75
dirampas oleh perkebunan. Jadi saya sebagai pendamping masyarakat Desa Penggalian, banyak berbicara di forum tentang bukti-bukti yang
dimiliki masyarakat dan berusaha agar masyarakat mendapatkan hak mereka yang sedang di tuntut ini”.
Sebagai orang yang berperan aktif dalam proses mediasi tersebut, aktor dari masyarakat desa mengharapkan selama kasus tersebut belum mendapatkan
titik terang, tim mediasi seharusnya tetap mendampingi masyarakat dalam usaha menyelesaikan kasus tersebut. Seperti pada saat tim mediasi mengeluarkan surat
rekomendasi kepada masyarakat untuk ditujukan ke Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia BPN RI di Jakarta, masyarakat mengharapkan agar tim
mediasi mengawal mereka disana dan menjelaskan apa sebenarnya permasalahannya. Bukan hanya memberi surat rekomendasi dan melepaskan
masyarakat begitu saja.
3. Aktor Pihak Perusahaan Dan Perannya
Pihak PT. NPK dalam setiap proses mediasi hanya dihadiri oleh kuasa hukum perusahaan dan kuasa pimpinan perusahaan yang diwakilkan oleh Pak S.
Sebagai aktor dari perusahaan beliau dituntut untuk mampu memberikan argumen-argumen dan bukti-bukti yang sah atas status perusahaan dan HGU yang
dimiliki oleh perusahaan yang sah alas hukumnya. Sebagai aktor perusahaan, beliau memang yang paling banyak berbicara
mewakili pihak perusahaan. Namun dalam sikap berkomunikasi di dalam forum beliau mengaku tetap menjaga tata krama dan berusaha untuk tidak terbawa
suasana yang sering berubah menjadi tidak kondusif. Seperti pernyataan Pak S yang didapatkan dari hasil wawancara:
Universitas Sumatera Utara
76
“Peran saya sebagai kuasa pihak perusahaan disini hanya memberikan penjelasan yang sebenarnya dan apa setiap keterangan yang diminta oleh
tim mediasi. Karena masalah ini memang sensitif jadi dalam bersikap di setiap forum saya berusaha tetap kalem saja dan memberikan keterangan
sejujurnya saja.”
Kehadiran para aktor tersebut membawa peranan yang sangat penting terhadap hasil akhir dari proses mediasi yang dilakukan. Namun dalam kasus
antara masyarakat Desa Penggalian dan PT. NPK, keberadaan aktor tersebut tidak serta merta membawa hasil yang diinginkan antara kedua belah pihak yang
berkonflik. Pihak perusahaan yang merasa terganggu akibat seringnya menerima panggilan dari tim mediasi untuk menghadiri forum, masyarakat juga merasa
jenuh akan proses mediasi yang berjalan begitu-begitu saja tanpa ada hasil yang pasti, sehingga kinerja tim mediasi dalam hal ini dipertanyakan. Aktor tim
mediasi sendiri yang dalam hal ini adalah Ketua Tim Mediasi merasa bahwa mereka sudah melakukan perannya sebagai pihak ketiga yang netral dan telah
memberikan solusi ataupun pilihan opsi yang bisa dipertimbangkan oleh kedua belah pihak yang berkonflik.
Adapun yang menjadi solusi akhir dari proses mediasi yang dilakukan adalah agar kedua belah pihak yang berkonflik mengajukan kasus tersebut ke
pengadilan. Karena dari setiap proses mediasi yang dilakukan tim mediasi merasa bahwa masyarakat terlalu bersikeras untuk mendapatkan hak atas tanah yang
diperkarakan tanpa memiliki bukti yang sah sehingga sulit untuk mendapatkan kata kesepakatan antara kedua belah pihak yang berkonflik.
Aktor tim mediasi mengemukakan bahwa kunci keberhasilan dari mediasi yang telah dilaksanakan ialah adanya kemauan dari kedua belah pihak agar
Universitas Sumatera Utara
77
konflik yang terjadi segera berakhir. Peran para aktor yang berkonflik juga sangat menentukan dalam mencapai konsensus, sehingga dapat menyelesaikan
permasalahan dan memberikan pengaruh yang kuat bagi jalannya resolusi konflik. Keterbukaan dan kemauan dari pihak perusahaan juga dinilai berpengaruh dalam
hal tercapainya suatu konsensus resolusi konflik. Dalam kasus ini, konsensus tidak dapat tercapai karena sulitnya kedua belah pihak untuk menyatukan
pendapat mereka. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh adanya kepentingan- kepentingan lain dari kedua belah pihak yang berkonflik.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lusia 2010 juga mengatakan bahwa keberhasilan pihak ketiga yang berfungsi sebagai mediator tergantung pada
kredibilitas dan peran yang dimilikinya, serta pendekatan yang digunakan. Pendekatan yang relevan adalah pendekatan bebas nilai non-judmental yang
didasarkan pada kepercayaan yang dimiliki pihak ketiga. Selain itu fleksibilitas yang berkaitan dengan kemampuan aktor pihak ketiga dalam menyelesaikan
masalah. Karena itu, mekanisme dan fleksibilitas serta independensi sangat menentukan posisi pihak ketiga.
4.6.2 Hubungan Para Aktor