Imelda Yuli Yanti Fransiska : Inventory Control Dan Perencanaan Bahan Baku Di Industri Manufakturing Pada PT. Indofood Sukses Makmur – Medan, 2009.
Waktu tunggu adalah merupakan tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan baku sampai dengan datangnya bahan baku.
2.6 Model Persediaan Inventory Model
Dalam sistem Inventory model deterministik dikenal 2 tipe dasar inventory, yaitu Fixed Order Quantity FOQ dan Fixed Order Interval FOI Tersine, 1994
2.6.1. Metode Fixed Order Quantity
Metode FOQ Fixed Order Quantity disebut juga model EOQ Economic Order Quantity ini digunakan untuk menentukan berapa jumlah bahan baku yang harus
dipesan yang meminimumkan biaya penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan.
Metode Fixed Order Quantity merupakan model persediaan yang akan membantu perusahaan agar investasi yang ditanamkan dalam persediaan tidak
berlebihan tetapi perusahaan juga tidak mengalami kekurangan persediaan. Metode ini sering dipakai karena mudah untuk dilaksanakan dan mampu
memberikan solusi yang terbaik bagi perusahaan, karena dengan perhitungan menggunakan FOQ tidak saja akan diketahui berapa jumlah persediaan yang paling
efisien bagi perusahaan, tetapi akan diketahui juga biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dengan persediaan bahan baku yang dimilikinya dihitung dengan
menggunakan TICTotal Inventory Cost dan waktu yang paling tepat untuk mengadakan pemesanan kembali.
TIC Total Inventory Cost = Biaya pembelian + biaya pemesanan + biaya penyimpanan
Total biaya Pemesanan = C x T 2.8
Imelda Yuli Yanti Fransiska : Inventory Control Dan Perencanaan Bahan Baku Di Industri Manufakturing Pada PT. Indofood Sukses Makmur – Medan, 2009.
Sedangkan, T =
R Q
2.9
Substitusi persamaan 2.9 ke persamaan 2.8, maka diperoleh total biaya pemesanan, yaitu :
Total Biaya Pemesanan = .
C R Q
2.10
Rata-rata persediaan =
2 Q
sehingga total biaya penyimpanan menjadi
Total Biaya Penyimpanan = .
2 H Q
2.11 Dengan demikian Total biaya persediaan TIC dengan menggunakan Model
persamaan metode FOQ akan menjadi :
TIC =
. P R
+
. C R
Q +
. 2
H Q
di mana :
R = Total demandtahun per unit Requirement atau Revenue P
= Harga beli bahan baku per unit Purchasing Cost C = Biaya pesansekali pesan
Q = Jumlah order dalam unit Quantity Order H = Biaya penyimpanantahun per unit Holding Cost
F = Fraksi biaya simpan tahunan dalam persentase
TIC = Total biaya persediaan Total Inventory Cost selama satu periode
Q ak a n o pt ima l jik a T I C min ima l, ha l in i a k a n d ic a p a i a p a bila
Imelda Yuli Yanti Fransiska : Inventory Control Dan Perencanaan Bahan Baku Di Industri Manufakturing Pada PT. Indofood Sukses Makmur – Medan, 2009.
TIC Q
∂ =
∂ , ma k a :
TIC =
. P R
+
. C R
Q +
. 2
H Q
TIC Q
∂ =
∂ -
2
. C R
Q +
2 H
= 0
2 H
=
2
. C R
Q H.Q
2
= 2 C. R Q
2
=
2 . C R
H
Q = 2 .
C R H
= 2 .
. C R
P F P a d a t it ik EO Q bia ya p e me s a na n a ka n s a ma d e ng a n bia ya
p e n yimp a na n. M a ka kita dapat menentukan Economic Order Quantity EOQ atau jumlah bahan baku optimal yang harus dipesan sebagai berikut:
Q = 2 .
. C R
P F
Metode Fixed Order Quantity dapat dihitung dengan menghubungkan antara biaya penyimpanan per unit, biaya pemesanan setiap kali pesan, jumlah
kebutuhan bahan baku untuk satu periode dan harga beli bahan baku per unit.
2.6.2. Metode Fixed Order Interval