalui Yayasan atau Organisasi
Sosial yang diberi izin oleh Pemerintah. c.
Orang tua adoptan mengadopsi anak yang masih dalam rahim WNI dan ibu yang hamil tersebut difasilitasi dengan makanan yang bergizi
sehingga janin tumbuh sehat untuk seterusnya ketika lahir anak langsung diambil Joseph Dowse tanpa sempat dilihat bahkan disusui
oleh orang tua kandung.
Rianto Sitorus : Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak Adoptie Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing Sk Menteri Sosial Ri No.13 Huk Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan
Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
d. Tidak ada Surat Penyerahan dari orang tua kandung ke Dinas Sosial
untuk seterusnya diserahkan ke Yayasan atau Orsos yang ditunjuk Pemerintah.
e. Dalam proses adopsi, calon orang tua angkat harus mengasuh
sementara foster care minimal selama 6 enam bulan dan selama itu pula akan dilihat oleh pekerja sosial apakah mereka bisa mengadopsi
anak atau tidak. Sedangkan dalam kenyataannya, anak baru berumur 8 delapan minggu sudah disahkan untuk diadopsi.
f. Tidak ada laporan sosial dari pekerja sosial yang ditunjuk oleh
Pemerintah sebagai referensi atau rujukan pengadilan dalam mengambil keputusan.
g. Tidak ada pengajuan tertulis kepada Pemerintah dalam hal ini ke
BKSN sebagai pengganti Depsos RI yang saat itu tidak masuk dalam jajaran kabinet.
Berdasarkan beberapa persyaratan di atas maka kasus ini dapat dikategorikan Ilegal apalagi dengan anak yang sudah di adopsi dikembalikan,
karena jika proses tersebut dilalui sesuai dengan prosedur dan tahapannya maka kecil kemungkinan anak dikembalikan.
Departemen Sosial RI telah meminta kepada instansi yang berwenang untuk membatalkan adopsi yang sudah dilakukan oleh Joseph Dowse tersebut,
karena adopsi yang dilkakukan tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku, maka
Rianto Sitorus : Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak Adoptie Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing Sk Menteri Sosial Ri No.13 Huk Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan
Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
adopsi yang sudah mendapat ketetapan Pengadilan juga dianggap tidak sah dan batal demi hukum. lampiran 2.
E. Pembatalan Penetapan Pengadilan Negeri Makassar tentang Pengangkatan Anak WNI oleh WNA a.n Brian Williams dan Hj.
Nursaedah.
Pasangan Hj.Nursaedah dan Brian Williams mengajukan permohonan pengangkatan anak pada Pengadilan Negeri Makassar dengan Surat Permohonan
tanggal 29 Mei 2002 yang di daftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Makassar tanggal 30 Mei 2002 di bawah Register Perkara No.36 Pdt.P 2002 PN
MKs. Permohonan tersebut dikabulkan oleh Pengadilan Negeri Makassar dengan surat penetapan No.76 Pdt.P 2002 PN. MKs.
Setelah dilakukan penelitian dan penelaahan terhadap Penetapan Pengadilan Negeri Makassar tersebut oleh Departemen Sosial ternyata penetapan
tersebut tidak melalui proses sebagaimana ditentukan oleh SEMA No.6 Tahun 1986 tentang Penyempurnaan SEMA No.2 Tahun 1979 mengenai Pengangkatan
Anak, dan tidak sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Soisal RI No.13 HUK 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan Anak. Dimana adopsi
seluruhnya dilakukan melalui peroses inter country adoption bukan domestic karena suami dari suami Hj. Nursaedah binti Rowa WNI yaitu Brian Williams
adalah warga negara Australia. Dan adopsi yang dilakukan tidak melalui Yayasan Sosial yang memiliki izin penyelenggaraan inter country adoption. lampiran 3.
