76
tangan, perilaku cuci tangan yang buruk berhubungan erat dengan peningkatan kejadian diare dan penyakit yang lain.Perilaku cuci tangan
yang baik dapat menghindarkan diri dari diare Budi, 2006. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Rompas,
Tuda, dan Ponidjan 2013, menunjukan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun sebanyak 55 anak 93,2, dan yang tidak terbiasa 4 anak
6,8. Anak SD yang menderita diare dalam 3 bulan terakhir sebanyak 11 anak 18.6, sedangkan anak yang tidak menderita diare 48 anak
81,4. Kesimpulan : Ada hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun dengan terjadinya diare pada anak usia sekolah dasar di SD GMIM
2 Lansot Kecamatan Tareran. Dengan nilai p=0,003, ini berarti hubungan anatara cuci tangan pakai sabun sangat penting untuk mencegah penyakit
termasuk diare
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini.
Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:.
1. Houthrone effect; subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sehingga dapat mempengaruhi jawaban responden.
2. Penelitian bersamaan dengan berlangsungnya class meeting, sehingga menyebabkan tidak kondusif dalam penelitian
77
BAB VII
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1. Gambaran karakteristik siswa di SDN Ciputat 02 yang menjadi responden
dalam penelitian ini, yaitu: persentase jenis kelamin laki-laki sebesar 42,9 dan perempuan sebesar 57,1, sedangkan untuk umur berkisar
antara 9-12 tahun. 2. Sebagian besar responden 96,4 memiliki pengetahuan yang baik
tentang mencuci tangan. Tingkat pengetahuan responden tersebut dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan praktik hidup bersih dan sehat. Hal ini
terjadi karena pengetahuan merupakan bekal yang paling esensial dalam pembentukan perilaku seseorang.
3. Sebagian besar responden 55,4 memiliki perilaku yang kurang tentang mencuci tangan di sekolah. Hal ini disebabkan minimnya fasilitas untuk
mencuci tangan, seperti: keran air ditempat strategis, sabun, dan poster
tentang mencuci tangan.
4. Sebagian kecil responden 19,6 pernah mengalami diare selama tiga bulan terakhir. Hal ini disebabkan minimnya kebiasaan mencuci tangan
dengan air mengalir dan menggunakan sabun.
78
5. Hasil uji statistik pada penelitian ini menunjukan ada hubungan antara variabel perilaku mencuci tangan dengan variabel kejadian diare p =
0.015. Dapat disimpulkan bahwa perilaku mencuci tangan yang baik maka kemungkinan terkena diare kecil, sedangkan perilaku mencuci
tangan yang kurang baik maka semakin besar kemungkinan untuk terkena
diare.
B. SARAN