Rianto Sitorus : Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak Adoptie Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing Sk Menteri Sosial Ri No.13 Huk Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan
Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
BAB V
Rianto Sitorus : Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak Adoptie Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing Sk Menteri Sosial Ri No.13 Huk Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan
Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil suatu kesimpulan pada penulisan ini adalah sebagai
berikut: 1. a. Proses pengangkatan anak Warga Negara Indonesia WNI oleh Warga
Negara Asing WNA pada Departemen Sosial RI adalah: Calon Orang Tua Angkat mengajukan permohonan kepada Menteri Sosial RI melalui
Organisasi Sosial yang akan meneruskan permohonan tersebut kepada Menteri Sosial RI c.q. Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi
Sosial. Jika permohonan pengangkatan anak disetujui maka diajukan kepada Pengadilan Negeri RI untuk mendapatkan pengesahannya
keputusannya. Namun jika terdapat penyimpangan terhadap persyaratan pengangkatan anak, maka harus mendapatkan dispensasi dari Departemen
Sosial atau Mahkamah Agung RI sebelum diajukan ke Pengadilan Negeri RI.
b. Ada beberapa hal yang tidak diperkenankan, dicantumkan dalam permohonan pengangkatan anak, yaitu menambah permohonan lain selain
pengesahan atau pengangkatan anak, serta pernyataan bahwa anak terebut juga akan menjadi ahli waris dari pemohon. Hal ini disebabkan karena
putusan yang dimintakan kepada pengadilan harus bersifat tunggal atau
Rianto Sitorus : Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak Adoptie Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing Sk Menteri Sosial Ri No.13 Huk Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan
Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
tidak disertai in samenloop met petitum lain, dan hanya berisi tentang penetapan anak tersebut sebagai anak angkat dari pemohon, atau berisi
pengesahan saja. 2. Dalam hal Pengangkatan Anak Warga Negara Indonesia WNI oleh Warga
Negara Asing WNA terhadap kewarganegaraan menganut prinsip asas patrilineal, yaitu menurut hukum kewarganegaraan. Apabila kedua orang tua
angkat tersebut tidak pada satu kewarganegaraan, maka tetap memakai hukum kewarganegaraan suami. Dalam hal agama bagi anak WNI yang
diadopsi oleh WNA sebelum tahun 2003, agama bagi anak yang adopsi tidak dapat dipantau tetapi sejak tahun 2005 pengangkatan anak dimaksud
dapat dibatalkan apabila tidak sesuai dengan agama anak yang dianut oleh ke dua orang tua biologis si anak.
Hambatan-hambatan yang ditemui Departemen Sosial dalam hal pengangkatan anak adalah tentang: umur anak yang diangkat, izin tinggal
yang belum memenuhi syarat, masa perkawinan 2 dua tahun, status agama anak, kurangnya sosialisasi pengangkatan anak WNI oleh WNA yang harus
dengan izin Menteri Sosial, masih banyak pengadilan yang mengeluarkan putusan terhadapa pengangkatan anak WNI kepada WNA, serta pemantauan
keadaan anak yang diangkat dan jaminan hukumnya. Dalam hal pemantauan keadaan anak yang diadopsi oleh Warga Negara
Asing WNA sampai tahun 1986 Departemen Sosial melakukan monitoring
Rianto Sitorus : Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak Adoptie Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing Sk Menteri Sosial Ri No.13 Huk Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan
Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
ke negara dimana anak tersebut di adopsi. Adapun anggaran monitoring untuk anak-anak oleh anak-anak tersebut dimasukan ke dalam APBN yaitu
dalam kegiatan monitoring dan evaluasi bagi anak-anak adopsi. Sejalan dengan hal tersebut sejak tahun 1992 karena dianggap kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang tidak sejalan dengan tujuan monitoring dan evaluasi dimaksud sehingga kegiatan tersebut dihapuskan dari APBN
dengan menggantinya ke dalam suatu peraturan dimana anak tersebut sampai dengan umur 18 tahun tetap melapor ke KBRI setempat.
B. Saran